Kisah 12 Kabilah Pasukan Bani Israil di Bawah Nabi Musa saat Bebaskan Baitul Maqdis
loading...
A
A
A
Kisah 12 kabilah Bani Israil di bawah pimpinan Nabi Musa as dalam membebaskan Baitul Maqdis , tanah yang dijanjikan disampai dalam Al-Qur'an surat al-Maidah ayat 12. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ اَخَذَ اللّٰهُ مِيۡثَاقَ بَنِىۡۤ اِسۡرآءِيۡلَۚ وَبَعَثۡنَا مِنۡهُمُ اثۡنَىۡ عَشَرَ نَقِيۡبًا ؕ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّىۡ مَعَكُمۡؕ لَٮِٕنۡ اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيۡتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِىۡ وَعَزَّرۡتُمُوۡهُمۡ وَاَقۡرَضۡتُمُ اللّٰهَ قَرۡضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنۡكُمۡ سَيِّاٰتِكُمۡ وَلَاُدۡخِلَـنَّكُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُۚ فَمَنۡ كَفَرَ بَعۡدَ ذٰ لِكَ مِنۡكُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيۡلِ
"Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, "Aku bersamamu."
Sungguh, jika kamu melaksanakan sholat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus." ( QS al-Maidah : 12)
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa menurut riwayat, pengingkaran janji orang-orang Yahudi itu terjadi setelah mereka lepas dari cengkeraman Firaun di Mesir, maka Allah dengan perantaraan Nabi Musa memerintahkan mereka keluar dari Mesir menuju Palestina.
Pada waktu itu Palestina didiami oleh suku Kanan yang sangat perkasa dan angkuh. Mereka diperintahkan ke sana untuk berjihad menghadapi orang-orang yang kasar itu dengan perjanjian dan Allah akan menolong mereka.
Allah memerintahkan Nabi Musa mengambil 12 orang pemimpin yang mewakili setiap suku dari mereka untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Allah.
Setelah perjanjian dibuat, mereka pun berangkat, dan setibanya di dekat tanah suci Yerusalem, Nabi Musa menyuruh ke-12 orang pemimpin itu masuk dengan menyamar ke kota untuk memata-matai dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Setelah pemimpin Yahudi itu melihat para penduduknya yang bertubuh kuat dan mempunyai kekuatan yang hebat mereka merasa takut lalu pulang dan menceritakan kepada kaumnya hal-hal yang mereka lihat, padahal mereka sudah diperintahkan oleh Nabi Musa agar jangan menceritakan kepada kaumnya apa yang mereka lihat.
Ibnu Katsir dalam "Kisah Para Nabi" mengatakan ketika Nabi Musa as berangkat memerangi orang-orang yang gagah perkasa, maka Nabi Musa memerintahkan kepada kaum Bani Israil agar masing-masing kabilah mengangkat seorang naqib (pemimpin).
Hal ini menyusul adanya perintah Allah SWT agar Nabi Musa as menuliskan nama-nama para pejuang Bani Israil yang bisa berperang mengangkat senjata dengan standar usia telah mencapai dua puluh tahun ke atas. Musa juga diperintahkan untuk mengangkat seorang pemimpin bagi setiap kabilah tersebut.
Menurut Ibnu Katsir, 12 kabilah Bani Israil tersebut adalah:
1. Kabilah Raubil, yaitu anak pertama dari Israil (Nabi Ya'qub). Jumlah pasukannya sebanyak 46.500 personel di bawah pimpinan Alyatsur bin Syadiur.
