Fitnah Berbalut Islam Sukses Hancurkan Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 08:50 WIB
“Wahai muslim yang bertauhid, ‘bacalah dengan nama Tuhanmu’. Bangkitlah, wahai muslim yang bertauhid, selamatkan agamamu, imanmu dari orang-orang yang zalim. Selamatkan dirimu. Di sana ada setan yang jahat yang membawa mahkota di atas kepalanya. Sedangkan di tangannya ada keimananmu. Selamatkan agama dan imanmu darinya wahai orang yang bertauhid.”

Baca juga: Proyek Kereta Cepat dan Awal Penghancuran Khilafah Utsmaniyah

“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya Sultan Abdul Hamid II secara syariah-bukanlah seorang Sultan, bukan pula khalifah. Dan barangsiapa yang tidak percaya dengan apa yang kami katakan, maka hendaknya dia melihat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Organisasi kami telah meneliti ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah, perintah Allah dan Rasul-Nya yang ditujukan pada pemerintahan dan penduduk negeri ini.”

Baca juga: Selain Hagia Sophia, Ini yang Jadi Korban Setelah Kesultanan Utsmani Runtuh

“Namun Sultan Abdul Hamid memalingkan wajahnya dan berpaling jauh dari perintah Allah dan perintah-perintah Rasulullah. Sehingga tampaklah kezalimannya dan dia tidak malu untuk melakukan tindakan yang tidak disukai Allah. Oleh sebab itulah, wajib bagi bangsa kita untuk mengangkat senjata melawannya. Jika bangsa ini tidak melakukan ini, maka hendaklah dia menangung dosa dan kezaliman yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid ll.”

Pemikiran yang menjadi panduan dalam organisasi Persatuan dan Pembangunan ini adalah: “Pemikiran Freemasonry yang sama sekali tidak mengakui eksistensi agama-agama; Rasionalisme yang juga menafikan agama, serta sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan”.

Namun demikian, menurut Ash-Shalabi, para revolusioner Persatuan dan Pembangunan ini menggunakan agama sebagai senjata untuk memerangi Sultan Abdul Hamid II dan memfitnah juga atas nama agama.

Baca juga: Begini Cara Sultan Muhammad Al-Fatih Memuliakan Ulama

Tuduhan yang mereka lakukan pada Sultan Abdul Hamid II, sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, tidak memiliki hujjah dan fakta yang menunjukkan kebenaran tuduhan mereka. Fakta yang ada malah menunjukkan sebaliknya. Dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa Sultan Abdul Hamid sama sekali tidak mengetahui peristiwa 31 Maret itu.

Apalagi tuduhan bahwa Sultan melakukan pesta dengan membakar Al-Qur’an. Karena Sultan Abdul Hamid sangat dikenal dengan ketakwaannya. Sultan tidak dikenal sebagai seorang yang pernah meninggalkan salat dan tidak pernah meremehkan ibadah.

Baca juga: Ada Duka dan Ada Pesta Saat Sultan Muhammad Al-Fatih Wafat

Dia juga tidak dikenal sebagai sosok yang boros. Dia memiliki harta yang cukup. Bahkan Sultan banyak menutupi beban negara dengan menggunakan kekayaan pribadinya. Sedangkan mengenai kezalimannya, hal itu sama sekali tidak dikenal sebagai perilaku Sultan Abdul Hamid II. Penumpahan darah tidak pernah menjadi kebijakan politiknya.

Ash-Shalabi menjelaskan, untuk memuluskan tujuan mereka, para revolusionir melakukan tekanan pada mufti Islam Muhammad Zhiyauddin untuk mengeluarkan fatwa pencopotan. (Baca juga: Sujud Syukur Dunia Islam Sambut Kemenangan Al-Fatih, Hagia Sophia Jadi Masjid )
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنۡهُمۡ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمۡ عَلٰى قَبۡرِهٖ ؕ اِنَّهُمۡ كَفَرُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَمَاتُوۡا وَهُمۡ فٰسِقُوۡنَ‏
Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan shalat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.

(QS. At-Taubah Ayat 84)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More