5 Fakta Kehidupan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Penguasa Arab Saudi Berikutnya

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 07:30 WIB
Pangeran Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman. Foto istimewa
Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS, lahir pada 31 Agustus 1985, kini telah dikenal sebagai salah satu tokoh petinggi yang penting bagi pemerintahan Arab Saudi . Sebagai penerus kerajaan dan pewaris takhta Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, serta yang sudah menjabat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi sejak 2022, Mohammed bin Salman telah menjadi arsitek berbagai perubahan Arab Saudi.

Di bawah kepemimpinan sang Pangeran Mahkota sebagai Perdana Menteri, Arab Saudi telah mengalami perubahan dari segi sosial dan juga ekonomi yang cukup signifikan. Strategi pembangunan yang dirancang oleh MBS telah menerima pujian dari kalangan internasional. Namun, kritik juga telah menilai bahwa beberapa langkah-langkah yang diambil oleh MBS cenderung menimbulkan sebuah kontroversi, yang mendapatkan kritik tajam di kalangan internasional.

5 Fakta tentang Mohammed bin Salman

1. Kehidupan Awal MBS, Minat terhadap Pemerintahan Sejak Usia Dini

Mohammad Bin Salman (MBS) adalah anak dari Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan istri ketiganya, Fahdah bint Falah ibn Sultan. Sejak usia dini, MBS telah menunjukkan mintamnya terhadap pemerintahan dengan mengikuti jejak dan langkah-langkah sang ayah Raja Salman. Setelah sang pangeran menyelesaikan studinya dengan gelar Sarjana Hukum di Universitas Raja Saud, Riyadh tahun 2007, MBS mendirikan beberapa perusahaan dan organisasi nirlaba yang berfokus pada kewirausahaan. Dan pada tahun 2009, ia mulai berfokus pada pemerintahan dan mendampingi ayahnya yang saat itu adalah Gubernur Riyadh.

Ketika Raja Salman naik takhta dan menjabat sebagai Raja Arab Saudi pada Januari 2015 mengikuti wafatnya ayah sang raja, Raja Abdullah bin Abdulaziz, MBS kemudian diangkat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi. Dalam masa jabatannya sebagai Menteri Pertahanan, banyak kebijakan dan perintah MBS yang cenderung dikritik dengan tajam oleh kalangan internasional. Dalam hanya hitungan bulan setelah MBS menjabat sebagai Menteri Pertahanan, ia memerintahkan sebuah intervensi agresi militer dalam perang sipil di Yaman. Langkah ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi pengaruh Iran melalui Houthi yang dianggap sebagai perpanjangan Teheran. Namun, laporan menyatakan bahwa intervensi militer ini menciptakan salah satu krisis humanitarian yang cukup parah, dan menjadi awal penodaan citra MBS.

2. Kebijakan Keras dan Kontroversi Tanpa Bukti Nyata, Citra MBS Ternodai

Pada tahun 2017, MBS meluncurkan kebijakan diplomasinya yang agresif terhadap Qatar. MBS memerintahkan sebuah blokade yang berlangsung selama bertahun-tahun tanpa hasil yang signifikan. Selain itu, MBS juga terlibat dalam penangkapan puluhan pangeran dan pengusaha operasi pemberantasan korupsi, yang diduga sebagai upaya untuk mengkonsolidasi kekuasaanya di bidang politik.

Selain itu, adapun insiden yang menodai nama MBS baik dalam negeri maupun kalangan internasional. Pada Oktober tahun 2018, MBS dispekulasikan terlibat dalam pembunuhan seorang jurnalis yang bernama Jamal Khashoggi seorang kolumnis media barat Washington Post, di konsulat Arab Saudi di Istanbul. Pemerintahan membantah keterlibatan MBS secara langsung, dan opini dari kalangan masyarakat Arab Saudi juga bercampur aduk. Namun laporan intelijen AS menyimpulkan bahwa MBS berada di balik operasi tersebut, yang akhirnya mencoreng citranya di beberapa negara secara global.