2. Kabilah Syam'un. Jumlah pasukan mereka sebanyak 59.300 personel di bawah pimpinan Syalumail bin Huraisyada.
3. Kabilah Yahudza. Jumlah pasukan mereka sebanyak 74.600 personel di bawah pimpinan Nahsyun bin Aminadzab.
4. Kabilah Isyakhar. Jumlah pasukan mereka sebanyak 54.400 personel di bawah pimpinan Nasya'il bin Shau'ar.
5. Kabilah Yusuf as. Jumlah pasukan mereka sebanyak 40.500 personel di bawah pimpinan Yusya' bin Nun.
6. Kabilah Misya. Jumlah pasukan mereka sebanyak 31.200 personel di bawah pimpinan Jamliyail bin Fadahshur.
7. Kabilah Bunyamin. Jumlah pasukan mereka sebanyak 35.400 personel di bawah pimpinan Abidan bin Jad'un.
8. Kabilah Had. Jumlah pasukan mereka sebanyak 45.650 personel di bawah pimpinan Ilyasaf bin Ra wail.
9. Kabilah Asyir. Jumlah pasukan mereka sebanyak 41.500 personel di bawah pimpinan Faj'ayail bin Akran.
10. Kabilah Dan. Jumlah pasukan mereka sebanyak 62.700 personel di bawah pimpinan Akhya'zar bin Amsyada.
11. Kabilah Naftali. Jumlah pasukan mereka sebanyak 53.400 personel di bawah pimpinan Akhyara' bin Ain.
12. Kabilah Zabwalun. Jumlah pasukan mereka sebanyak 57.400 personel di bawah pimpinan Albab bin Hailun.
Bani Lawi
Menurut Ibnu Katsir , di antara mereka tidak tertulis Bani Lawi. Pasalnya, Allah SWT telah memerintahkan Musa as agar tidak menjadikan Bani Lawi termasuk di antara kelompok-kelompok tersebut karena mereka telah diberi tugas membawa Tibit asy Syahadah dan menabuh genderang ketika melakukan perjalanan atau berangkat berperang.
Mereka adalah keturunan Musa dan Harun yang berjumlah 22.000 orang, terhitung mulai dari bayi yang berusia satu bulan ke atas. Mereka inilah yang bertugas untuk menjaga dan memelihara Kubah Zaman. Mereka berada di sekitar Kubah Zaman dan selalu menjaganya dari segala sisi.
Jumlah semua pasukan Bani Israil, tidak termasuk Bani Lawi, adalah 571.656 orang. Akan tetapi, mereka mengatakan bahwa jumlah Bani Israil yang telah berusia dua puluh tahun ke atas yang diberi wewenang untuk mengangkat senjata adalah sebanyak 603.555 orang, tidak termasuk Bani Lawi.
Ibnu Katsir mengatakan, pendapat ini masih diperdebatkan kebenarannya. "Meskipun jumlah pasukan mereka itu dapat kita temukan di dalam Kitab mereka, tetapi tidak relevan dengan jumlah yang mereka sebutkan itu. Wallahu a'lam," tulis Ibnu Katsir.
Bani Lawi yang bertugas menjaga Kubah Zaman, mereka berjalan di tengah-tengah Bani Israil. Mereka berada di posisi pusat, jantung seluruh pasukan. Bani Raubil menempati kepala sebelah kanan, sedangkan Bani Dan menempati kepala sebelah kiri. Sementara itu, Bani Naftali menempati posisi belakang.
Nabi Musa telah menetapkan suatu keputusan berdasarkan perintah Allah SWT kepada beliau—tentang jabatan pendeta yang dikuasai oleh Bani Harun sebagaimana jabatan penting itu pernah dipegang oleh orang tua mereka. Mereka adalah Nadib dan ia adalah orang yang pertama kali memegang jabatan tersebut.
Setelah itu Abihu, Azar, dan Yutsmar. Dengan demikian, tidak ada lagi seorang pun yang tersisa dari kalangan Bani Israil yang enggan memasuki kota kaum Jabbar. Mereka yang enggan itu adalah orang-orang yang berkata, “...Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya, kami tetap duduk di sini menanti saja.” ( QS Al-Ma'idah : 24)
Demikian menurut pendapat ats-Tsauri, dari Abu Sa'id, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Qatadah dan Ikrimah juga mengatakan dengan pendapat yang sama. Sementara itu, as-Saddi meriwayatkannya dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan beberapa orang sahabat hingga ulama salaf dan khalaf lainnya mengatakan bahwa Musa dan Harun telah wafat sebelumnya di Padang Tiih.
