Persepsi Umum Kenabian Menurut Orientalis William Montgomery Watt
loading...
A
A
A
Perjanjian nabi-nabi (rasul-rasul) ini rupanya terus berlangsung semenjak masa perjanjian primordial antara Allah dan bangsa manusia sebagai suatu keseluruhan (QS 7: 172-173):
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kelak kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), atau agar kamu tidak akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan semenjak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?
Barangkali terlalu jauh untuk bersikukuh dengan pendapat bahwa ayat di atas secara implisit menyatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai pengetahuan bawaan semenjak lahir tentang Tuhan. Namun hal ini juga sekaligus mengatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai kapasitas untuk menanggapi atau memberi jawaban kepada seorang nabi atau rasul. Pernyataan ini dijelaskan karena perjanjian dan kesaksian di sini merupakan bagian dari latar belakang sejarah keagamaan bangsa manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kelak kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), atau agar kamu tidak akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan semenjak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?
Barangkali terlalu jauh untuk bersikukuh dengan pendapat bahwa ayat di atas secara implisit menyatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai pengetahuan bawaan semenjak lahir tentang Tuhan. Namun hal ini juga sekaligus mengatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai kapasitas untuk menanggapi atau memberi jawaban kepada seorang nabi atau rasul. Pernyataan ini dijelaskan karena perjanjian dan kesaksian di sini merupakan bagian dari latar belakang sejarah keagamaan bangsa manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an.
(mhy)