Tsauban: Jangan Kabari Rasulullah
loading...
A
A
A
Sang ayah mengangguk-angguk berkaca-kaca. Tak berapa lama. Takdir Sang Maha Pencipta pun berlaku atas anak muda itu. Di malam itu, pencinta Rasulullah itu pun mengembuskan nafas terakhirnya. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Tsauban pun wafat di malam itu juga.
Keesokan harinya, tersiarlah kabar bahwa sahabat muda itu telah wafat. Rasulullah yang mendengar kabar itu segera mendatangi rumah Tsauban.
Rasulullah menemui kedua orang tuanya. Beliau mempertanyakan mengapa tidak segera mengabari Rasulullah di malam itu juga. Orang tua Tsauban mengatakan, "Duhai Rasulullah maafkan kami! Tsauban begitu sangat mencintai dan merindukan Anda. Setiap saat bibirnya senantiasa bersalawat padamu".
Tadi malam sebelum ajal menjemput dia berwasiat agar tidak mengabarkan kematiannya, sebab dia tidak ingin menyusahkanmu. Saking cintanya pada Anda dia khawatir jika Anda kembali mendatangi rumah kami di tengah malam. Anda akan dicelakai oleh musuh yang senantiasa ingin mencelakai Anda, duhai Rasulullah. Begitulah wasiat putra kami duhai Rasulullah !"
Demi mendengar hal itu, Rasulullah pun mengangkat kedua tangannya mendoakan bagi sahabat mudanya itu yang rasa cinta dan kerinduannya sungguh sangat luar biasa pada Rasulullah.
Hingga, rasa penjagaannya atas keselamatan Rasulullah mengalahkan dahsyatnya kerinduan untuk berjumpa dengan kekasih hatinya itu.
Begitulah cinta Tsauban dengan Rasulullah . Bagaimana cinta kita terhadap Rasulullah? Adakah sedahsyat itu? ( )
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad
Keesokan harinya, tersiarlah kabar bahwa sahabat muda itu telah wafat. Rasulullah yang mendengar kabar itu segera mendatangi rumah Tsauban.
Rasulullah menemui kedua orang tuanya. Beliau mempertanyakan mengapa tidak segera mengabari Rasulullah di malam itu juga. Orang tua Tsauban mengatakan, "Duhai Rasulullah maafkan kami! Tsauban begitu sangat mencintai dan merindukan Anda. Setiap saat bibirnya senantiasa bersalawat padamu".
Tadi malam sebelum ajal menjemput dia berwasiat agar tidak mengabarkan kematiannya, sebab dia tidak ingin menyusahkanmu. Saking cintanya pada Anda dia khawatir jika Anda kembali mendatangi rumah kami di tengah malam. Anda akan dicelakai oleh musuh yang senantiasa ingin mencelakai Anda, duhai Rasulullah. Begitulah wasiat putra kami duhai Rasulullah !"
Demi mendengar hal itu, Rasulullah pun mengangkat kedua tangannya mendoakan bagi sahabat mudanya itu yang rasa cinta dan kerinduannya sungguh sangat luar biasa pada Rasulullah.
Hingga, rasa penjagaannya atas keselamatan Rasulullah mengalahkan dahsyatnya kerinduan untuk berjumpa dengan kekasih hatinya itu.
Begitulah cinta Tsauban dengan Rasulullah . Bagaimana cinta kita terhadap Rasulullah? Adakah sedahsyat itu? ( )
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad
(rhs)