Kisah Penghafal Al-Qur'an yang Murtad di Akhir Hayatnya

Rabu, 20 Juli 2022 - 18:30 WIB
loading...
A A A
Dua ayat itu adalah:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ

Artinya: "Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di Akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim."

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ


Artinya: "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang, dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (QS. Al Hijr: Ayat 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya. Kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir, namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nasrani.

Dalam keadaan seperti itulah akhirnya ajal datang menjemputnya. Ia Mati dalam keadaan murtad.

Astaghfirullah, seorang hafiz dan Mujahid saja bisa kehilangan imannya, bagaimana dengan kita yang kurang amalan ini.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Artinya: "Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria, daripada fitnah wanita." (Muttafaqun 'Alaih)

Catatan:
Pemuda yang dikisahkan di atas adalah seorang Tabiin bernama Abdah bin Abdurrahiim berdasarkan penukilan dari Kitab Al-Bidayah wan-Nihayah yang ditulis Imam Ibnu Katsir. Beliau meriwayatkan dari Ibnu Jauzi.

Namun, hal ini dibantah oleh penukilan lainnya, bahwa yang murtad itu adalah pemuda yang tidak disebut namanya. Pemuda itu adalah pengikut dari Abdah bin Abdurrahim. Sedangkan Abdah bin Abdirrahim sendiri adalah periwayat kisah tersebut, bukan pelakunya. Wallahu A'lam.

Untuk diketahui, Abdah bin Abdurrahim memilik nama Kunyah "Abu Sa'id", seorang ulama yang saleh. Beliau dinilai shoduq oleh sebagian Ulama. Beliau wafat pada Tahun 244 H.

Berikut keterangan Ibnul Jauzi rahimahullah:

ﻗَﺎﻝَ ﻋﺒﺪﺓ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ : ﺧﺮﺟﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﺮﻳﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺽ ﺍﻟﺮﻭﻡ، ﻓﺼﺤﺒﻨﺎ ﺷﺎﺏ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻨﺎ ﺃﻗﺮﺃ ﻟﻠﻘﺮﺁﻥ ﻣﻨﻪ، ﻭﻻ ﺃﻓﻘﻪ ﻭﻻ ﺃﻓﺮﺽ، ﺻﺎﺋﻢ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ، ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﻠﻴﻞ، ﻓﻤﺮﺭﻧﺎ ﺑﺤﺼﻦ ﻓﻤﺎﻝ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻌﺴﻜﺮ، ﻭﻧﺰﻝ ﺑﻘﺮﺏ ﺍﻟﺤﺼﻦ، ﻓﻈﻨﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺒﻮﻝ، ﻓﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺗﻨﻈﺮ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﺤﺼﻦ، ﻓﻌﺸﻘﻬﺎ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺑﺎﻟﺮﻭﻣﻴﺔ : ﻛﻴﻒ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﺇﻟﻴﻚ؟

Artinya: "Abdah bin Abdurrahim bercerita: kami keluar bersama grup (Safiyah/pleton) ke negeri Romawi. Kami ditemani oleh seorang pemuda yang tidak ada bacaan Al- Qur'an kami lebih baik darinya, tidak ada yang lebih faqih, tidak pula lebih baik menjalankan kewajiban darinya, dia puasa di siang hari, sholat di malam hari.Kami melewati benteng Romawi, prajurit pun mendekatinya, dan dia turun mendekati benteng. Kami kira dia turun untuk kencing. Lalu dia melihat seorang wanita Nasrani dari belakang benteng, dia pun terpikat hatinya kepada wanita itu. Lalu dia bertanya dengan wanita Romawi itu: Bagaimana aku bisa sampai kepadamu? dan seterusnya". (Imam Ibnul Jauzi, Al Muntazham fi Tarikhil Umam wal Muluk, Jilid 12 Hal. 301. Cet. 1, 1992M/1412H. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah. Beirut. Tahqiq: Syaikh Muhammad Abdul Qadir 'Atha dan Syaikh Mushthafa Abdul Qadir 'Atha)

Semoga Allah melindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia, serta dihindarkan dari akhir yang buruk.

(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2130 seconds (0.1#10.140)