An-Nadhr: Belajar Sejarah ke Irak Demi Taklukkan Nabi

Senin, 15 Juni 2020 - 14:57 WIB
loading...
An-Nadhr: Belajar Sejarah ke Irak Demi Taklukkan Nabi
Berbeda dengan Abu Jahal yang cenderung bengis dan kejam dalam menghadapi dakwah Islam, An-Nadhr lebih memilih cara-cara intelektual ataupun cara-cara pragmatis dan hedonis. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
SALAH seorang penentang ajaran yang diemban Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam adalah An-Nadhr bin Al-Harits. Lelaki Quraisy ini sangat cedas dan lihai. Pengetahuannya tentang peristiwa-peristiwa masa lampau lumayan luas. Maklum saja, ia memang berniaga hingga sering bepergian ke berbagai wilayah Romawi, Persia dan sekitarnya. Ia bertemu banyak orang cerdik-pandai. Ia juga bertemu banyak tradisi dan budaya dari berbagai suku dan bangsa. Oleh karenanya, ia sangat berbangga diri dan merasa paling unggul di antara pimpinan suku di Makkah .

An-Nadhr bin Al-Harits adalah salah satu tokoh pimpinan dalam oligarki kekuasaan Kota Makkah. Ia adalah pemimpin Bani Abdud Daar dan anggota utama Darun Nadwah, parlemen Makkah. Usianya tidak terpaut jauh daripada Abu Jahal dan Rasulullah. Hanya saja, berbeda dengan Abu Jahal yang cenderung bengis dan kejam dalam menghadapi dakwah Islam , An-Nadhr lebih memilih cara-cara intelektual ataupun cara-cara pragmatis dan hedonis. ( )

Para pembesar suku Quraisy memang menyerahkan misi penghentian pengaruh Nabi Muhammad kepada memintaAn-Nadhr untuk khusus dengan cara cerdas.

Setiap kali Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menyeru manusia kepada Allah Ta’ala, membaca Al-Qur’an dan memperingatkan orang-orang Quraisy tentang siksa yang menimpa umat-umat terdahulu, maka An-Nadhr akan melaksanakan hal yang sama, kemudian bercerita kepada manusia tentang Rustum As-Sindid, tentang Isfandiyar dan raja-raja Persia.



Setelah itu, ia berkata, “Demi Allah, ceramah Muhammad tidaklah lebih baik daripada ceramahku. Ucapan Muhammad hanyalah dongeng-dongeng orang-orang dulu. Aku mampu menuliskan dongeng-dongeng sebagaimana ia menuliskan dongeng-dongeng tersebut.”

Tingkah An-Nadhr, sebagai pesaing Rasulullah, ini diabadikan oleh Al-Qur'an:

وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَىٰ عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمً

Dan mereka berkata: “Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” Katakanlah: “Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 5-6).

Bukan hanya itu, Allah Ta’ala juga menurunkan ayat berikut:

إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” (QS. al-Qalam: 15).

Lalu, Allah Ta’ala juga menurunkan ayat berikut:

وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
يَسْمَعُ آيَاتِ اللَّهِ تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا ۖ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS. Al-Jatsiyah: 7-8).

Ibnu Ishaq berkata (seperti dikutip oleh Ibnu Hisyam) bahwa Al-Qur'an menurunkan 8 ayat tentang An-Nadhr bin Al-Harits. Yaitu firman Allah dalam Surah Al-Qalam ayat 15 dan semua ayat yang di dalamnya terdapat kata "Al-Asaathir" (dongeng) dalam Al-Qur'an.

Pernah suatu hari, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam duduk-duduk dengan Al-Walid bin Al-Mughirah di masjid, tiba-tiba tanpa disadari datanglah An-Nadhr bin Al-Harits kemudian dia duduk bersama mereka berdua.

Saat itu ada beberapa orang Quraisy yang berada di masjid. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam berbicara kepada mereka, namun pembicaraan beliau diganggu oleh An-Nadhr bin Al Harits. ( ).

Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menegurnya hingga membuat ia diam. Baru setelah itu, beliau membacakan ayat berikut kepadanya dan kepada orang-orang Quraisy lainnya:

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
لَوْ كَانَ هَٰؤُلَاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا ۖ وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1667 seconds (0.1#10.140)