Saat Kiamat Gelap Gulita, Allah Taala Membagi Cahaya dan Menipu Orang Munafik
loading...
A
A
A
Banyak hal yang mengerikan lagi sangat mengejutkan yang bakal terjadi di tempat pemberhentian saat hari kiamat nanti. Pada saat gelap gulita, orang-orang beriman mendapat cahaya dari Allah SWT, di sisi lain Allah menipu orang-orang munafik . Allah SWT berfirman:
يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ
"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.” ( QS Al-Hadid : 13)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini merupakan berita dari Allah SWT yang menceritakan apa yang bakal terjadi di hari kiamat nanti di tempat pemberhentian, banyak terjadi halhal yang mengerikan lagi sangat mengejutkan, keguncangan yang sangat dahsyat dan peristiwa-peristiwa lainnya yang sangat menakutkan.
"Dan sesungguhnya tiada yang selamat di hari itu kecuali hanya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya," tuturnya.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Sulaim ibnu Amir yang mengatakan bahwa kami keluar menuju ke tempat jenazah di pintu gerbang kota Dimasyq, di antara kami terdapat Abu Umamah Al-Bahili.
Setelah jenazah disholatkan, lalu mereka bergegas mengebumikannya, dan Abu Umamah berkata, "Hai manusia, sesungguhnya kamu di pagi hari dan petang hari berada di suatu tempat yang di dalamnya kamu berbagi amal kebaikan dan keburukan. Dan sudah dekat masanya bagi kalian akan pergi meninggalkannya menuju ke suatu tempat lain, yaitu alam kubur ini —seraya berisyarat ke arah kubur—yaitu rumah kesendirian, rumah kegelapan, dan rumah ulat serta rumah kesempitan terkecuali apa yang diluaskan oleh Allah."
"Kemudian kamu akan berpindah lagi darinya menuju ke tempat-tempat hari kiamat. Dan sesungguhnya kalian pada sebagian tempat-tempat itu, semua manusia diselimuti oleh suatu urusan dari Allah, maka ada manusia yang berwajah putih bersinar dan ada pula manusia yang berwajah hitam pekat."
"Kemudian kamu berpindah lagi darinya menuju ke tempat lain, dan semua manusia diselimuti oleh kegelapan yang sangat pekat; kemudian cahaya dibagikan. Maka orang mukmin mendapat cahayanya, sedangkan orang kafir dan orang munafik tidak diberi sama sekali dari cahaya itu."
"Perumpamaan ini telah digambarkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya: 'Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya; (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.'" ( QS An-Nur : 40)
Orang kafir dan orang munafik tidak dapat penerangan dari cahaya orang mukmin, sebagaimana orang tuna netra tidak dapat penerangan dari penglihatan orang yang melihat.
Pada saat itu orang-orang munafik laki-laki dan perempuan mengatakan kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu."
Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." (QS Al-Hadid: 13)
Ini adalah tipuan dari Allah yang Dia gunakan untuk memperdaya orang-orang munafik, karena Allah SWT telah berfirman: "Mereka (orang-orang munafik) itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka." ( QS An-Nisa : 142)
Selanjutnya, orang-orang munafik itu kembali ke tempat pembagian cahaya, tetapi mereka tidak menjumpai sesuatu pun. Lalu mereka kembali kepada orang-orang mukmin, tetapi di antara mereka telah ada dinding penghalang yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS Al-Hadid: 13)
Sulaim ibnu Amir mengatakan bahwa orang munafik itu masih terus-menerus merasa besar diri hingga cahaya dibagikan dan Allah membedakan antara orang munafik dan orang mukmin.
Kemudian Sulaim ibnu Amir mengatakan, dari Abu Umamah yang mengatakan bahwa Allah menjadikan hari kiamat gelap gulita, maka tiada seorang pun —baik orang mukmin maupun orang kafir— yang dapat melihat telapak tangannya sendiri, hingga Allah mengirimkan cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan amal perbuatannya.
Lalu orang-orang munafik mengikuti mereka seraya berkata: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13)
Menuntun ke Surga
Al-Aufi dan Ad-Dahhak serta selain keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika manusia berada di dalam kegelapan hari kiamat, maka Allah mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat adanya cahaya, mereka bergerak menuju ke arah cahaya itu.
Cahaya itu adalah petunjuk dari Allah yang menuntun ke arah surga. Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin berangkat, maka mereka mengikutinya, lalu Allah menjadikan orang-orang munafik dalam kegelapan, kemudian mereka berkata saat itu; Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) karena sesungguhnya kami selalu bersama kalian sewaktu di dunia. Maka orang-orang mukmin berkata: Kembalilah kamu ke belakang (Al-Hadid: 13) ke tempat kamu datang yang dalam kegelapan dan carilah cahaya di sana.
Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT memanggil manusia kelak di hari kiamat dengan menyebut nama-nama mereka sebagai penutupan dari-Nya di mata hamba-hamba-Nya.
Tetapi di hadapan sirat maka sesungguhnya Allah memberi cahaya kepada tiap-tiap orang mukmin dan juga tiap-tiap orang munafik pun diberi cahaya. Dan apabila mereka semuanya berada di atas sirat, maka Allah mencabut cahaya orang-orang munafik laki-laki dan perempuan.
