Hikmah Ramadan Memberikan Berbagai Kemudahan
Selasa, 12 Maret 2024 - 10:04 WIB
Kesimpulannya, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Yang lebih afdhal adalah yang paling mudah baginya saat safar. Jika dalam puasa terdapat bahaya, maka puasa dihukumi haram. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa': 29).
Ayat ini menunjukkan bahwa jika ada bahaya, maka terlarang untuk melakukannya. (Syarh Al-Mumthi', 6: 328)
"Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin." (QS. Al-Baqarah: 184)
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, "Orang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan diganti dengan memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Karena orang seperti ini disamakan dengan orang yang sudah tua." (Al-Mughni, 4: 396)
1. Membaca Al-Qur'an asalkan tidak menyentuhnya langsung, bisa baca dari Al-Qur'an terjemahan atau menyentuh mushaf Al-Qur'an (yang murni bahasa Arab) dengan sarung tangan.
2. Membaca dzikir, sepakat ulama boleh.
3. Membaca doa juga boleh apalagi di bulan Ramadhan adalah waktu diijabahnya doa-doa.
4. Mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
5. Masuk masjid untuk mengikuti pengajian, meskipun sedang haidh. Menurut pendapat terkuat, wanita haidh masih boleh masuk masjid.
Ini lima hal mengenai kemudahan saat kita berpuasa dan menjalani amalan di bulan Ramadan.
Wallahu A'lam
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa': 29).
Ayat ini menunjukkan bahwa jika ada bahaya, maka terlarang untuk melakukannya. (Syarh Al-Mumthi', 6: 328)
3. Kemudahan Ketiga
Bagi tiang sepuh (orang sudah tua renta) boleh tidak berpuasa dan diganti dengan fidyah. Allah Ta’ala berfirman:وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
"Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin." (QS. Al-Baqarah: 184)
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, "Orang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan diganti dengan memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Karena orang seperti ini disamakan dengan orang yang sudah tua." (Al-Mughni, 4: 396)
4. Kemudahan Keempat
Bagi wanita hamil dan menyusui kalau berat berpuasa, boleh tidak berpuasa dan puasanya tetap diqadha'. Qadha' ini tetap ada sebagaimana pendapat jumhur (kebanyakan ulama). Namun kalau berat karena utang puasa yang menumpuk -misal selama enam tahun punya tiga anak berturut-turut, ketika itu tentu sangat berat untuk diqadha', maka boleh diganti fidyah. Caranya, satu hari tidak puasa, mengeluarkan satu bungkus makanan.5. Kemudahan Kelima
Wanita haidh masih boleh beribadah di bulan Ramadan seperti yang boleh dilakukan:1. Membaca Al-Qur'an asalkan tidak menyentuhnya langsung, bisa baca dari Al-Qur'an terjemahan atau menyentuh mushaf Al-Qur'an (yang murni bahasa Arab) dengan sarung tangan.
2. Membaca dzikir, sepakat ulama boleh.
3. Membaca doa juga boleh apalagi di bulan Ramadhan adalah waktu diijabahnya doa-doa.
4. Mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
5. Masuk masjid untuk mengikuti pengajian, meskipun sedang haidh. Menurut pendapat terkuat, wanita haidh masih boleh masuk masjid.
Ini lima hal mengenai kemudahan saat kita berpuasa dan menjalani amalan di bulan Ramadan.
Wallahu A'lam
(wid)