Proyek Kereta Cepat dan Awal Penghancuran Khilafah Utsmaniyah

Senin, 27 Juli 2020 - 14:22 WIB
loading...
Proyek Kereta Cepat dan Awal Penghancuran Khilafah Utsmaniyah
Stasiun kereta api Damaskus-Hijaz yang dibangun pada zaman Khilafah Utsmaniyah. Foto/Ilustrasi/Wikipedia
A A A
Sultan Abdul Hamid II banyak memperhatikan lembaga-lembaga keagamaan dan ilmiah, serta memberikan bantuannya untuk memperbaiki Masjidil Haram dan Masjid Nabawi , dan membangun masjid-masjid . Ini dilakukan untuk menarik hati bangsa-bangsa Islam . ( )

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menjelaskan Sultan berusaha untuk memikat kaum muslimin Arab dengan segala cara dan sarana. Maka dia pun membentuk pengawal khusus dari mereka dan mengangkat sebagian orang yang loyal padanya menduduki jabatan dan pos-pos penting. ( )

lzzat Pasya Al-Abid yang berasal dari Syam sangat beruntung, karena mendapat kepercayaan Sultan Abdul Hamid dan menjadi penasehatnya dalam hal yang menyangkut masalah-masalah Arab.

Proyek Kereta
lzzat Pasya Al-Abid antara lain memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan rel kereta api Hijaz, yang membentang dari Damaskus hingga Madinah Al-Al-Munawwarah .



Sultan Abdul Hamid menganggap proyek ini sebagai salah satu sarana yang akan mengangkat nama khilafah dan akan berfungsi untuk menyebarkan pemikiran Pan-Islamisme .

Proyek infrastruktur ini dimulai pada tahun 1900 M. Jalur ini sebagai ganti dari perjalanan darat kafilah yang biasanya ditempuh selama kurang lebih 40 hari, sedangkan dengan menggunakan jalur laut ditempuh dalam jangka waktu sekitar 12 hari dari pantai Syam menuju Hijaz. Bila menggunakan rel ini, perjalanan hanya ditempuh dalam jangka waktu sekitar empat sampai lima hari saja.



Tujuan dari dibangunnya rel ini, bukan semata-mata untuk memudahkan jamaah haji yang datang ke Baitullah Al-Haram atau agar mereka gampang sampai ke Makkah dan Madinah.

Pembangunan ini memiliki tujuan politik dan militer. Dari sisi politik, pembangunan proyek ini di seluruh dunia Islam akan melahirkan semangat agama yang demikian tinggi, karena Sultan telah menyebarkan edaran yang menyerukan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut andil dalam pembangunan proyek ini.



Sultan Abdul Hamid memulai pendaftaran para penyumbang dengan dimulai dari dirinya sendiri, yang memberikan sumbangan sebanyak 50.000 keping uang emas Utsmani yang berasal dari koceknya sendiri, kemudian dibayar juga uang sebanyak 100.000 keping uang emas Utsmani dari kas Negara. Beberapa lembaga sosial didirikan. Kaum muslimin dari berbagai penjuru berlomba-lomba untuk membantu pembangunannya, baik dengan harta atau jiwa.

Para pejabat penting dalam pemerintahan Utsmani memberikan sumbangan untuk lancarnya proyek ini. Seperti Perdana Menteri dan Menteri perang Husein Pasya, Menteri Perdagangan Dzahabi Pasya, juga Menteri pengelola perencanaan ‘lzzat Pasya.



Para pemilik perusahaan juga ramai-ramai ikut menyumbang, Seperti pegawai di perusahaan kelautan pemerintahan Utsmani, juga para pejabat yang mengurus pekerjaan umum. Semangat menyumbang ini juga terjadi pada pejabat-pejabat yang ada di pemerintahan wilayah seperti Beirut, Damaskus, Aleppo, Bursah dan lainnya.

Penguasa Mesir juga ikut serta dalam mengampanyekan pengumpulan dana ini. Di Mesir dibentuk satu tim sukses proyek ini dan mengumpulkan dana yang dipimpin oleh Ahmad Pasya Al-Masyanawi.


Media-media yang ada di Mesir juga ikut mengampanyekan proyek pembangunan rel kereta Hijaz ini dengan sangat antusias. Seperti apa yang dilakukan oleh surat kabar Al- Muayyid. Sedangkan surat kabar Al-Liwa telah menyumbang untuk proyek ini -pada tahun 1904 M sebanyak 3.000 lira Utsmani. Surat kabar itu dipimpin oleh Kamil Pasya. Sedangan Ali Kamil telah menghimpun dana sebanyak 2.000 lira Utsmani untuk proyek ini hingga tahun 1901 M.

Surat kabar Al-Manar juga ikut andil dalam kampanye proyek ini, demikian pula dengan surat kabar Al-Raid Al-Mishri. Panitia untuk proyek ini dibentuk di Kairo, Iskandariyah dan kota-kota lain di Mesir.

(2), (3) , ( 4 )

Sedangkan kaum muslimin di India adalah yang paling bersemangat untuk memberikan sumbangan dana terhadap proyek ini. Pemimpin Haidar Abad di India dan Syah Iran menyumbang 50.000 lira Utsmani.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2662 seconds (0.1#10.140)