Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan saat Berpuasa

Senin, 29 Januari 2024 - 11:15 WIB
Ada lagi contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meningkatkan sedekahnya. Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam ramadhan untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan dari pada angin yang berhembus.”

Maka dari itu kita harus berusaha semaksimal mungkin bagaimana agar kita bisa sedekah dibulan ramadhan ini.

c. Memberi makan orang yang berbuka puasa

Misalnya disebuah masjid dilakukan buka puasa secara rutin, maka kita berusaha membuat apa yang dapat kita berikan sesuai dengan kemampuan kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


“Siapa yang memberi makan kepada orang berpuasa yang sedang berbuka, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

4. Hindari perbuatan yang sia-sia

Ini adalah perbuatan yang tidak bernilai pahala dan tidak pula bernilai dosa. Ini ibarat orang yang sekolah lalu ketika penerimaan raportnya dia menemukan raportnya tidak diberi nilai. Tentu sebetulnya ini adalah kerugian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan hakikat puasa adalah:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ


“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu(sia-sia) dan rofats (ucapan yang tidak baik).”

Oleh karena itu hendaknya kita berusaha untuk menjauhi perdebatan. Sebab ini bisa tidak hanya bermanfaat, bahkan bisa mengurangi pahala puasa kita nantinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ


“Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (Muttafaq ‘alaihi)

Ada juga orang yang ingin agar laparnya tidak terasa dan waktu berlalu dengan cepat. Lalu dia menghabiskan waktunya dengan bermain game. Dengan cara seperti itu dia tidak merasakan lapar. Tentu ini tidak akan memberikan manfaat sama sekali. Itu semua adalah hal yang sia-sia. Padahal jika kita perhatikan, ada sebuah kaidah yang mengatakan, “amal ibadah itu semakin terasa berat, maka semakin besar pahalanya”. Maka semakin terasa laparnya, semakin terasa susah payahnya kita menghadapi kesulitan dalam puasa kita, sebetulnya semakin membesarkan pahala kita disisi Allah subhanahu wa ta’ala.



Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More