Raja Paling Berpengaruh di Dunia: Harun al-Rasyid di Timur, Charlemagne di Barat
Senin, 07 Oktober 2024 - 15:33 WIB
Laksana sinar mentari di angkasa.
Kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi, karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam, sehingga banyak para ilmuwan dari berbagai penjuru datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin mereka tuntut.
Pada masa puncak keemasan kota Baghdad di masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786 – 809 M), dan anaknya al-Makmun (813 – 833 M), dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia.
Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia.
Ada tiga keistimewaan kota ini, yaitu: pertama, prestise politik, kedua, supremasi ekonomi, ketiga, aktivitas intelektual.
Tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat di wilayah ini. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Syamruddin Nasution mengatakan betapa indahnya kota Baghdad yang dijadikan sebagai kota intelektual, maha guru masyarakat Islam, pusat perkembangan ilmu pengetahuan yang diminati oleh para ulama dari berbagai penjuru dunia.
Kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi, karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam, sehingga banyak para ilmuwan dari berbagai penjuru datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin mereka tuntut.
Pada masa puncak keemasan kota Baghdad di masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786 – 809 M), dan anaknya al-Makmun (813 – 833 M), dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia.
Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia.
Ada tiga keistimewaan kota ini, yaitu: pertama, prestise politik, kedua, supremasi ekonomi, ketiga, aktivitas intelektual.
Tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat di wilayah ini. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Syamruddin Nasution mengatakan betapa indahnya kota Baghdad yang dijadikan sebagai kota intelektual, maha guru masyarakat Islam, pusat perkembangan ilmu pengetahuan yang diminati oleh para ulama dari berbagai penjuru dunia.
(mhy)