Kisah Nabi Hanzalah, Dakwah di Tengah Kaum Rass yang Gemar Seks Menyimpang
loading...
A
A
A
Apabila burung itu terbang, ia bisa menutupi matahari seperti layaknya awan. Lehernya seperti leher unta, mempunyai empat sayap: dua panjang dan dua lagi pendek.
Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda, unta, gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya. Ketika binatang itu kian membahayakan, suka menyambar anak manusia yang masih kecil, lalu dibawa ke gunung dan mereka dijadikan santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas dari telurnya, maka penduduk kota tersebut mengadukannya kepada Nabi Hanzhalah bin Shafwan.
Atas pengaduan tersebut, Nabi Hanzhalah berdoa agar Allah membinasakan Anqa’. Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.”
Setelah itu, binatang tersebut jatuh dari langit dan kemudian terbakar bersama anak-anaknya hingga tak ada lagi wujudnya.
Sebagian orang Arab mengingkari keberadaan binatang bernama ‘Anqa’ ini. Menurutnya, itu hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh orang-orang Arab. Dalam hal ini ada sebuah syair: Aku telah belajar banyak dari anak-anak zaman. Mereka tidak bisa dijadikan sahabat, tetapi aku mesti bisa memilih-milih kesempatan. Akhirnya, aku tahu bahwa yang mustahil itu ada tiga, raksasa, ‘Anqa’, dan sahabat yang sempurna.
Makam Nabi Hanzhalah
Tatkala Nabi Hanzhalah berdakwah kepada kaum Rass mereka menentangnya. Mereka bahkan menyebut Nabi Hanzhalah seseorang yang menyesatkan sekaligus kafir.
Mereka pun berniat untuk membunuh Nabi Hanzhalah. Mereka ingin Nabi Hanzhalah mati dengan tersiksa. Kemudian mereka pun membuat sebuah sumur yang sangat dalam untuk membuang Nabi Hanzhalah dan membuatnya mati karena kelaparan serta kehausan.
Setelah mereka menangkap Nabi Hanzhalah dan melemparkan ke dalam sumur yang sudah dibuat lalu menutupnya dengan batu yang besar. Seorang budak yang beriman kepada Nabi Hanzhalah dan kepada Allah pun melihat bagaimana Nabi Hanzhalah dimasukkan ke dalam sumur itu.
Hingga saat ini makam Nabi Hanzhalah diduga masih ada. Makam itu berada di sebelah barat daerah Bour, tepatnya di dataran rendah pegunung barat. Anehnya, di samping kuburannya terdapat sebuah kuburan lagi yang sama panjangnya mencapai sekitar 60 dzira' (kurang lebih 20 meter) dan sama sepertinya makam nabi-nabi yang ada di Hadramaut lainnya.
Pada satu catatan menegaskan bahwa pernah tertulis pada nisan makam Nabi Hanzhalah kalimat; "Saya Hanzhalah bin Shafwan, utusan Allah, aku dikirim kepada Bani Himyar dan Hamdan serta Arab dari penduduk Yaman, mereka mendustakanku hingga membunuhku".
Allah mengazab kaum ini karena kekufurannya itu. Diriwayakan, setelah kekufuran dan kesesatan kaum Rass bertambah-tambah, Jibril berteriak kepada mereka dengan sekali teriakan sehingga mereka berubah menjadi batu hitam, begitu juga barang-barang dan binatang ternak mereka.
As-Sadi menambahkan bahwa setelah Dzulqarnain mengelilingi berbagai negeri dan memasuki kota Rass, dia menemukan rajanya, penduduknya, wanitanya, anak-anaknya, hewan-hewannya, barang-barangnya, pepohonannya, dan buah-buahnya, semuanya menjadi batu hitam.
Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda, unta, gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya. Ketika binatang itu kian membahayakan, suka menyambar anak manusia yang masih kecil, lalu dibawa ke gunung dan mereka dijadikan santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas dari telurnya, maka penduduk kota tersebut mengadukannya kepada Nabi Hanzhalah bin Shafwan.
Atas pengaduan tersebut, Nabi Hanzhalah berdoa agar Allah membinasakan Anqa’. Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.”
Setelah itu, binatang tersebut jatuh dari langit dan kemudian terbakar bersama anak-anaknya hingga tak ada lagi wujudnya.
Sebagian orang Arab mengingkari keberadaan binatang bernama ‘Anqa’ ini. Menurutnya, itu hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh orang-orang Arab. Dalam hal ini ada sebuah syair: Aku telah belajar banyak dari anak-anak zaman. Mereka tidak bisa dijadikan sahabat, tetapi aku mesti bisa memilih-milih kesempatan. Akhirnya, aku tahu bahwa yang mustahil itu ada tiga, raksasa, ‘Anqa’, dan sahabat yang sempurna.
Makam Nabi Hanzhalah
Tatkala Nabi Hanzhalah berdakwah kepada kaum Rass mereka menentangnya. Mereka bahkan menyebut Nabi Hanzhalah seseorang yang menyesatkan sekaligus kafir.
Mereka pun berniat untuk membunuh Nabi Hanzhalah. Mereka ingin Nabi Hanzhalah mati dengan tersiksa. Kemudian mereka pun membuat sebuah sumur yang sangat dalam untuk membuang Nabi Hanzhalah dan membuatnya mati karena kelaparan serta kehausan.
Setelah mereka menangkap Nabi Hanzhalah dan melemparkan ke dalam sumur yang sudah dibuat lalu menutupnya dengan batu yang besar. Seorang budak yang beriman kepada Nabi Hanzhalah dan kepada Allah pun melihat bagaimana Nabi Hanzhalah dimasukkan ke dalam sumur itu.
Hingga saat ini makam Nabi Hanzhalah diduga masih ada. Makam itu berada di sebelah barat daerah Bour, tepatnya di dataran rendah pegunung barat. Anehnya, di samping kuburannya terdapat sebuah kuburan lagi yang sama panjangnya mencapai sekitar 60 dzira' (kurang lebih 20 meter) dan sama sepertinya makam nabi-nabi yang ada di Hadramaut lainnya.
Pada satu catatan menegaskan bahwa pernah tertulis pada nisan makam Nabi Hanzhalah kalimat; "Saya Hanzhalah bin Shafwan, utusan Allah, aku dikirim kepada Bani Himyar dan Hamdan serta Arab dari penduduk Yaman, mereka mendustakanku hingga membunuhku".
Allah mengazab kaum ini karena kekufurannya itu. Diriwayakan, setelah kekufuran dan kesesatan kaum Rass bertambah-tambah, Jibril berteriak kepada mereka dengan sekali teriakan sehingga mereka berubah menjadi batu hitam, begitu juga barang-barang dan binatang ternak mereka.
As-Sadi menambahkan bahwa setelah Dzulqarnain mengelilingi berbagai negeri dan memasuki kota Rass, dia menemukan rajanya, penduduknya, wanitanya, anak-anaknya, hewan-hewannya, barang-barangnya, pepohonannya, dan buah-buahnya, semuanya menjadi batu hitam.
(mhy)