Kisah Penyimpangan Agama di Zaman Nabi dan Cara Rasulullah Menanganinya
Jum'at, 07 Juli 2023 - 04:56 WIB
3. Nu'man bin Aufa bin Amr.
4. Utsman bin Aufa.
5. Rafi' bin Harimalah.
Ketika ia meninggal dunia, Rasulullah SAW bersabda tentang dirinya: "Pada hari ini, salah seorang tokoh orang-orang munafik meninggal dunia."
6. Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut.
Dalam perjalanan pulang dari memerangi Bani Al-Mushthalaq, angin bertiup kencang menerpa Rasulullah hingga kaum Muslimin merasa kewalahan. Kemudian beliau bersabda: "'Kalian jangan takut. Sesungguhnya angin ini bertiup kencang karena kematian salah satu pemimpin orang-orang kafir (Rifa'ah bin Zaid At-Tabut)."
7. Silsilah bin Burham.
8. Kinanah bin Shuriya'.
Semua orang-orang munafik di atas hadir di Masjid Rasulullah di Madinah, mendengarkan seluruh pembicaraan kaum Muslimin, mencaci-maki kaum Muslimin, dan melecehkan Islam.
Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah menceritakan, suatu hari sebagian orang-orang munafik hadir di masjid. Rasulullah SAW melihat mereka ngobrol sesama mereka dengan suara pelan-pelan. Sebagian dari mereka merapat kepada sebagian yang lain, kemudian beliau memerintahkan pengusiran mereka dengan keras dari masjid.
Ujian Kemunafikan Sepeninggal Rasulullah SAW
Pasca-kepulangan Rasulullah SAW keharibaan Allah, kaum Muslimin mendapatkan musibah besar karena kekosongan kepemimpinan. Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Tatkala Rasulullah wafat, orang-orang Arab ada yang kembali murtad, orang-orang Yahudi dan Nashrani mengintai untuk melakukan penggulingan, kemunafikan tampak jelas, dan kaum Muslimin menjadi seperti sekawanan domba yang kehujanan di malam dingin yang menggiris di musim dingin karena kehilangan Nabi mereka, setelah itu Allah menghimpun mereka melalui Abu Bakar."
Ketika Rasulullah wafat, hampir mayoritas penduduk Makkah ingin kembali menjadi kafir. Sampai-sampai Attab bin Asid, gubernur kota Mekkah khawatir terhadap mereka dan bersembunyi. Suhail bin Amr berdiri, kemudian mengucapkan puji-puji kepada Allah, menyebutkan tentang wafatnya Rasulullah seraya berkata: "Sesungguhnya hal ini malah semakin menambah kekuatan Islam. Oleh karena itu, bila ada yang murtad maka kami tidak segan-segan untuk mengabisi mereka."
Orang-orang Makkah pun segera tersadar dan tidak jadi melangkahkan kaki mereka pada kekafiran. Setelah itu, muncullah Attab bin Asid ke tengah publik. Itulah tempat yang dimaksud Rasulullah SAW dalam sabdanya kepada Umar bin Khatthab: "Semoga Suhail bin Amr berdiri di tempat yang mulia sekali."
Itulah sekelumit kisah penyimpangan di zaman Rasulullah SAW dan cara beliau menanganinya. Semoga ulasan ini dapat meluruskan pemahaman keislaman kita dan menguatkan semangat kita untuk mencintai Nabi Muhammad SAW dan menjalankan syariat yang dibawa beliau.
Wallahu A'lam
4. Utsman bin Aufa.
5. Rafi' bin Harimalah.
Ketika ia meninggal dunia, Rasulullah SAW bersabda tentang dirinya: "Pada hari ini, salah seorang tokoh orang-orang munafik meninggal dunia."
6. Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut.
Dalam perjalanan pulang dari memerangi Bani Al-Mushthalaq, angin bertiup kencang menerpa Rasulullah hingga kaum Muslimin merasa kewalahan. Kemudian beliau bersabda: "'Kalian jangan takut. Sesungguhnya angin ini bertiup kencang karena kematian salah satu pemimpin orang-orang kafir (Rifa'ah bin Zaid At-Tabut)."
7. Silsilah bin Burham.
8. Kinanah bin Shuriya'.
Semua orang-orang munafik di atas hadir di Masjid Rasulullah di Madinah, mendengarkan seluruh pembicaraan kaum Muslimin, mencaci-maki kaum Muslimin, dan melecehkan Islam.
Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah menceritakan, suatu hari sebagian orang-orang munafik hadir di masjid. Rasulullah SAW melihat mereka ngobrol sesama mereka dengan suara pelan-pelan. Sebagian dari mereka merapat kepada sebagian yang lain, kemudian beliau memerintahkan pengusiran mereka dengan keras dari masjid.
Ujian Kemunafikan Sepeninggal Rasulullah SAW
Pasca-kepulangan Rasulullah SAW keharibaan Allah, kaum Muslimin mendapatkan musibah besar karena kekosongan kepemimpinan. Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Tatkala Rasulullah wafat, orang-orang Arab ada yang kembali murtad, orang-orang Yahudi dan Nashrani mengintai untuk melakukan penggulingan, kemunafikan tampak jelas, dan kaum Muslimin menjadi seperti sekawanan domba yang kehujanan di malam dingin yang menggiris di musim dingin karena kehilangan Nabi mereka, setelah itu Allah menghimpun mereka melalui Abu Bakar."
Ketika Rasulullah wafat, hampir mayoritas penduduk Makkah ingin kembali menjadi kafir. Sampai-sampai Attab bin Asid, gubernur kota Mekkah khawatir terhadap mereka dan bersembunyi. Suhail bin Amr berdiri, kemudian mengucapkan puji-puji kepada Allah, menyebutkan tentang wafatnya Rasulullah seraya berkata: "Sesungguhnya hal ini malah semakin menambah kekuatan Islam. Oleh karena itu, bila ada yang murtad maka kami tidak segan-segan untuk mengabisi mereka."
Orang-orang Makkah pun segera tersadar dan tidak jadi melangkahkan kaki mereka pada kekafiran. Setelah itu, muncullah Attab bin Asid ke tengah publik. Itulah tempat yang dimaksud Rasulullah SAW dalam sabdanya kepada Umar bin Khatthab: "Semoga Suhail bin Amr berdiri di tempat yang mulia sekali."
Itulah sekelumit kisah penyimpangan di zaman Rasulullah SAW dan cara beliau menanganinya. Semoga ulasan ini dapat meluruskan pemahaman keislaman kita dan menguatkan semangat kita untuk mencintai Nabi Muhammad SAW dan menjalankan syariat yang dibawa beliau.
Wallahu A'lam
(rhs)
Lihat Juga :