وَلَقَدۡ اَخَذَ اللّٰهُ مِيۡثَاقَ بَنِىۡۤ اِسۡرآءِيۡلَۚ وَبَعَثۡنَا مِنۡهُمُ اثۡنَىۡ عَشَرَ نَقِيۡبًا ؕ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّىۡ مَعَكُمۡؕ لَٮِٕنۡ اَقَمۡتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيۡتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنۡتُمۡ بِرُسُلِىۡ وَعَزَّرۡتُمُوۡهُمۡ وَاَقۡرَضۡتُمُ اللّٰهَ قَرۡضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنۡكُمۡ سَيِّاٰتِكُمۡ وَلَاُدۡخِلَـنَّكُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُۚ فَمَنۡ كَفَرَ بَعۡدَ ذٰ لِكَ مِنۡكُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيۡلِ
"Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, "Aku bersamamu."
Sungguh, jika kamu melaksanakan sholat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus." ( QS al-Maidah : 12)
Baca Juga
Dalam Tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa menurut riwayat, pengingkaran janji orang-orang Yahudi itu terjadi setelah mereka lepas dari cengkeraman Firaun di Mesir, maka Allah dengan perantaraan Nabi Musa memerintahkan mereka keluar dari Mesir menuju Palestina.
Pada waktu itu Palestina didiami oleh suku Kanan yang sangat perkasa dan angkuh. Mereka diperintahkan ke sana untuk berjihad menghadapi orang-orang yang kasar itu dengan perjanjian dan Allah akan menolong mereka.
Allah memerintahkan Nabi Musa mengambil 12 orang pemimpin yang mewakili setiap suku dari mereka untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Allah.
Setelah perjanjian dibuat, mereka pun berangkat, dan setibanya di dekat tanah suci Yerusalem, Nabi Musa menyuruh ke-12 orang pemimpin itu masuk dengan menyamar ke kota untuk memata-matai dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Setelah pemimpin Yahudi itu melihat para penduduknya yang bertubuh kuat dan mempunyai kekuatan yang hebat mereka merasa takut lalu pulang dan menceritakan kepada kaumnya hal-hal yang mereka lihat, padahal mereka sudah diperintahkan oleh Nabi Musa agar jangan menceritakan kepada kaumnya apa yang mereka lihat.
Ibnu Katsir dalam "Kisah Para Nabi" mengatakan ketika Nabi Musa as berangkat memerangi orang-orang yang gagah perkasa, maka Nabi Musa memerintahkan kepada kaum Bani Israil agar masing-masing kabilah mengangkat seorang naqib (pemimpin).
Hal ini menyusul adanya perintah Allah SWT agar Nabi Musa as menuliskan nama-nama para pejuang Bani Israil yang bisa berperang mengangkat senjata dengan standar usia telah mencapai dua puluh tahun ke atas. Musa juga diperintahkan untuk mengangkat seorang pemimpin bagi setiap kabilah tersebut.
Menurut Ibnu Katsir, 12 kabilah Bani Israil tersebut adalah:
1. Kabilah Raubil, yaitu anak pertama dari Israil (Nabi Ya'qub). Jumlah pasukannya sebanyak 46.500 personel di bawah pimpinan Alyatsur bin Syadiur.
