Keistimewaan Wanita yang Jarang Diketahui, Begini Sikap Nabi Terhadap Putrinya
loading...
A
A
A
Perempuan adalah sekeping surga yang ada di dunia. Mereka punya keistimewaan di sisi Allah sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperlakukan perempuan dengan akhlak mulia.
"Muslimah itu begitu berharga. Kita ditakdirkan sejak bayi dan wajib kita syukuri terlahir sebagai seorang muslimah. Menjadi seorang muslimah adalah suatu kenikmatan yang harus disyukuri," kata Ustazah Syarifah Halimah Alaydrus saat mengisi tausiyah di Masjid Raya Asmaul Husna, Kabupaten Tangerang, belum lama ini.
Dulu, wanita tidak dihargai, selalu dijadikan nomor 2 bahkan barang komoditas, na'udzbillaah. Setelah Islam datang, kaum perempuan sangat diistimewakan dan dihargai.
Kalau sekarang ada wanita yang berpakaian seksi itu bukan kemajuan, tetapi kemunduran. Kalau perempuan sekarang menjual diri untuk memenuhi gaya hidup itu bukan kemajuan, tetapi juga kemunduran yang hakikatnya sama dengan zaman jahiliyah.
Ustazah Halimah Alaydrus mengatakan, jika membuka aurat untuk dilihat yang bukan mahram maka itu kemunduran, bukan kemajuan. Sebab, dulu derajatnya rendah namun diangkat setelah datangnya Islam. Pada masa jahiliyah, Al-Qur'an menceritakan: "Apabila diberi kabar gembira apabila diberikan anak baik laki-laki ataupun perempuan, tapi ada di antara mereka yang wajahnya menghitam kalau anaknya perempuan."
Pada masa jahiliyah, Allah menceritakan pada zaman dulu apabila ada bayi perempuan yang lahir akan dikubur karena tidak diinginkan, yang diinginkan adalah bayi laki-laki. Itulah kehidupan sebelum Islam datang. Perempuan sangat tidak diharapkan, namun berbeda dengan ketika Islam datang, para wanita sangat dimuliakan.
Sikap Rasulullah Terhadap Putri dan Istri Beliau
Rasulullah mempunyai anak perempuan empat. Pada saat Rasulullah menerima wahyu mereka masih hidup semua tapi hanya Sayyidatuna Fatimah yang belum menikah. Sehingga Nabi menjadikan Sayyidah Fatimah sebagai sosok penghibur Rasulullah.
Kisah romantis Rasulullah dengan Sayyidah Fatimah, setiap bertemu mereka langsung saling memeluk dan mencium antar keningnya. Sayyidah Fatimah selalu dipeluk dan dicum oleh Nabi sekalipun Sayyidah Fatimah sudah menikah.
Ucapan Rasulullah dengan putrinya pun sangat romantis, Rasulullah menyebut Fatimah "Ummu Abiha" (Fatimah adalah ibu bagi ayahnya). Masyaa Allah segitu sayangnya Nabi kepada putrinya di mana kehidupan saat itu anak-anak perempuan lainnya yang lahir langsung dikubur hidup-hidup.
Segitu romantisnya Nabi kepada Sayyidah Fatimah sehingga Nabi berkata: "Fatimah adalah bagian dariku." Memilikimu Fatimah selayaknya aku memiliki anak juga, ibu juga bagi aku. Nabi begitu memperlakukan perempuan dengan sangat lembut.
Perhatikan kehidupan Nabi terhadap istri-istrinya. Ketika mereka (orang lain) melihat Rasulullah menyayangi anak perempuannya, maka mereka berpikir bahwa beginilah cara memperlakukan perempuan.
Nabi memanggil Sayyidah 'Aisyah dengan sebutan 'Aish' (hidupku). Sayyidah 'Aisyah bercerita romantisnya Rasulullah, ketika aku minum kemudian meletakkannya, dan suamiku mencari bekas letak bibirku di gelas itu.
