Anda Ingin Umur Panjang? Yuk, Amalkan 4 Amalan ini!
loading...
A
A
A
Umur umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sangat terbatas, tidak bisa menambahkan atau mengurangi sedikit pun. Berbeda dengan kebanyakan umur umat manusia terdahulu yang bisa mencapai usia hingga ratusan tahun. Rata-rata umur manusia zaman sekarang hanya mencapai 60-70 tahun.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit di antara mereka yang melebihi itu.” (HR. At-Tirmidzi No. 3550)
Muncul sebuah pertanyaan, apakah umur bisa bertambah? Dikarenakan terdapat sebuah riwayat hadis Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Al-Bukhari No. 9586)
Para ulama berbeda pendapat dalam memahami perpanjangan umur dalam hadis di atas. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa perpanjangan ini maksudnya adalah penambahan tahun, bulan, dan hari dalam masa kehidupan. Sebagian lain berpendapat—dan ini yang lebih kuat insyaallah, maksudnya adalah berkah umur dalam bimbingan ketaatan, pemanfaatannya untuk amal kebajikan, dan terjaganya dari kesia-siaan.
Sedangkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menambahkan, berkah adalah seseorang dapat melakukan amal saleh di waktu yang singkat di mana orang lain tidak bisa mengerjakannya kecuali di waktu yang panjang.
Oleh karena itu, Islam telah menawarkan amalan-amalan yang dapat memperpanjang umur. Ada 4 amal saleh yang manakala ia dilazimi dengan baik, akan berbuah mendapatkan umur panjang, yakni:
1. Akhlak yang baik
Memiliki akhlak yang baik adalah tuntutan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Karena amal ini akan dapat melipatgandakan kebaikan dan panjang umur dalam ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu,
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. At-Tirmidzi dalam Shahih Al-Jaami’)
Jika seorang muslim memiliki akhlak yang baik, ia dapat melampaui pahala orang yang gemar puasa di siang hari dan gemar salat di malam hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan akhlak baiknya.” (HR. Abu Daud No. 4798)
2. Silaturahim
Menjaga tali silaturahim baik kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab maupun kepada yang tidak memiliki ikatan nasab adalah amal saleh yang bisa menjadi sebab Allah memanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abdullah bin Mas’ud,
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani dalam Shahih Al-Jami’ No. 3797)
Dalam sabdanya yang lain,
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).” (HR. Al-Bukhari 5986)
Maka dari itu jauhilah dosa memutus tali silaturahim, karena ia menjadi sebab datangnya laknat dan hukuman dari Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan:
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia—bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud no. 921)
3. Berbuat baik kepada tetangga
Dalam hidup bermasyarakat di sana ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi. Di antaranya adalah hak tetangga untuk mendapatkan perlakuan baik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit di antara mereka yang melebihi itu.” (HR. At-Tirmidzi No. 3550)
Muncul sebuah pertanyaan, apakah umur bisa bertambah? Dikarenakan terdapat sebuah riwayat hadis Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Al-Bukhari No. 9586)
Para ulama berbeda pendapat dalam memahami perpanjangan umur dalam hadis di atas. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa perpanjangan ini maksudnya adalah penambahan tahun, bulan, dan hari dalam masa kehidupan. Sebagian lain berpendapat—dan ini yang lebih kuat insyaallah, maksudnya adalah berkah umur dalam bimbingan ketaatan, pemanfaatannya untuk amal kebajikan, dan terjaganya dari kesia-siaan.
Sedangkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menambahkan, berkah adalah seseorang dapat melakukan amal saleh di waktu yang singkat di mana orang lain tidak bisa mengerjakannya kecuali di waktu yang panjang.
Oleh karena itu, Islam telah menawarkan amalan-amalan yang dapat memperpanjang umur. Ada 4 amal saleh yang manakala ia dilazimi dengan baik, akan berbuah mendapatkan umur panjang, yakni:
1. Akhlak yang baik
Memiliki akhlak yang baik adalah tuntutan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Karena amal ini akan dapat melipatgandakan kebaikan dan panjang umur dalam ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَة
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. At-Tirmidzi dalam Shahih Al-Jaami’)
Jika seorang muslim memiliki akhlak yang baik, ia dapat melampaui pahala orang yang gemar puasa di siang hari dan gemar salat di malam hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan akhlak baiknya.” (HR. Abu Daud No. 4798)
2. Silaturahim
Menjaga tali silaturahim baik kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab maupun kepada yang tidak memiliki ikatan nasab adalah amal saleh yang bisa menjadi sebab Allah memanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abdullah bin Mas’ud,
صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُر
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani dalam Shahih Al-Jami’ No. 3797)
Dalam sabdanya yang lain,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).” (HR. Al-Bukhari 5986)
Maka dari itu jauhilah dosa memutus tali silaturahim, karena ia menjadi sebab datangnya laknat dan hukuman dari Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia—bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud no. 921)
3. Berbuat baik kepada tetangga
Dalam hidup bermasyarakat di sana ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi. Di antaranya adalah hak tetangga untuk mendapatkan perlakuan baik.