Berikut Ini Khasiat Surat Abasa, Salah Satunya Mendapat Kebaikan di Perjalanan
Rabu, 23 Agustus 2023 - 17:45 WIB
Sayyid Muhammad Taqi Al-Muqaddam dalam bukunya berjudul "Khazanah Al-Asrar" memaparkan manfaat dari ayat Al-Quran untuk penyembuhan berbagai penyakit.
Khusus keistimewaan Surat Abasa , Sayyid Muhammad Taqi Al-Muqaddam mengatakan, barangsiapa yang membawanya maka dia akan mendapatkan kebaikan di perjalanannya dan akan terlindung dari kesulitan
"Dan barangsiapa yang membacanya di tempat penimbunan barang yang hilang maka Allah akan menunjukan kepadanya letak barang itu," ujarnya.
Dalam "Tafsirul Burhan" disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat 'Abasa), maka ia keluar dari kuburnya di hari kiamat dengan tertawa dan berbahagia. Barangsiapa yang menulisnya pada kulit kijang, dan menggantungnya (menjadikannya kalung), maka ia tidak melihat kecuali kebaikan ke mana pun ia menghadapi.”
Ash-Shidiq berkata, “Ketika seseorang musafir membacanya di jalan, maka apa pun yang di sekitar jalannya sudah cukup baginya (memenuhi kebutuhannya) dalam perjalanan itu.”
Sedangkan dalam Tsawabul A’mal dinyatakan bahwa Abi Abdullah berkata, “Barangsiapa yang membaca ‘abasa watawalla (Surat 'Abasa), dan idzasy-syamsu kuwwirat (At-Takwir), maka ia akan berada di bawah sayap (perlindungan) Allah, di dalam naungan Allah dan kemuliaan-Nya, di dalam surga-Nya, InsyaAllah.”
Bermuka Masam
Abasa sendiri artinya adalah “ia yang bermuka masam”. Surat ini terdiri atas 42 ayat, termasuk dalam golongan Surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah Surat An-Najm . Ia diberi nama Surat 'Abasa, karena merujuk pada lafaz ‘abasa yang terdapat pada ayat pertama.
Berkaitan dengan surat ini, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa pada suatu ketika, Rasulullah SAW menerima dan berbicara dengan para pemuka kaum Quraisy yang beliau harapkan agar mereka dapat memeluk agama Islam.
Ketika itu, datanglah Ibnu Ummi Maktum , seorang sahabat yang buta yang mengharapkan agar Rasulullah SAW membacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan Allah. Namun, baginda bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum. Kemudian Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Baginda terhadap sahabatnya itu.
Khusus keistimewaan Surat Abasa , Sayyid Muhammad Taqi Al-Muqaddam mengatakan, barangsiapa yang membawanya maka dia akan mendapatkan kebaikan di perjalanannya dan akan terlindung dari kesulitan
"Dan barangsiapa yang membacanya di tempat penimbunan barang yang hilang maka Allah akan menunjukan kepadanya letak barang itu," ujarnya.
Dalam "Tafsirul Burhan" disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat 'Abasa), maka ia keluar dari kuburnya di hari kiamat dengan tertawa dan berbahagia. Barangsiapa yang menulisnya pada kulit kijang, dan menggantungnya (menjadikannya kalung), maka ia tidak melihat kecuali kebaikan ke mana pun ia menghadapi.”
Ash-Shidiq berkata, “Ketika seseorang musafir membacanya di jalan, maka apa pun yang di sekitar jalannya sudah cukup baginya (memenuhi kebutuhannya) dalam perjalanan itu.”
Sedangkan dalam Tsawabul A’mal dinyatakan bahwa Abi Abdullah berkata, “Barangsiapa yang membaca ‘abasa watawalla (Surat 'Abasa), dan idzasy-syamsu kuwwirat (At-Takwir), maka ia akan berada di bawah sayap (perlindungan) Allah, di dalam naungan Allah dan kemuliaan-Nya, di dalam surga-Nya, InsyaAllah.”
Bermuka Masam
Abasa sendiri artinya adalah “ia yang bermuka masam”. Surat ini terdiri atas 42 ayat, termasuk dalam golongan Surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah Surat An-Najm . Ia diberi nama Surat 'Abasa, karena merujuk pada lafaz ‘abasa yang terdapat pada ayat pertama.
Berkaitan dengan surat ini, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa pada suatu ketika, Rasulullah SAW menerima dan berbicara dengan para pemuka kaum Quraisy yang beliau harapkan agar mereka dapat memeluk agama Islam.
Ketika itu, datanglah Ibnu Ummi Maktum , seorang sahabat yang buta yang mengharapkan agar Rasulullah SAW membacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan Allah. Namun, baginda bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum. Kemudian Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Baginda terhadap sahabatnya itu.
(mhy)