Beginilah Sakaratul Maut dan Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati (2)
A
A
A
Ulama besar kelahiran Khurasan (Uzbekistan) yang dijuluki Al-Faqih, Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) mengulas dahsyatnya sakaratul maut dalam Kitab Tanbihul Ghafilin (peringatan bagi orang yang lalai). Beliau menukil beberapa hadis Nabi yang becerita tentang kematian.
Dalam kitab tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menegaskan bahwa siapa yang tidak suka bertemu kepada Allah Ta'ala maka Allah tidak suka bertemu kepadanya. Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita semua tidak suka mati." Rasulullah berkata: "Bukan itu, tetapi seorang mukmin bila akan mati datang Malaikat yang membawa kabar gembira kepadanya apa yang dijanjikan oleh Allah. Sebaliknya orang kafir jika akan mati datanglah Malaikat yang mengancamnya dengan siksaan Allah Ta'ala, yang akan dihadapi sehingga ia tidak suka bertemu dengan Allah".
Dikisahkan, suatu ketika Nabi Isa 'alaihissalam (AS) ditegur oleh orang kafir dengan berkata: "Engkau hanya dapat menghidupkan orang yang baru mati, kemungkinan belum mati benar orang itu. Maka cobalah hidupkan orang yang dulu-dulu itu."
Nabi Isa pun berkata: "Kamu pilih sendiri siapa yang kamu minta saya hidupkan." Mereka berkata: "Hidupkanlah Sam bin Nuh AS.". Kemudian Nabi Isa pergi ke kuburnya dan di sana Beliau mendirikan salat dua rakaat dan berdoa kepada Allah.
Maka denga izin Allah Ta'ala, Sam bin Nuh bangkit dari kubur dalam keadaan rambut dan jenggotnya telah putih. Maka Nabi Isa bertanya: "Mengapa kamu berubah, padahal pada waktu kamu mati dahulu belum ada uban?" Sam bin Nuh menjawab: "Ketika aku mendengar panggilan untuk keluar aku kira Hari Kiamat, oleh karena itu rambutku langsung menjadi putih kerana ketakutan."
Lalu ditanya lagi: "Berapa lama kamu mati?" Sam menjawab: "Sejak empat ribu tahun yang lalu dan belum hilang rasa pedihnya maut!"
Abu Laits berkata, tidak ada seorang mukmin mati melainkan ditawarkan kepadanya kembali hidup di dunia, tetapi ia menolak karena beratnya sakaratul maut. Kecuali bagi orang yang mati syahid, mereka tetap ingin hidup kembali di dunia untuk berperang dan mati syahid lagi.
Mereka (para mujahid) tidak merasakan sakitnya sakaratul maut. Itulah kebesaran dan kehormatan orang yang mati syahid di sisi Allah.
Ibrahim bin Ad'ham ketika ditanya: "Mengapakah kau tidak mengajar?" Jawabnya: "Saya masih sibuk dengan empat macam, bila selesai urusan empat macam itu saya dapat mengajar."
Lalu ditanya lagi: "Apakah yang empat macam itu?" Ibrahim bin Ad'ham berkata: "Saya sedang memikirkan Yaumul Mistaq ketika Allah menentukan anak Adam. Mereka ini untuk surga dan mereka ini untuk neraka. Saya tidak mengetahui termasuk golongan yang mana saya. Saya juga memikirkan kejadian manusia ketika di perut ibunya ketika akan diberi roh dan Malaikat disuruh mencatat untung atau celaka. Sayapun tidak mengetahui dari golongan manakah saya.
Saya juga memikirkan nanti di masa malakul maut datang kepadaku lalu bertanya kepada Allah, "Apakah roh orang ini digolongkan orang muslimin atau bersama orang kafir, saya pun belum mengetahui bagaimana jawab Allah kepada Malaikat itu. Dan yang terakhir saya memikirkan tentang ayat yang berbunyi 'wan tazul yauma ayyuhal mujrimum (berpisahlah kamu hari ini hai orang yang derhaka)'. Saya belum mengetahui dalam golongan manakah saya ini."
Abu Laits berkata: "Sungguh beruntung orang-orang yang diberi Allah pemahaman dan kesadaran dari kelalaian sehingga berfikir bagaimana akhirnya mati". Orang mukmin pasti mendapat kabar gembira ketika mati sebagaimana dalam ayat: "Innal ladziina qaalu robbunallahu tsummas taqaamu tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhaafu wala tahzannu, wa absyiru biljannatillati kuntum tuu’adun. Nahnu auliyaa’akum fil hayaatiddunya wafil akhiroti."
Artinya, sesungguhnya orang-orang yang beriman, percaya benar-benar kepada Allah dan Rasullullah, kemudian tetap istiqomah dalam menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan istiqamah dalam kata dan perbuatannya mengikuti benar-benar sunnah Rasul, maka akan datang kepadanya Malaikat menyampaikan kabar gembira. Kamu jangan takut dan jangan susah, bergembiralah kamu akan mendapat surga yang dijanjikan padamu.
