Adab-adab dalam Berjihad, Salah Satunya Tidak Membunuh Wanita dan Anak Kecil
Rabu, 11 Oktober 2023 - 17:54 WIB
Dalam berjihad, Islam sangat memperhatikan adab-adabnya, salah satu adab berjihad atau berperang adalah tidak boleh membunuh wanita dan anak anak kecil. Foto ilustrasi/ist
Perang Palestina dan Zionis Israel membangkitkan kembali semangat jihad . Meski berperang dengan jihad fii sabilillah, namun dalam Islam ada adab-adab berjihad yang sangat diutamakan. Apa saja adab-adabnya?
Secara harfiah jihad berarti mencurahkan segala daya dan kemampuan dalam kesulitan demi mencapai tujuan. Tujuan Jihad itu sendiri adalah menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan Al Quran dan Al Sunah.
Secara syar’i, Jihad didefinisikan oleh beberapa ulama sebagai mencurahkan kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir yang tidak ada ikatan perjanjian damai.
Sebagian ulama lain mendifinisikan jihad ini sebagai upaya sungguh-sungguh mengajak orang lain masuk ke agama yang benar (Islam).
1. Tidak berbuat khianat
2. Tidak membunuh wanita dan anak kecil, orang tua, para pendeta dan rahib (ahli ibadah ) yang tidak ikut berperang
Akan tetapi jika mereka ikut berperang atau mereka ikut menyusun siasat perang maka mereka boleh dibunuh.
3. Harus bersih dari sifat ujub atau takabur, sombong dan riya’ serta tidak mengharapkan bertemu dengan musuh
4. Tidak boleh (menyiksa dengan) membakar manusia atau hewan.
5. Mendakwahkan Islam kepada musuh sebelum berperang, jika mereka tidak bersedia, maka mereka disuruh membayar jizyah atau upeti, namun jika menolak maka mereka boleh diperangi.
6. Berlaku sabar dan ikhlas serta menjauhi kemaksiatan
7. Banyak berdo’a untuk memperoleh kemenangan dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Di antara do’a tersebut adalah:
“Ya Allah yang menurunkan Kitab Al-Qur’an, menjalankan awan, serta yang mengalahkan pasukan musuh, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami untuk melawan mereka.” (Muttafaq ‘alaih).
Apabila takut terhadap musuh maka hendaknya berdo’a:
“Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan-Mu di leher-leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Secara harfiah jihad berarti mencurahkan segala daya dan kemampuan dalam kesulitan demi mencapai tujuan. Tujuan Jihad itu sendiri adalah menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan Al Quran dan Al Sunah.
Secara syar’i, Jihad didefinisikan oleh beberapa ulama sebagai mencurahkan kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir yang tidak ada ikatan perjanjian damai.
Sebagian ulama lain mendifinisikan jihad ini sebagai upaya sungguh-sungguh mengajak orang lain masuk ke agama yang benar (Islam).
Adab-adab Berjihad
Terkait perang, dalam Islam sendiri ada adab-adabnya dalam berjihad. Dikutip dari kitab 'Fiqih Islam Bab : Jihad, Hukum dan Keutamaannya, karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri, dijelaskan bahwa di antara adab berjihad itu adalah sebagai berikut:1. Tidak berbuat khianat
2. Tidak membunuh wanita dan anak kecil, orang tua, para pendeta dan rahib (ahli ibadah ) yang tidak ikut berperang
Akan tetapi jika mereka ikut berperang atau mereka ikut menyusun siasat perang maka mereka boleh dibunuh.
3. Harus bersih dari sifat ujub atau takabur, sombong dan riya’ serta tidak mengharapkan bertemu dengan musuh
4. Tidak boleh (menyiksa dengan) membakar manusia atau hewan.
5. Mendakwahkan Islam kepada musuh sebelum berperang, jika mereka tidak bersedia, maka mereka disuruh membayar jizyah atau upeti, namun jika menolak maka mereka boleh diperangi.
6. Berlaku sabar dan ikhlas serta menjauhi kemaksiatan
7. Banyak berdo’a untuk memperoleh kemenangan dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Di antara do’a tersebut adalah:
اَللّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابَ وَهَازِمَ اْلأَحْزَابَ اِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
“Ya Allah yang menurunkan Kitab Al-Qur’an, menjalankan awan, serta yang mengalahkan pasukan musuh, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami untuk melawan mereka.” (Muttafaq ‘alaih).
Apabila takut terhadap musuh maka hendaknya berdo’a:
اَللّـهُمَّ إِناَّ نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ
“Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan-Mu di leher-leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Kewajiban Seorang Pemimpin dalam Berjihad
Masih dikutip dalam buku yang sama seperti dilansir Almanaj, seorangImam atau yang mewakilinya berkewajiban meneliti pasukan dan perlengkapan senjata mereka saat akan menuju medan perang, menolak orang yang hendak mengacau atau mereka yang tidak layak untuk ikut berjihad, dan tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir dalam berjihad kecuali dalam keadaan darurat.Lihat Juga :