6 Tempat Favorit Jin Tinggal dan Berkumpul

Minggu, 28 November 2021 - 16:55 WIB
loading...
A A A
Para Jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai makanan mereka. Rasulullah SAW menjawab: “Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah, serta semua kotoran binatang ternak kalian”.

Rasulullah SAW kemudian melanjutkan sabdanya: “Oleh karena itu, janganlah — kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan saudara kalian (golongan jin).” (HR Muslim)

Iding Sanus mengatakan, termasuk dalam masalah tempat kosong adalah di kamar rumah kita masing masing, bangsa jin suka di atas tempat tidur. Setiap tempat tidur yang ditinggalkan berarti disodorkan kepada setan untuk mereka tiduri. Bahkan tempat tidur yang sama yang selama ini kita gunakan. “Tidak ada satu kasur pun yg tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali setan akan tidur di atas kasur itu.” (Akamul Marjan fi ahkamil Jaan)



Keenam, tempat teduh dan panas. Menurut Iding Sanus, terdapat beberapa riwayat yang menegaskan larangan untuk duduk di tempat yang terkena teduh dan panas.

Di antaranya dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: "Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah.'” (HR Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, dari Abu Iyadh, dari salah seorang sahabat Nabi SAW, beliau mengatakan, Rasulullah SAW melarang duduk di antara tempat yang terkena panas dan tempat yang terkena naungannya. Beliau SAW bersabda, “Itu adalah tempat duduknya setan.' (HR Ahmad)

Nabi SAW memberi alasan larangan di atas karena tempat tersebut adalah tempatnya setan, sementara kita dilarang menyerupai setan.

Ibnu Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad, “Benarkah duduk di tempat yang terkena teduh dan panas itu makruh?” Jawab Imam Ahmad, “Itu makruh. Bukankah sudah ada larangan tentang ini?”

Karena itu, bagi mereka yang duduk di tempat yang terkena teduh dan panas, atau mereka yang duduk di tempat yang semua kena panas, agar dia berpindah ke tempat yang semuanya terkena teduh.

Dari Qais bin Abi Hazim dari ayahnya, beliau bercerita, “Nabi SAW melihat aku duduk di bawah terik matahari, lalu beliau bersabda, “Pindahlah ke tempat teduh” (HR Al-Hakim)

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2293 seconds (0.1#10.140)