Maka orang-orang munafik berkata, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.”
Orang-orang mukmin berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, " maka pada saat itu tiada seorang pun yang ingat kepada orang lain.
يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ
"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.” ( QS Al-Hadid : 13)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini merupakan berita dari Allah SWT yang menceritakan apa yang bakal terjadi di hari kiamat nanti di tempat pemberhentian, banyak terjadi halhal yang mengerikan lagi sangat mengejutkan, keguncangan yang sangat dahsyat dan peristiwa-peristiwa lainnya yang sangat menakutkan.
"Dan sesungguhnya tiada yang selamat di hari itu kecuali hanya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya," tuturnya.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Sulaim ibnu Amir yang mengatakan bahwa kami keluar menuju ke tempat jenazah di pintu gerbang kota Dimasyq, di antara kami terdapat Abu Umamah Al-Bahili.
Setelah jenazah disholatkan, lalu mereka bergegas mengebumikannya, dan Abu Umamah berkata, "Hai manusia, sesungguhnya kamu di pagi hari dan petang hari berada di suatu tempat yang di dalamnya kamu berbagi amal kebaikan dan keburukan. Dan sudah dekat masanya bagi kalian akan pergi meninggalkannya menuju ke suatu tempat lain, yaitu alam kubur ini —seraya berisyarat ke arah kubur—yaitu rumah kesendirian, rumah kegelapan, dan rumah ulat serta rumah kesempitan terkecuali apa yang diluaskan oleh Allah."
"Kemudian kamu akan berpindah lagi darinya menuju ke tempat-tempat hari kiamat. Dan sesungguhnya kalian pada sebagian tempat-tempat itu, semua manusia diselimuti oleh suatu urusan dari Allah, maka ada manusia yang berwajah putih bersinar dan ada pula manusia yang berwajah hitam pekat."
"Kemudian kamu berpindah lagi darinya menuju ke tempat lain, dan semua manusia diselimuti oleh kegelapan yang sangat pekat; kemudian cahaya dibagikan. Maka orang mukmin mendapat cahayanya, sedangkan orang kafir dan orang munafik tidak diberi sama sekali dari cahaya itu."
"Perumpamaan ini telah digambarkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya: 'Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya; (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.'" ( QS An-Nur : 40)
Orang kafir dan orang munafik tidak dapat penerangan dari cahaya orang mukmin, sebagaimana orang tuna netra tidak dapat penerangan dari penglihatan orang yang melihat.
Pada saat itu orang-orang munafik laki-laki dan perempuan mengatakan kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu."
Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." (QS Al-Hadid: 13)
Ini adalah tipuan dari Allah yang Dia gunakan untuk memperdaya orang-orang munafik, karena Allah SWT telah berfirman: "Mereka (orang-orang munafik) itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka." ( QS An-Nisa : 142)
Selanjutnya, orang-orang munafik itu kembali ke tempat pembagian cahaya, tetapi mereka tidak menjumpai sesuatu pun. Lalu mereka kembali kepada orang-orang mukmin, tetapi di antara mereka telah ada dinding penghalang yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS Al-Hadid: 13)
Sulaim ibnu Amir mengatakan bahwa orang munafik itu masih terus-menerus merasa besar diri hingga cahaya dibagikan dan Allah membedakan antara orang munafik dan orang mukmin.
Kemudian Sulaim ibnu Amir mengatakan, dari Abu Umamah yang mengatakan bahwa Allah menjadikan hari kiamat gelap gulita, maka tiada seorang pun —baik orang mukmin maupun orang kafir— yang dapat melihat telapak tangannya sendiri, hingga Allah mengirimkan cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan amal perbuatannya.
Lalu orang-orang munafik mengikuti mereka seraya berkata: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13)
Baca Juga
Menuntun ke Surga
Al-Aufi dan Ad-Dahhak serta selain keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika manusia berada di dalam kegelapan hari kiamat, maka Allah mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat adanya cahaya, mereka bergerak menuju ke arah cahaya itu.
Cahaya itu adalah petunjuk dari Allah yang menuntun ke arah surga. Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin berangkat, maka mereka mengikutinya, lalu Allah menjadikan orang-orang munafik dalam kegelapan, kemudian mereka berkata saat itu; Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) karena sesungguhnya kami selalu bersama kalian sewaktu di dunia. Maka orang-orang mukmin berkata: Kembalilah kamu ke belakang (Al-Hadid: 13) ke tempat kamu datang yang dalam kegelapan dan carilah cahaya di sana.
Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT memanggil manusia kelak di hari kiamat dengan menyebut nama-nama mereka sebagai penutupan dari-Nya di mata hamba-hamba-Nya.
Tetapi di hadapan sirat maka sesungguhnya Allah memberi cahaya kepada tiap-tiap orang mukmin dan juga tiap-tiap orang munafik pun diberi cahaya. Dan apabila mereka semuanya berada di atas sirat, maka Allah mencabut cahaya orang-orang munafik laki-laki dan perempuan.
Maka orang-orang munafik berkata, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.”
Orang-orang mukmin berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, " maka pada saat itu tiada seorang pun yang ingat kepada orang lain.
(mhy)