Allah Mencintai Orang-Orang yang Lisannya Basah karena Zikir
loading...
A
A
A
Adapun zikir anggota tubuh, yaitu ia tenggelam dalam taat, dan dari itulah salat dinamakan zikir. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال الله تعالى: ﴿ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ﴾ [ الجمعة: 9]
Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (QS. al-Jum’at:9)
قال تعالى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴾ [ الأحزاب: 41]
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. al-Ahzab:41)
Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh hamba-hamba-Nya agar berzikir dan bersyukur kepada-Nya, mempekerjakan lisannya dalam setiap kondisi mereka dengan tasbih, tahlil, tahmid dan takbir.
Menurut Mujahid, inilah bacaan-bacaan yang diucapkan orang yang bersuci, berhadats dan junub, dan ia berkata: Tiadalah seseorang banyak berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala sehingga ia berzikir sambil berdiri, duduk dan berbaring.
a Menawar
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menyatakan sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepada hamba-Nya satu kewajiban kecuali menjadikan baginya batasan yang diketahui, kemudian ia memaafkan pelakunya di saat tidak bisa melakukan selain zikir. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menjadikan baginya batasan akhirnya dan tidak memaafkan seseorang dalam meninggalkannya kecuali yang terpaksa meninggalkannya. ( ).
Allah Ta’ala berfirman:
قال تعالى :﴿ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ ﴾ [النساء: 103]
... ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (QS. an-Nisaa`:103)
Malam dan siang, di darat dan di laut, saat safar dan menetap, kaya dan fakir, sakit dan sehat, tersembunyi dan tidak, dalam setiap kondisi, bila kamu melakukan hal itu niscaya Allah subhanahu wa ta’ala dan para malaikat-Nya mengucapan shalawat kepadamu.
Mu`adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Tidak ada sesuatu yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah Ta’ala selain zikir kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menyebutkan zikir dalam ayat yang sangat banyak dalam al-Qur`an dan menjadikan zikir-Nya bagi yang berzikir sebagai balasan bagi yang berzikir kepada-Nya, sesungguhnya ia yang terbesar dan menutup amal shalih dengannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( ألا أنبئكم بخير أعمالكم وأزكاها عند مليككم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من إنفاق الذهب والورق وخير لكم من تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم ! قالوا: بلى! قال: ذكر الله تعالى )) [أخرجه الترمذي].
“Maukah kamu kukabarkan amalmu yang terbaik dan paling bersih di sisi Raja-mu, paling tinggi pada derajatmu, lebih baik bagimu dari berinfak emas dan perak, lebih baik dari bertemu musuhmu lalu kamu menebas leher mereka dan mereka menebas lehermu? Mereka menjawab: ‘Tentu.’ Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.’ (HR At-Tirmidzi).
قال الله تعالى: ﴿ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ﴾ [ الجمعة: 9]
Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (QS. al-Jum’at:9)
قال تعالى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴾ [ الأحزاب: 41]
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. al-Ahzab:41)
Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh hamba-hamba-Nya agar berzikir dan bersyukur kepada-Nya, mempekerjakan lisannya dalam setiap kondisi mereka dengan tasbih, tahlil, tahmid dan takbir.
Menurut Mujahid, inilah bacaan-bacaan yang diucapkan orang yang bersuci, berhadats dan junub, dan ia berkata: Tiadalah seseorang banyak berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala sehingga ia berzikir sambil berdiri, duduk dan berbaring.
a Menawar
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menyatakan sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepada hamba-Nya satu kewajiban kecuali menjadikan baginya batasan yang diketahui, kemudian ia memaafkan pelakunya di saat tidak bisa melakukan selain zikir. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menjadikan baginya batasan akhirnya dan tidak memaafkan seseorang dalam meninggalkannya kecuali yang terpaksa meninggalkannya. ( ).
Allah Ta’ala berfirman:
قال تعالى :﴿ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ ﴾ [النساء: 103]
... ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (QS. an-Nisaa`:103)
Malam dan siang, di darat dan di laut, saat safar dan menetap, kaya dan fakir, sakit dan sehat, tersembunyi dan tidak, dalam setiap kondisi, bila kamu melakukan hal itu niscaya Allah subhanahu wa ta’ala dan para malaikat-Nya mengucapan shalawat kepadamu.
Mu`adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Tidak ada sesuatu yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah Ta’ala selain zikir kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menyebutkan zikir dalam ayat yang sangat banyak dalam al-Qur`an dan menjadikan zikir-Nya bagi yang berzikir sebagai balasan bagi yang berzikir kepada-Nya, sesungguhnya ia yang terbesar dan menutup amal shalih dengannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( ألا أنبئكم بخير أعمالكم وأزكاها عند مليككم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من إنفاق الذهب والورق وخير لكم من تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم ! قالوا: بلى! قال: ذكر الله تعالى )) [أخرجه الترمذي].
“Maukah kamu kukabarkan amalmu yang terbaik dan paling bersih di sisi Raja-mu, paling tinggi pada derajatmu, lebih baik bagimu dari berinfak emas dan perak, lebih baik dari bertemu musuhmu lalu kamu menebas leher mereka dan mereka menebas lehermu? Mereka menjawab: ‘Tentu.’ Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.’ (HR At-Tirmidzi).