Nabi segitu romantisnya kepada Sayyidah Sofia, di saat Sayyidah tidak sampai untuk menaiki unta, maka Nabi duduk memberikan pahanya untuk jadi pijakan bagi Sayyidah Sofia untuk menaiki unta.
Kaum laki-laki kalau ingin romantis jangan ikuti orang-orang zaman sekarang, tapi teladanilah Rasulullah. Jika ingin belajar memperlakukan wanita, maka belajarlah dari Rasulullah.
Pelajari sejarah Islam, maka engkau akan tahu bagaimana Islam meninggikan derajat perempuan . Nabi berkata: "Perempuan adalah tiang negara. Jika baik perempuannya, maka baik negaranya, namun jika rusak perempuannya, maka rusak negaranya."
Kenapa tiang? Karena pada tiang seluruh yang ada padanya bertumpu. Selayaknya jika di rumah perempuannya senang, maka senang seisi rumah, begitupun sebaliknya.
Kalau dalam rumah suami dan anak-anak bahagia di situ dipastikan ada sosok ibu yang selalu memberikan semua kasih sayangnya untuk keluarga. Sebagai perempuan, mereka sangat berharga dan berpengaruh, dan kalau kamu melihat suamimu ambruk, anak-anakmu ambruk, maka yang harus dikuatkan adalah dirimu (perempuan) karena kamu adalah tiangnya.
Otak perempuan didesain sangat cerdas. Perempuan bisa mengerjakan berbagai kerjaan dalam satu waktu, beda dengan laki-laki yang butuh konsentrasi dalam mengerjakan satu hal.
Sebagai anak perempuan, maka kamu adalah bidadari kecil yang akan menarik tangan orang tuamu dari neraka. Namun jika kamu seorang istri, maka kamu adalah sekeping keindahan surga. Sesurga-surganya bumi, seindah-indahnya bumi adalah istri shalehah (perempuan salehah).
Sebagai perempuan, Nabi Muhammad menempatkan kelas surga sebagaimana sabda beliau: "Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan, lalu bersikap sabar terhadap keluh kesah, suka duka, dan jerih payah mengasuh (mendidik) mereka, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayangnya kepada mereka."
"Muslimah itu begitu berharga. Kita ditakdirkan sejak bayi dan wajib kita syukuri terlahir sebagai seorang muslimah. Menjadi seorang muslimah adalah suatu kenikmatan yang harus disyukuri," kata Ustazah Syarifah Halimah Alaydrus saat mengisi tausiyah di Masjid Raya Asmaul Husna, Kabupaten Tangerang, belum lama ini.
Dulu, wanita tidak dihargai, selalu dijadikan nomor 2 bahkan barang komoditas, na'udzbillaah. Setelah Islam datang, kaum perempuan sangat diistimewakan dan dihargai.
Kalau sekarang ada wanita yang berpakaian seksi itu bukan kemajuan, tetapi kemunduran. Kalau perempuan sekarang menjual diri untuk memenuhi gaya hidup itu bukan kemajuan, tetapi juga kemunduran yang hakikatnya sama dengan zaman jahiliyah.
Ustazah Halimah Alaydrus mengatakan, jika membuka aurat untuk dilihat yang bukan mahram maka itu kemunduran, bukan kemajuan. Sebab, dulu derajatnya rendah namun diangkat setelah datangnya Islam. Pada masa jahiliyah, Al-Qur'an menceritakan: "Apabila diberi kabar gembira apabila diberikan anak baik laki-laki ataupun perempuan, tapi ada di antara mereka yang wajahnya menghitam kalau anaknya perempuan."
Pada masa jahiliyah, Allah menceritakan pada zaman dulu apabila ada bayi perempuan yang lahir akan dikubur karena tidak diinginkan, yang diinginkan adalah bayi laki-laki. Itulah kehidupan sebelum Islam datang. Perempuan sangat tidak diharapkan, namun berbeda dengan ketika Islam datang, para wanita sangat dimuliakan.
