Ikrar Aqaba: Peristiwa di Musim Haji yang Menegangkan

Rabu, 03 Juni 2020 - 15:47 WIB
loading...
A A A
Abbas bin Ubadah melanjutkan,”Sesungguhnya kalian membaiat orang ini untuk memerangi orang-orang berkulit merah dan berkulit hitam. Kalau harta kalian yang habis itu kalian anggap sebagai musibah dan meninggalnya pemimpin-pemimpin kalian itu kalian anggap sebagai pembunuhan maka menyerahlah kalian sejak sekarang. Demi Allah, jika kalian melakukan hal yang demikian, itulah kehinaan di dunia dan akhirat.”

Tanpa ragu, orang-orang Yatsrib berkata, ”Kami mengambilnya meskipun ini mengurangi harta kami dan menewaskan orang-orang terhormat kami. Kalau kami melakukan hal tersebut, kami mendapatkan apa ya Rasulullah?”

Rasulullah menjawab dengan mantap, ”Surga.”

Mereka langsung menukas, ”Ulurkan tanganmu.”

Rasulullah kemudian mengulurkan tangannya langsung disambut oleh tangan semua yang hadir. Maka baiat Aqabah kedua terjadi. Isi baiat adalah, muslim Yatsrib memberikan perlindungan dan jaminan keamanan terhadap Rasulullah dan pengikutnya dari musuh-musuhnya.

"Kami berikrar mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan kami tidak takut kritik siapapun atas jalan Allah ini."

Selesai ikrar itu, Nabi berkata kepada mereka: "Pilihkan dua belas orang pemimpin dari kalangan tuan-tuan yang akan menjadi penanggung-jawab masyarakatnya."

Mereka lalu memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Kemudian kepada pemimpin-pemimpin itu Nabi berkata: "Tuan-tuan adalah penanggung jawab masyarakat tuan-tuan seperti pertanggung-jawaban pengikut-pengikut Isa bin Mariam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggungjawab"



Peristiwa ini selesai pada tengah malam di celah gunung 'Aqaba, jauh dari masyarakat ramai, atas dasar kepercayaan, bahwa hanya Allah Yang mengetahui keadaan mereka. Akan tetapi, begitu peristiwa itu selesai, tiba-tiba mereka mendengar ada suara berteriak yang ditujukan kepada Quraisy: "Muhammad dan orang-orang yang pindah kepercayaan itu sudah berkumpul akan memerangi kamu!"

Suara itu datangnya dari seseorang yang keluar untuk urusannya sendiri. Mengetahui keadaan mereka itu sedikit dengan melalui pendengarannya yang selintas, ia lalu bermaksud hendak mengacaukan rencana itu dan mau menanamkan kegelisahan dalam hati mereka, bahwa rencana mereka malam itu diketahui. Akan tetapi pihak Khazraj dan Aus tetap pada janji mereka. Bahkan 'Abbas bin 'Ubada - setelah mendengar suara simata-mata itu - berkata kepada Rasulullah:

"Demi Allah Yang telah mengutus tuan atas dasar kebenaran, kalau sekiranya tuan sudi, penduduk Mina itu besok akan kami habisi dengan pedang kami."

Ketika itu Rasulullah menjawab: "Kami tidak diperintahkan untuk itu. Kembalilah ke kemah tuan-tuan."

Bocor ke Kaum Quraisy
Merekapun kembali ke tempat mereka bermalam, lalu tidur. Keesokan harinya pagi-pagi baru mereka bangun. Akan tetapi pagi itu juga Quraisy sudah mengetahui berita adanya ikrar itu. Mereka terkejut sekali. Pagi itu pemuka-pemuka Quraisy mendatangi Khazraj di tempatnya masing-masing.



Mereka menyesalkan Khazraj dan mengatakan, bahwa mereka tidak ingin berperang dengan Khazraj. Tetapi kenapa mau bersekutu dengan Muhammad memerangi mereka. Ketika itu juga orang-orang musyrik dari kalangan Khazraj bersumpah-sumpah bahwa hal semacam itu tidak ada sama sekali. Sedangkan Muslimin malah diam saja setelah dilihatnya Quraisy lagaknya akan mempercayai keterangan orang-orang yang seagama dengan mereka itu.

Orang-orang Quraisy kembali tanpa dapat mengiakan atau meniadakan berita tersebut. Tetapi mereka terus menyelidiki, kalau-kalau dapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Sementara itu orang-orang Yastrib sudah mengangkat perbekalan mereka dan kembali menuju negeri mereka sebelum pihak Quraisy mengetahui benar apa yang mereka lakukan itu.

Setelah kemudian Quraisy mengetahui, bahwa berita itu memang benar, mereka berangkat mencari orang-orang Yastrib itu. Tetapi sudah tak ada lagi yang akan dapat mereka jumpai selain Sa'd bin 'Ubada, yang lalu diambil dan dibawanya ke Makkah. Ia disiksa. Tetapi kemudian Jubair bin Mut'im bin 'Adi dan al-Harith bin Umayya datang menolongnya. Dulu orang ini pernah menolong mereka ketika mereka dalam perjalanan perdagangan ke Syam lewat Yastrib. ( )
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2263 seconds (0.1#10.140)