2. Kabilah Syam'un. Jumlah pasukan mereka sebanyak 59.300 personel di bawah pimpinan Syalumail bin Huraisyada.
3. Kabilah Yahudza. Jumlah pasukan mereka sebanyak 74.600 personel di bawah pimpinan Nahsyun bin Aminadzab.
4. Kabilah Isyakhar. Jumlah pasukan mereka sebanyak 54.400 personel di bawah pimpinan Nasya'il bin Shau'ar.
5. Kabilah Yusuf as. Jumlah pasukan mereka sebanyak 40.500 personel di bawah pimpinan Yusya' bin Nun.
6. Kabilah Misya. Jumlah pasukan mereka sebanyak 31.200 personel di bawah pimpinan Jamliyail bin Fadahshur.
7. Kabilah Bunyamin. Jumlah pasukan mereka sebanyak 35.400 personel di bawah pimpinan Abidan bin Jad'un.
8. Kabilah Had. Jumlah pasukan mereka sebanyak 45.650 personel di bawah pimpinan Ilyasaf bin Ra wail.
9. Kabilah Asyir. Jumlah pasukan mereka sebanyak 41.500 personel di bawah pimpinan Faj'ayail bin Akran.
10. Kabilah Dan. Jumlah pasukan mereka sebanyak 62.700 personel di bawah pimpinan Akhya'zar bin Amsyada.
11. Kabilah Naftali. Jumlah pasukan mereka sebanyak 53.400 personel di bawah pimpinan Akhyara' bin Ain.
12. Kabilah Zabwalun. Jumlah pasukan mereka sebanyak 57.400 personel di bawah pimpinan Albab bin Hailun.
Bani Lawi
Menurut Ibnu Katsir , di antara mereka tidak tertulis Bani Lawi. Pasalnya, Allah SWT telah memerintahkan Musa as agar tidak menjadikan Bani Lawi termasuk di antara kelompok-kelompok tersebut karena mereka telah diberi tugas membawa Tibit asy Syahadah dan menabuh genderang ketika melakukan perjalanan atau berangkat berperang.
Mereka adalah keturunan Musa dan Harun yang berjumlah 22.000 orang, terhitung mulai dari bayi yang berusia satu bulan ke atas. Mereka inilah yang bertugas untuk menjaga dan memelihara Kubah Zaman. Mereka berada di sekitar Kubah Zaman dan selalu menjaganya dari segala sisi.
Jumlah semua pasukan Bani Israil, tidak termasuk Bani Lawi, adalah 571.656 orang. Akan tetapi, mereka mengatakan bahwa jumlah Bani Israil yang telah berusia dua puluh tahun ke atas yang diberi wewenang untuk mengangkat senjata adalah sebanyak 603.555 orang, tidak termasuk Bani Lawi.
Ibnu Katsir mengatakan, pendapat ini masih diperdebatkan kebenarannya. "Meskipun jumlah pasukan mereka itu dapat kita temukan di dalam Kitab mereka, tetapi tidak relevan dengan jumlah yang mereka sebutkan itu. Wallahu a'lam," tulis Ibnu Katsir.
Bani Lawi yang bertugas menjaga Kubah Zaman, mereka berjalan di tengah-tengah Bani Israil. Mereka berada di posisi pusat, jantung seluruh pasukan. Bani Raubil menempati kepala sebelah kanan, sedangkan Bani Dan menempati kepala sebelah kiri. Sementara itu, Bani Naftali menempati posisi belakang.
Nabi Musa telah menetapkan suatu keputusan berdasarkan perintah Allah SWT kepada beliau—tentang jabatan pendeta yang dikuasai oleh Bani Harun sebagaimana jabatan penting itu pernah dipegang oleh orang tua mereka. Mereka adalah Nadib dan ia adalah orang yang pertama kali memegang jabatan tersebut.
Setelah itu Abihu, Azar, dan Yutsmar. Dengan demikian, tidak ada lagi seorang pun yang tersisa dari kalangan Bani Israil yang enggan memasuki kota kaum Jabbar. Mereka yang enggan itu adalah orang-orang yang berkata, “...Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya, kami tetap duduk di sini menanti saja.” ( QS Al-Ma'idah : 24)
Demikian menurut pendapat ats-Tsauri, dari Abu Sa'id, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Qatadah dan Ikrimah juga mengatakan dengan pendapat yang sama. Sementara itu, as-Saddi meriwayatkannya dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan beberapa orang sahabat hingga ulama salaf dan khalaf lainnya mengatakan bahwa Musa dan Harun telah wafat sebelumnya di Padang Tiih.
(mhy)