An-Nadhr: Belajar Sejarah ke Irak Demi Taklukkan Nabi

Senin, 15 Juni 2020 - 14:57 WIB
loading...
A A A
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (QS. al-Anbiya’: 98-100).



Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam lalu berdiri, pada saat yang bersamaan datanglah Abdullah bin Az-Zaba’ra As-Sahmi kemudian ia duduk.

Al-Walid bin Al-Mughirah berkata kepada Abdullah bin Az-Zaba’ra, “Demi Allah, tadi An-Nadhr bin Al-Harits seperti patung yang tak bisa bergerak akibat perkataan anak Abdul Muththalib. Muhammad mengatakan bahwa kita dan tuhan-tuhan sesembahan kita ini akan menjadi bahan bakar jahannam.



Memanggil Penyanyi
An-Nadhr bin Al-Harits tak putus asa adalam mengganggu dakwah Rasulullah. Setelah gagal pada upaya pertama, maka ia berpikir bahwa Nabi Muhammad itu menarik karena adanya lantunan indah, syahdu, dan bersajak pada hal yg dipresentasikannya di hadapan banyak orang. Sehingga, untuk menandinginya, ia pun memanggil para penyanyi dan penari untuk “pentas” di manapun Nabi berdakwah dan dikerumini orang.

Harapannya, orang-orang itu lebih tertarik nyanyian merdu dan jogetan seksi serta iming-iming hadiahnya. Kemudian orang-orang meninggalkan Rasulullah.

)

Al-Mubarakfuri menulis dalam kitab Sirahnya bahwa Ibnu Abbas menjelaskan bahwa An-Nadhr membeli budak-budak wanita yang memiliki keahlian menyanyi. Setiap kali ia mendengar ada orang yang cenderung kepada Nabi SAW, dia pengaruhi melalui salah seorang penyanyinya. Penyanyi itu akan menyuguhkan makanan dan minuman kepada orang tersebut lalu bernyanyi menghiburnya sehingga tidak ada lagi kecenderungan terhadap Islam. Berkenaan dengan hal ini turunlah firman Allah Ta'ala:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman : 6).



Bertemu Ahli Kitab
Selanjutnya setelah berkali-kali usahanya gagal, An-Nadhr pun pergi ke berbagai daerah untuk mencari inspirasi jitu. Akhirnya, ia pun bertemu Ahli Kitab di Yatsrib ( Madinah ), dan dibekali tiga pertanyaan yang dirasa bisa menjatuhkan harkat martabat Rasulullah di hadapan masyarakat Makkah.

Lalu, ia pun pulang ke Makkah, dan membuat acara khusus dengan mengumpulkan banyak orang. Ia pun mengundang Rasulullah untuk hadir. Dalam acaranya itu, ia bertanya kepada Nabi; “Wahai Muhammad, jika kamu benar-benar Nabi Utusan Tuhan, tentu kamu bisa menjawab tiga pertanyaanku ini. Kamu bersedia?”

“Katakanlah, apa itu?!” jawab Rasulullah.



“Pertama; Tahukah kamu tentang sekelompok pemuda yg mengasingkan dirinya demi menjaga Iman-Akidahnya? Kedua, Tahukah kamu tentang Seorang Raja yang kekuasaannya meliputi Barat hingga Timur? Ketiga, bisakah menjelaskan tentang hakikat Ruh!?”

“Pemuda itu dikenal dengan Ashabul Kahfi”, jawab Rasulullah. Lalu secara detail dibacakanlah Surah Al-Kahfi ayat 9 hingga 26.

وَ تَحۡسَبُهُمۡ اَيۡقَاظًا وَّهُمۡ رُقُوۡدٌ ‌‌ۖ وَنُـقَلِّبُهُمۡ ذَاتَ الۡيَمِيۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ‌‌ ۖ وَكَلۡبُهُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَيۡهِ بِالۡوَصِيۡدِ‌ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَيۡهِمۡ لَوَلَّيۡتَ مِنۡهُمۡ فِرَارًا وَّلَمُلِئۡتَ مِنۡهُمۡ رُعۡبًا

18. Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3952 seconds (0.1#10.140)