Hari ke-15 Ramadhan, Sudahkah Puasa Kita Menjadi Benteng dari Berbuat Dosa?
loading...
A
A
A
Kita baru saja menjalani hari ke-15 puasa Ramadhan 1443 Hijriyah. Sudahkah puasa kita menjadi benteng dari berbuat dosa dan maksiat?
Tak terasa kita sudah berada di pertengahan bulan suci Ramadhan . Sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan yang berkah ini, hendaknya umat muslim meningkatkan kualitas puasanya.
Imam Al-Ghozali mengingatkan kita dalam Kitab Al-Bidayah-nya agar jangan mengira puasa itu hanya sebatas menahan diri dari makan, minum dan jimak saja. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع و العطش
Artinya: "Banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga saja."
Pengajar Ponpes Al-Yusufiyah Tapanuli Selatan, Ustaz Hamdan Nasution Attantisy menjelaskan dalam satu kajiannya, puasa itu bisa memiliki derajat atau sampai ke level sempurna mesti mampu menahan seluruh anggota tubuh dari apa saja yang Allah benci. Bahkan wajib menjaga pandangan dari perkara-perkara haram.
"Sejatinya orang yang berpuasa menjaga lisan dari yang tidak berguna, menjaga pendengaran dari yang Allah haramkan," ajak Ustaz Hamdan.
Sebab pendengar dan pengucap sama saja mendapatkan dosa termasuk dalam kasus Ghibah. Mari menjaga seluruh anggota tubuh sebagaimana kita menjaga perut dan kemaluan.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan ada 5 macam yang dapat merusak ibadah puasa :
1. Berbohong
2. Ghibah
3. Mengadu domba (Namimah)
4. Sumpah palsu
5. Melihat dengan syahwat.
Puasa Itu Adalah Benteng
Baginda Nabi juga bersabda: "Puasa itu adalah benteng. Apabila salah seorang kalian berpuasa maka jangan berkata keji, jangan berlaku fasiq (melanggar undang-undang Syari'at) dan jangan berlaku bodoh (seperti teriak-teriak tak jelas, mengejek dan perlakuan bodoh lainnya).
Apabila ada orang yang mengganggu atau memancing-mancing kita kepada hal itu maka katakanlah: "Aku sedang berpuasa".
Ustaz Hamdan menukil keterangan dari Syaikh Sa'id Bin Muhammad terkait makna Junnah dalam Kitab Busyrol Karim:
مانع من ارتكاب الآثام
Artinya: "Menghalangi dari melakukan dosa."
Singkatnya, puasa itu adalah benteng yang dapat menghalangi kita dari perbuatan dosa. Yang patut kita renungi adalah: "Sudahkah puasa kita menjadi benteng dari berbuat dosa?
Atau tetap begitu-begitu saja? Puasa jalan terus dan kebiasaan buruk juga tetap biasa? Atau sudah berkurangkah perbuatan buruk kita?
Jika demikian, hendaknya kita memperbanyak istighfar dan taubat. Puasa kita masih perlu ditingkatkan lagi diawali dari ilmu dan komitmen beramal saleh. Semoga hari-hari tersisa ini dapat kita maksimalkan agar puasa menjadi benteng dari dosa dan maksiat.
Ustaz Hamdan Nasution Attantisy (paling kiri).
Tak terasa kita sudah berada di pertengahan bulan suci Ramadhan . Sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan yang berkah ini, hendaknya umat muslim meningkatkan kualitas puasanya.
Imam Al-Ghozali mengingatkan kita dalam Kitab Al-Bidayah-nya agar jangan mengira puasa itu hanya sebatas menahan diri dari makan, minum dan jimak saja. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع و العطش
Artinya: "Banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga saja."
Pengajar Ponpes Al-Yusufiyah Tapanuli Selatan, Ustaz Hamdan Nasution Attantisy menjelaskan dalam satu kajiannya, puasa itu bisa memiliki derajat atau sampai ke level sempurna mesti mampu menahan seluruh anggota tubuh dari apa saja yang Allah benci. Bahkan wajib menjaga pandangan dari perkara-perkara haram.
"Sejatinya orang yang berpuasa menjaga lisan dari yang tidak berguna, menjaga pendengaran dari yang Allah haramkan," ajak Ustaz Hamdan.
Sebab pendengar dan pengucap sama saja mendapatkan dosa termasuk dalam kasus Ghibah. Mari menjaga seluruh anggota tubuh sebagaimana kita menjaga perut dan kemaluan.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan ada 5 macam yang dapat merusak ibadah puasa :
1. Berbohong
2. Ghibah
3. Mengadu domba (Namimah)
4. Sumpah palsu
5. Melihat dengan syahwat.
Puasa Itu Adalah Benteng
Baginda Nabi juga bersabda: "Puasa itu adalah benteng. Apabila salah seorang kalian berpuasa maka jangan berkata keji, jangan berlaku fasiq (melanggar undang-undang Syari'at) dan jangan berlaku bodoh (seperti teriak-teriak tak jelas, mengejek dan perlakuan bodoh lainnya).
Apabila ada orang yang mengganggu atau memancing-mancing kita kepada hal itu maka katakanlah: "Aku sedang berpuasa".
Ustaz Hamdan menukil keterangan dari Syaikh Sa'id Bin Muhammad terkait makna Junnah dalam Kitab Busyrol Karim:
مانع من ارتكاب الآثام
Artinya: "Menghalangi dari melakukan dosa."
Singkatnya, puasa itu adalah benteng yang dapat menghalangi kita dari perbuatan dosa. Yang patut kita renungi adalah: "Sudahkah puasa kita menjadi benteng dari berbuat dosa?
Atau tetap begitu-begitu saja? Puasa jalan terus dan kebiasaan buruk juga tetap biasa? Atau sudah berkurangkah perbuatan buruk kita?
Jika demikian, hendaknya kita memperbanyak istighfar dan taubat. Puasa kita masih perlu ditingkatkan lagi diawali dari ilmu dan komitmen beramal saleh. Semoga hari-hari tersisa ini dapat kita maksimalkan agar puasa menjadi benteng dari dosa dan maksiat.
Ustaz Hamdan Nasution Attantisy (paling kiri).
(rhs)