Ketika Umar Nekad Deklarasi Masuk Islam Kepada Kaum Quraisy
loading...
A
A
A
“Lalu? Kalau orang mencari sesuatu untuk dirinya sendiri kalian mau apa? Kamu kira Banu Adi bin Ka'b akan menyerahkan anggotanya begitu saja? Biarkan dia..! Seolah mereka pakaian yang sudah tak terpakai..."
Lelaki pembela Umar itu adalah al-As bin Wa'il dari Banu Sahm. Dia adalah ayah Amr bin As. Banu Sahm ini sekutu kami adalah sekutu Bani Adi.
Pihak Quraisy tetap mengancam Umar setelah ia lepas dari mereka. Umar tinggal di rumah menunggu dengan rasa khawatir. Abdullah bin Umar menuturkan, dalam kondisi itu tiba-tiba al-As bin Wa'il as-Sahmi datang. "Ada apa?" tanya al-As kepada Umar. "Golongan Anda bermaksud akan membunuh saya kalau saya bergabung ke dalam Islam," jawab Umar.
"Tak mungkin," kata al-As.
Mendengar itu Umar merasa aman. Ketika al-As keluar dari tempat Umar, ia menemui orang banyak yang sedang marah. "Mau ke mana kalian?" tanyanya.
"Kami akan mendatangi Umar yang sudah meninggalkan agama kita."
"Kalau Umar sudah meninggalkan agama kita lalu mengapa? Saya akan melindunginya!" ujar Al-As tegas. Mendengar pernyataan Al-As itu, mereka lalu bubar.
Muhammad Husain Haekal dalam “Umar bin Khattab” menjelaskan perlindungan al-As kepada Umar bin Khattab ini punya pertalian sejarah, Pada jaman jahiliyah, Banu Sahm selalu melindungi Banu Adi bin Ka'b. Tatkala Banu Adi bersaing dengan Banu Abdu-Syams dan kalah, kemudian diusir oleh Banu Abdu-Syams dari Safa, mereka berlindung kepada Banu Sahm.
Perlindungan ini membuat Umar makin berani menghadapi kaum Quraisy. Disebutkan bahwa Umar pernah bertanya kepada Nabi: "Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?"
Rasulullah menjawab: "Memang benar! Demi Allah, hidup dan mati kalian dalam kebenaran."
"Kalau begitu," kata Umar lagi, "Mengapa kita sembunyi-sembunyi? Demi Yang mengutus Anda demi kebenaran, kita harus keluar!"
Tak lama Nabi pun keluar dalam dua rombongan. Dalam rombongan yang satu ada Umar bin Khattab dan dalam rombongan kedua ada Hamzah bin Abdul Muthalib. Keduanya merupakan lambang keperkasaan.
Tatkala memasuki masjid, Quraisy hanya melihat dengan wajah sendu. Mereka yang beringas ataupun yang bijak, tak ada yang berani mendekati kedua rombongan yang di dalamnya ada dua tokoh itu.
Gayung Bersambut
Umar sudah menerima Islam, dan semua orang harus tahu bahwa dia sudah menganut agama Islam. Siapa saja boleh marah kepadanya, terserah. Siapa saja boleh memeranginya kalau mau. Siapa saja, biar mereka yang berkumpul di tempat-tempat pertemuan mereka di sekitar Ka'bah berkomplot melawan dan memusuhinya.
Lelaki pembela Umar itu adalah al-As bin Wa'il dari Banu Sahm. Dia adalah ayah Amr bin As. Banu Sahm ini sekutu kami adalah sekutu Bani Adi.
Pihak Quraisy tetap mengancam Umar setelah ia lepas dari mereka. Umar tinggal di rumah menunggu dengan rasa khawatir. Abdullah bin Umar menuturkan, dalam kondisi itu tiba-tiba al-As bin Wa'il as-Sahmi datang. "Ada apa?" tanya al-As kepada Umar. "Golongan Anda bermaksud akan membunuh saya kalau saya bergabung ke dalam Islam," jawab Umar.
"Tak mungkin," kata al-As.
Mendengar itu Umar merasa aman. Ketika al-As keluar dari tempat Umar, ia menemui orang banyak yang sedang marah. "Mau ke mana kalian?" tanyanya.
"Kami akan mendatangi Umar yang sudah meninggalkan agama kita."
"Kalau Umar sudah meninggalkan agama kita lalu mengapa? Saya akan melindunginya!" ujar Al-As tegas. Mendengar pernyataan Al-As itu, mereka lalu bubar.
Muhammad Husain Haekal dalam “Umar bin Khattab” menjelaskan perlindungan al-As kepada Umar bin Khattab ini punya pertalian sejarah, Pada jaman jahiliyah, Banu Sahm selalu melindungi Banu Adi bin Ka'b. Tatkala Banu Adi bersaing dengan Banu Abdu-Syams dan kalah, kemudian diusir oleh Banu Abdu-Syams dari Safa, mereka berlindung kepada Banu Sahm.
Perlindungan ini membuat Umar makin berani menghadapi kaum Quraisy. Disebutkan bahwa Umar pernah bertanya kepada Nabi: "Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?"
Rasulullah menjawab: "Memang benar! Demi Allah, hidup dan mati kalian dalam kebenaran."
"Kalau begitu," kata Umar lagi, "Mengapa kita sembunyi-sembunyi? Demi Yang mengutus Anda demi kebenaran, kita harus keluar!"
Tak lama Nabi pun keluar dalam dua rombongan. Dalam rombongan yang satu ada Umar bin Khattab dan dalam rombongan kedua ada Hamzah bin Abdul Muthalib. Keduanya merupakan lambang keperkasaan.
Tatkala memasuki masjid, Quraisy hanya melihat dengan wajah sendu. Mereka yang beringas ataupun yang bijak, tak ada yang berani mendekati kedua rombongan yang di dalamnya ada dua tokoh itu.
Gayung Bersambut
Umar sudah menerima Islam, dan semua orang harus tahu bahwa dia sudah menganut agama Islam. Siapa saja boleh marah kepadanya, terserah. Siapa saja boleh memeranginya kalau mau. Siapa saja, biar mereka yang berkumpul di tempat-tempat pertemuan mereka di sekitar Ka'bah berkomplot melawan dan memusuhinya.