600.000 Orang Tewas di Tangan Panglima Perang Abbasiyah Abu Muslim Al-Khurasani

Rabu, 23 Maret 2022 - 18:43 WIB
loading...
A A A
Mereka pun meyakini bahwa Bani Umayyah harus diperangi dan merebut hak suci ini dari tangan mereka. Karena itu, di antara pesan-pesan yang dilontarkan dan menjadi pilar dan poin-poin pokok kebijakan dakwah Bani Abbasiyah antara lain, “Jika Anda mampu untuk tidak membiarkan orang-orang Arab di Khurasan tetap hidup, maka lakukanlah.”

Inilah salah satu pesan yang disampaikan tanpa mempertimbangkan dampak-dampaknya dalam waktu lama melainkan hanya mempertimbangkan kepentingan sesaat.



Budak Bangsa Arab
Lebih dari itu, kata Syaikh Muhammad Al-Khudari, bangsa Persia merupakan bangsa yang memiliki sejarah besar dan mengakar sejak lama, dan menguasai sebagian besar bangsa Arab di Irak dan Yaman. Kemudian mereka melihat pemerintahan mereka telah musnah dan menjadi budak bangsa Arab, di mana orang-orang Arab itu mengendalikan jiwa dan harta benda mereka.

Lalu mereka mendapatkan kesempatan ini untuk merebut kembali sebagian dari masa kejayaan dan keagungan sejarahnya. Mereka pun merendahkan orang-orang Arab yang telah menyerang dan mengalahkan mereka.

Orang-orang Persia ini berpandangan bahwa dengan membantu mendirikan pemerintahan yang baru ini, mereka akan menjadi orang-orang yang berpengaruh dan memiliki kedudukan strategis di dalamnya.



Faktor ini lebih berpengaruh pada masyarakat kelas menengah ke atas dibandingkan masyarakat umum. Konflik ini pada dasarnya antara bangsa Arab melawan bangsa Persia, dan bukan antara Bani Umayyah dengan Bani Abbasiyah semata.

Orang-orang mendapat angin segar dalam mensukseskan dakwah ini di antara bangsa Arab di Khurasan karena terjadi konflik dan perseteruan di antara mereka yang ditimbulkan oleh fanatisme Jahiliyah.

Menurut Syaikh Muhammad Al-Khudari, fanatisme-fanatisme yang melanda bangsa Arab ini tidak mungkin dipadamkan, kecuali melalui jalan agama, yang ketika itu pengaruhnya melemah. Hanya saja, para pemimpin itu semakin mempertajam fanatisme tersebut dengan segala konsekuensinya seolah-olah mereka melihat bahwa kekuasaan mereka tidak akan tercapai, kecuali jika bangsa ini bersatu.

Sejarah menegaskan bahwa semua penguasa yang tidak memiliki kompetensi dan kebijakan yang baik, ketika melihat bahwa kepentingan mereka adalah dengan mempertahankan konflik sektarian dan saling memusuhi antarbangsanya lalu mereka menerapkannya, maka pemerintahan mereka akan musnah dengan cepat.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1559 seconds (0.1#10.140)