Kisah Sayyidina Husein Meninggalkan Madinah Demi Memperbaiki Umat Kakeknya
loading...
A
A
A
Dzatul 'Irq adalah sebuah persinggahan yang digunakan oleh para jamaah haji dari Irak untuk memulai ihram. Persinggahan ini adalah pembatas antara Tuhamah dan Najd.
Pada Selasa, 15 Dzulhijjah 60 H, di persinggahan ini, Husein as mengirimkan sepucuk surat kepada sebagian penduduk Kufah melalui Qais bin Musahhar.
Dalam surat ini tertulis, "Surat Muslim bin Aqil yang menyebutkan kesepakatan kalian untuk membantu kami telah saya terima. Semoga Allah menganugerahkan pahala besar lantaran kesediaan kalian untuk memberikan bantuan ini. Ketika utusanku ini (Qais) sampai kepada kalian, bersikukuhlah dalam setiap tindakan kalian. Saya akan tiba dalam beberapa hari ini."
Di pertengahan jalan, para kaki tangan penguasa menangkap Qais. Ia pun terpaksa merobek surat Husain as supaya tak seorang pun mengetahui isinya. Setelah itu, ia dibawa ke istana Darul Imarah untuk dihadapkan kepada Ubaidullah bin Ziyad.
Mereka memaksa supaya menyebutkan nama orang-orang yang telah menulis surat kepada Husain as, atau mencela Husain, ayah, dan saudaranya di hadapan umum. Ia naik ke atas istana.
Di samping memuji-muji Ali dan anak keturunannya, serta memperkenalkan dirinya, ia melaknat Ibn Ziyad dan para kaki tangannya. Ia memberitahukan kepada penduduk bahwa Husain as sedang bergerak menuju mereka dan meminta mereka supaya menjawab setiap ajakan beliau.
Mendengar semua itu, Ubaidullah memerintahkan supaya Qais dilemparkan dari atas istana. Tubuhnya pun terpotong-potong. Sebagian isi surat Husain as kepada penduduk Kufah:
"Saya memohon kepada Allah supaya melimpahkan kebaikan kepada kami dan menganugerahkan pahala agung kepada kalian ... Ketika utusanku ini sampai kepada kalian, maka bersegeralah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Saya akan sampai dalam beberapa hari ini, insya Allah".
Pada Selasa, 15 Dzulhijjah 60 H, di persinggahan ini, Husein as mengirimkan sepucuk surat kepada sebagian penduduk Kufah melalui Qais bin Musahhar.
Dalam surat ini tertulis, "Surat Muslim bin Aqil yang menyebutkan kesepakatan kalian untuk membantu kami telah saya terima. Semoga Allah menganugerahkan pahala besar lantaran kesediaan kalian untuk memberikan bantuan ini. Ketika utusanku ini (Qais) sampai kepada kalian, bersikukuhlah dalam setiap tindakan kalian. Saya akan tiba dalam beberapa hari ini."
Di pertengahan jalan, para kaki tangan penguasa menangkap Qais. Ia pun terpaksa merobek surat Husain as supaya tak seorang pun mengetahui isinya. Setelah itu, ia dibawa ke istana Darul Imarah untuk dihadapkan kepada Ubaidullah bin Ziyad.
Mereka memaksa supaya menyebutkan nama orang-orang yang telah menulis surat kepada Husain as, atau mencela Husain, ayah, dan saudaranya di hadapan umum. Ia naik ke atas istana.
Di samping memuji-muji Ali dan anak keturunannya, serta memperkenalkan dirinya, ia melaknat Ibn Ziyad dan para kaki tangannya. Ia memberitahukan kepada penduduk bahwa Husain as sedang bergerak menuju mereka dan meminta mereka supaya menjawab setiap ajakan beliau.
Mendengar semua itu, Ubaidullah memerintahkan supaya Qais dilemparkan dari atas istana. Tubuhnya pun terpotong-potong. Sebagian isi surat Husain as kepada penduduk Kufah:
"Saya memohon kepada Allah supaya melimpahkan kebaikan kepada kami dan menganugerahkan pahala agung kepada kalian ... Ketika utusanku ini sampai kepada kalian, maka bersegeralah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Saya akan sampai dalam beberapa hari ini, insya Allah".
(mhy)