Kisah Cinta Mengharukan Atikah dan Abdullah Putra Abu Bakar

Senin, 08 Juni 2020 - 18:16 WIB
loading...
A A A
Cinta memang bisa mengubah segalanya. Ibnu Hazm yang menulis kitab Fikih Al Muhalla, berubah seperti sosok yang berbeda ketika bicara tentang cinta dalam bukunya Thauqul Hamamah.

Begitu juga Ibnu Qayyim yang menghantam pemikiran sesat Jahmiyyah dan Mu’athilah dalam bukunya Ash Shawaiq Al Mursalah. Ia berubah seperti sosok yang berbeda ketika membahas cinta dalam bukunya Raudhatul Muhibbin.

Baca juga
: Kisah Syahidnya Umar bin Khattab dan Kenaikan Pajak

Begitu juga Abdullah, pejuang hijrah, seakan sosok berbeda saat cinta Atikah. Itu adalah rasa yang dianugerahkan Allah. Yang terpenting semuanya tetap mulia.

Dalam semua dakwah yang dilakukan oleh Nabi setelah rujuk, Abdullah mengambil bagian aktif dan bertempur dengan gagah berani.

Baca Juga: Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua yang Menaklukkan Romawi dan Persia
Namun sayang sungguh disayang ketika ia ikut serta dalam pertempuran Thaif sebilah panah melesat ke arahnya dan langsung mengenainya sehingga ia pun gugur dalam medan tempur. Peristiwa itu terjadi pada tahun 633 M pada tahun pertama kekhalifahan Abu Bakar.

Berita gugurnya Abdullah pun sampai pada Atikah.



Atikah pun membacakan syairnya:

رزيت بخير الناس بعد نبيهم
و بعد أبي بكر و ما كان قصرا
وآليت لا تنفك عيني حزينة
عليك لا ينفك جلدي أغبرا
فلله عينا من رأى مثله فتى
أكر و أحمى في الهياج و أصبرا
إذا شرعت فيه الأسنة خاضها
إلى الموت ختى يترك الرمح أحمرا

"Aku telah dilindungi oleh sebaik-baik manusia setelah Nabinya
Dan setelah Abu Bakr, dan ia tak pernah mengabaikanku.
Dan aku bersumpah mata ini tak kan pernah berhenti dari kesedihan atas dirimu
Dan kulit ini akan senantiasa usang
Duhai kiranya ada mata yang menyaksikan pemuda seperti dirinya.
Dia menyerang dan melindungi dalam perang yang berkobar dipenuhi kesabaran...



Setelah peristiwa itu berlalu maka Umar bin Khathab menikahi Atikah, dan mengadakan pesta pernikahan.

Di antara undangan yang datang adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali meminta izin kepada Umar untuk menyampaikan beberapa ucapan untuk Atikah.Umar pun mengizinkan



Maka Ali menyampaikan beberapa ucapan pada Atikah dari balik hijab.

يا عدية نفسها !...
و آليت لا تنفك عيني قريرة
عليك ولا ينفك جلدي أصفرا

"Wahai wanita yang menelantarkan jiwanya
Aku bersumpah mata ini tak kan pernah berhenti untuk bahagia atas dirimu
Dan kulit ini tak kan pernah berhenti menguning karnanya.

Mendengar ucapan Ali maka Atikah pun menangis (karena teringat akan Abdullah), sehingga membuat Umar bertanya:
"Apa yang membuatmu menangis?"

"Setiap wanita pasti melakukan hal ini," jawab Atikah. ( )
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3676 seconds (0.1#10.140)