3. “Saudi Vision 2030”, Rancangan Pembangunan yang Mengembalikan Citra MBS

Selain sejarah masa jabatannya sebagai Menteri Pertahanan, MBS juga diberikan kendali atas perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco. Tidak hanya itu, MBS juga diberikan kendali atas Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan Arab Saudi. Dari kedua kekuasaan baru inilah dimana MBS meluncurkan “Saudi Vision 2030”, yakni sebuah rencana pembangunan ekonomi yang ambisius dengan tujuan mendiversifikasikan ekonomi Arab Saudi, dari ketergantungan pada bisnis dan perusahaan minyak.

Salah satu langkah awal dari rencana pembangunan ini adalah dengan pembukaan saham Aramco kepada publik pada tahun 2019. Sektor ekonomi, sektor sosial, reformasi kurikulum pendidikan, hingga perluasan sektor pariwisata, semuanya adalah bagian dari rencana pembangunan “Vision 2030” ini. Walaupun banyak tantangan besar, baik dari kalangan konservatif dalam negeri maupun kritik internasional, MBS terus mendorong rencananya menuju Arab Saudi yang lebih modern pada tahun 2030.

4. Reformasi Sosial, MBS Mencabut Larangan-Larangan Konservatif yang “Tua”

Salah satu reformasi sosial yang paling mencolok dan mendapat perhatian luas dari dunia internasional di bawah kepemimpinan MBS, adalah pencabutan larangan mengemudi bagi wanita pada tahun 2018. Pencabutan larangan ini, sebagai salah satu langkah awal “Vision 2030”, menjadi simbol bahwa sudah cukup lama Arab Saudi dicap sebagai negara yang sangat konservatif dan membatasi kebebasan hidup masyarakat.

Yang awalnya kebebasan wanita itu sangat terbatas di Arab Saudi, kini di bawah kepemimpinan MBS, wanita kini diizinkan untuk bekerja dan melakukan perjalanan tanpa harus mendapatkan izin dari wali (ayah, suami, saudara laki-laki) mereka. Reformasi ini memungkinkan lebih banyak wanita untuk berpartisipasi aktif dalam pasar tenaga kerja, yang juga sejalan dengan tujuan Visi 2030 untuk meningkatkan kontribusi perempuan dalam pembangunan ekonomi.

5. Terobosan Baru dalam Perkembangan Diplomatik dan Aliansi Arab Saudi di bawah MBS

Pada tahun 2023 lalu, Arab Saudi dibawah kepemimpinan MBS telah membuat terobosan diplomatik yang baru dengan Iran melalui mediasi Tiongkok. Perjanjian diplomatik yang dimediasi oleh Tiongkok ini tidak hanya membuka jalan bagi normalisasi hubungan kedua negara, tetapi juga menjadi sinyal penting bahwa Arab Saudi berkomitmen untuk mengurangi eskalasi konflik dan ketegangan sektarian yang telah lama melanda kawasan tersebut.

Kesepakatan menjadi tanda inisiatif MBS untuk mengurangi konflik yang terjadi di kawasan regional Timur Tengah, serta menunjukkan bahwa Arab Saudi bersedia mengambil langkah-langkah untuk memperkuat dan memperbaiki hubungan antarnegara. Upaya diplomasi ini juga menunjukkan bahwa Arab Saudi tidak lagi hanya mengandalkan pendekatan militer dalam menangani konflik, namun juga berupaya untuk mencari solusi diplomatik yang lebih berkelanjutan dalam menjaga stabilitas regional.

Lima fakta mengenai Mohammed bin Salman ini menunjukkan bahwa di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi akan menuju masa depan yang lebih berdaulat dan modern. Walaupun banyak tantangan bagi MBS di masa depan, walaupun juga yang di masa lalu, MBS sejauh ini tetap menunjukkan kepada kalangan masyarakat Arab Saudi maupun internasional, bahwa ketika ia nanti meneruskan takhta sang ayah, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, Arab Saudi akan menuju masa depan damai, aman, tentram, dan modern. MG/Patrick Daniel H.W.

Baca juga: Misteri Putra Mahkota Arab Saudi Jika Mohammed bin Salman Jadi Raja
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ
Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.

(QS. Ghafir Ayat 60)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More