Wafatnya Umar bin Khattab dan Kisah Penaklukan Azerbaijan

Minggu, 13 Oktober 2024 - 14:06 WIB
loading...
Wafatnya Umar bin Khattab...
Pada masa Utsman, penduduk Azerbaijan menolak membayar jizyah. Ilustrasi: Ist
A A A
PADAmasa Umar bin Khattab kedaulatan Islam sudah membentang jauh dari ujung Persia di timur sampai di perbatasan Sirenaika dan Tripoli di barat, dari Laut Kaspia di utara sampai ke Nubia di selatan.

Negeri-negeri yang sudah dibebaskan oleh pihak Muslimin dalam kedaulatan itu percaya bahwa mereka tak akan dapat dikalahkan. Sungguhpun begitu, timbulnya pembangkangan dari waktu ke waktu masih juga mengusik hati rakyat daerah-daerah untuk memberontak kepada pihak Muslimin dan mengingkari perjanjian yang sudah disepakati bersama.

Muhammadi Husain Haekal dalam bukunya yangditerjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mengatakanhal ini tidak mengherankan, para pendatang itu orang-orang yang berbeda ras, berbeda bahasa dan keyakinan.

"Juga tidak mengherankan, orang-orang Arab Hirah dan Gassan sampai tahun-tahun belakangan sebelum pembebasan masing-masing masih di bawah kekuasaan dan pengaruh Persia dan Romawi ," jelasnya.



Fitnah di Kawasan Kedaulatan

Juga tidak mengherankan bibit-bibit fitnah masih akan menggerakkan hati orang di negeri-negeri yang sudah dibebaskan itu. Hal ini sesuai dengan posisi mereka masing-masing: Muslimin terhadap mereka dan posisi mereka terhadap Muslimin.

Tak ada garnisun sebagai kekuatan bersenjata yang ditempatkan di negeri-negeri tersebut, tetapi dengan setiap wilayah yang dibebaskan itu diadakan perjanjian atas dasar jizyah dalam jumlah tertentu yang harus dibayar warga kepada mereka, kemudian pemerintahan negeri diserahkan kepada penduduk negeri.

Setelah itu kekuatan mereka ditarik kembali ke markas-markas Arab sendiri. Haekal menjelaskan dari semua markas itu yang terbesar dipusatkan di kota-kota Damsyik dan Hims di Syam, sama seperti yang di Irak , dipusatkan di kota-kota Basrah dan Kufah.

Sungguhpun begitu, di Mesir pasukan Arab tak punya persenjataan yang kuat selain yang di Babilon, letak Mesir Lama yang sekarang.

Menurut Haekal, karenanya di masa Umar sendiri tidak jarang terjadi pembangkangan daerah dengan menolak membayar jizyah dan menjauhkan diri dari pihak Arab dengan berlindung di benteng-benteng itu, sehingga Umar mengirimkan kekuatan ke sana untuk menundukkan mereka kembali.



Akan tetapi tak ada anggota pasukan yang ditinggalkan untuk menjaga ketertiban dan mengharuskan mereka menghormati perjanjian itu, karena meluasnya daerah Kedaulatan yang begitu cepat, sehingga pasukan harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Di samping itu, kalau angkatan bersenjata yang ditinggalkan di negeri-negeri yang baru dibebaskan itu jumlahnya kecil, dikhawatirkan akan terjadi perlawanan yang dapat mengalahkannya. Ini akan membawa pengaruh buruk, suatu hal yang samasekali tidak diinginkan. Sungguhpun begitu,Khalifah Umarselalu mampu menggagalkan para pembangkang itu dan menjatuhkan hukuman kepada mereka untuk dijadikan contoh bagi yang lain.

Pembebasan Azerbaijan

Daerah Azerbaijan dan sekitarnya dari arah barat, ialah yang terakhir ditaklukkan oleh pihak Muslimin di kawasan Persia pada masa Umar. Letak Azerbaijan ke arah barat daya dari Laut Kaspia tanah pegunungan yang ketinggiannya dari permukaan laut sekitar 1500 meter, dengan puncak-puncak gunung ada yang mencapai 4000 meter.

Ketika dimasuki pasukan Muslimin di tempat ini terdapat banyak sekali tempat penyembahan api. Kawasan ini ditaklukkan oleh Utbah bin Farqad, yang kemudian mengadakan persetujuan dengan pihak Azerbaijan dengan izin Huzaifah bin Yaman.



Untuk mereka dibuatkan jaminan tertulis mengenai keamanan di dataran, di pegunungan, mengenai upacara-upacara keagamaan mereka serta masyarakatnya, mengenai jiwa dan harta benda mereka, segala keyakinan mereka, dengan syarat mereka membayar jizyah sesuai dengan kemampuan.

Dari Azerbaijan ini penaklukan meluas ke Bab dan ke Mauqan. Sesudah kedua kota itu ditaklukkan oleh pihak Muslimin, Abdur-Rahman bin Rabi'ah berpindah, untuk kemudian menyerang Turki yang bertetangga.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)