Demikian ulasan dahsyatnya sakaratul maut dan kisah Nabi Isa menghidupkan orang mati. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari pedihnya sakaratul maut, menjadikan penghabisan umur kita dalam kebaikan, diwafatkan dalam husnul khatimah serta mendapat kabar gembira dari Allah Ta'ala. [Baca Juga: Beginilah Sakaratul Maut dan Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati (1)]
Wallahu A'lam Bisshowab
Dalam kitab tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menegaskan bahwa siapa yang tidak suka bertemu kepada Allah Ta'ala maka Allah tidak suka bertemu kepadanya. Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita semua tidak suka mati." Rasulullah berkata: "Bukan itu, tetapi seorang mukmin bila akan mati datang Malaikat yang membawa kabar gembira kepadanya apa yang dijanjikan oleh Allah. Sebaliknya orang kafir jika akan mati datanglah Malaikat yang mengancamnya dengan siksaan Allah Ta'ala, yang akan dihadapi sehingga ia tidak suka bertemu dengan Allah".
Dikisahkan, suatu ketika Nabi Isa 'alaihissalam (AS) ditegur oleh orang kafir dengan berkata: "Engkau hanya dapat menghidupkan orang yang baru mati, kemungkinan belum mati benar orang itu. Maka cobalah hidupkan orang yang dulu-dulu itu."
Nabi Isa pun berkata: "Kamu pilih sendiri siapa yang kamu minta saya hidupkan." Mereka berkata: "Hidupkanlah Sam bin Nuh AS.". Kemudian Nabi Isa pergi ke kuburnya dan di sana Beliau mendirikan salat dua rakaat dan berdoa kepada Allah.
Maka denga izin Allah Ta'ala, Sam bin Nuh bangkit dari kubur dalam keadaan rambut dan jenggotnya telah putih. Maka Nabi Isa bertanya: "Mengapa kamu berubah, padahal pada waktu kamu mati dahulu belum ada uban?" Sam bin Nuh menjawab: "Ketika aku mendengar panggilan untuk keluar aku kira Hari Kiamat, oleh karena itu rambutku langsung menjadi putih kerana ketakutan."
Lalu ditanya lagi: "Berapa lama kamu mati?" Sam menjawab: "Sejak empat ribu tahun yang lalu dan belum hilang rasa pedihnya maut!"
Abu Laits berkata, tidak ada seorang mukmin mati melainkan ditawarkan kepadanya kembali hidup di dunia, tetapi ia menolak karena beratnya sakaratul maut. Kecuali bagi orang yang mati syahid, mereka tetap ingin hidup kembali di dunia untuk berperang dan mati syahid lagi.
Mereka (para mujahid) tidak merasakan sakitnya sakaratul maut. Itulah kebesaran dan kehormatan orang yang mati syahid di sisi Allah.
Ibrahim bin Ad'ham ketika ditanya: "Mengapakah kau tidak mengajar?" Jawabnya: "Saya masih sibuk dengan empat macam, bila selesai urusan empat macam itu saya dapat mengajar."
Lalu ditanya lagi: "Apakah yang empat macam itu?" Ibrahim bin Ad'ham berkata: "Saya sedang memikirkan Yaumul Mistaq ketika Allah menentukan anak Adam. Mereka ini untuk surga dan mereka ini untuk neraka. Saya tidak mengetahui termasuk golongan yang mana saya. Saya juga memikirkan kejadian manusia ketika di perut ibunya ketika akan diberi roh dan Malaikat disuruh mencatat untung atau celaka. Sayapun tidak mengetahui dari golongan manakah saya.
Saya juga memikirkan nanti di masa malakul maut datang kepadaku lalu bertanya kepada Allah, "Apakah roh orang ini digolongkan orang muslimin atau bersama orang kafir, saya pun belum mengetahui bagaimana jawab Allah kepada Malaikat itu. Dan yang terakhir saya memikirkan tentang ayat yang berbunyi 'wan tazul yauma ayyuhal mujrimum (berpisahlah kamu hari ini hai orang yang derhaka)'. Saya belum mengetahui dalam golongan manakah saya ini."
Abu Laits berkata: "Sungguh beruntung orang-orang yang diberi Allah pemahaman dan kesadaran dari kelalaian sehingga berfikir bagaimana akhirnya mati". Orang mukmin pasti mendapat kabar gembira ketika mati sebagaimana dalam ayat: "Innal ladziina qaalu robbunallahu tsummas taqaamu tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhaafu wala tahzannu, wa absyiru biljannatillati kuntum tuu’adun. Nahnu auliyaa’akum fil hayaatiddunya wafil akhiroti."
Artinya, sesungguhnya orang-orang yang beriman, percaya benar-benar kepada Allah dan Rasullullah, kemudian tetap istiqomah dalam menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan istiqamah dalam kata dan perbuatannya mengikuti benar-benar sunnah Rasul, maka akan datang kepadanya Malaikat menyampaikan kabar gembira. Kamu jangan takut dan jangan susah, bergembiralah kamu akan mendapat surga yang dijanjikan padamu.
Demikian ulasan dahsyatnya sakaratul maut dan kisah Nabi Isa menghidupkan orang mati. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari pedihnya sakaratul maut, menjadikan penghabisan umur kita dalam kebaikan, diwafatkan dalam husnul khatimah serta mendapat kabar gembira dari Allah Ta'ala. [Baca Juga: Beginilah Sakaratul Maut dan Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati (1)]
Wallahu A'lam Bisshowab
(rhs)