Sikap Rasulullah Terhadap Putri dan Istri Beliau
Rasulullah mempunyai anak perempuan empat. Pada saat Rasulullah menerima wahyu mereka masih hidup semua tapi hanya Sayyidatuna Fatimah yang belum menikah. Sehingga Nabi menjadikan Sayyidah Fatimah sebagai sosok penghibur Rasulullah.
Kisah romantis Rasulullah dengan Sayyidah Fatimah, setiap bertemu mereka langsung saling memeluk dan mencium antar keningnya. Sayyidah Fatimah selalu dipeluk dan dicum oleh Nabi sekalipun Sayyidah Fatimah sudah menikah.
Ucapan Rasulullah dengan putrinya pun sangat romantis, Rasulullah menyebut Fatimah "Ummu Abiha" (Fatimah adalah ibu bagi ayahnya). Masyaa Allah segitu sayangnya Nabi kepada putrinya di mana kehidupan saat itu anak-anak perempuan lainnya yang lahir langsung dikubur hidup-hidup.
Segitu romantisnya Nabi kepada Sayyidah Fatimah sehingga Nabi berkata: "Fatimah adalah bagian dariku." Memilikimu Fatimah selayaknya aku memiliki anak juga, ibu juga bagi aku. Nabi begitu memperlakukan perempuan dengan sangat lembut.
Perhatikan kehidupan Nabi terhadap istri-istrinya. Ketika mereka (orang lain) melihat Rasulullah menyayangi anak perempuannya, maka mereka berpikir bahwa beginilah cara memperlakukan perempuan.
Nabi memanggil Sayyidah 'Aisyah dengan sebutan 'Aish' (hidupku). Sayyidah 'Aisyah bercerita romantisnya Rasulullah, ketika aku minum kemudian meletakkannya, dan suamiku mencari bekas letak bibirku di gelas itu.
Nabi segitu romantisnya kepada Sayyidah Sofia, di saat Sayyidah tidak sampai untuk menaiki unta, maka Nabi duduk memberikan pahanya untuk jadi pijakan bagi Sayyidah Sofia untuk menaiki unta.
Kaum laki-laki kalau ingin romantis jangan ikuti orang-orang zaman sekarang, tapi teladanilah Rasulullah. Jika ingin belajar memperlakukan wanita, maka belajarlah dari Rasulullah.
Pelajari sejarah Islam, maka engkau akan tahu bagaimana Islam meninggikan derajat perempuan . Nabi berkata: "Perempuan adalah tiang negara. Jika baik perempuannya, maka baik negaranya, namun jika rusak perempuannya, maka rusak negaranya."
Kenapa tiang? Karena pada tiang seluruh yang ada padanya bertumpu. Selayaknya jika di rumah perempuannya senang, maka senang seisi rumah, begitupun sebaliknya.
Kalau dalam rumah suami dan anak-anak bahagia di situ dipastikan ada sosok ibu yang selalu memberikan semua kasih sayangnya untuk keluarga. Sebagai perempuan, mereka sangat berharga dan berpengaruh, dan kalau kamu melihat suamimu ambruk, anak-anakmu ambruk, maka yang harus dikuatkan adalah dirimu (perempuan) karena kamu adalah tiangnya.
Otak perempuan didesain sangat cerdas. Perempuan bisa mengerjakan berbagai kerjaan dalam satu waktu, beda dengan laki-laki yang butuh konsentrasi dalam mengerjakan satu hal.
Sebagai anak perempuan, maka kamu adalah bidadari kecil yang akan menarik tangan orang tuamu dari neraka. Namun jika kamu seorang istri, maka kamu adalah sekeping keindahan surga. Sesurga-surganya bumi, seindah-indahnya bumi adalah istri shalehah (perempuan salehah).
Sebagai perempuan, Nabi Muhammad menempatkan kelas surga sebagaimana sabda beliau: "Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan, lalu bersikap sabar terhadap keluh kesah, suka duka, dan jerih payah mengasuh (mendidik) mereka, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayangnya kepada mereka."