Belajar dari Laba-Laba yang Menganyam Jaringnya

Minggu, 30 Agustus 2020 - 06:29 WIB
"Bila maut datang, semua itu akan menjadi bagai segenggam debu. Tak satu pun yang tetap bertahan lama, dan celah itulah yang akan merusakkan tempat semayam Tuanku."

"Tiada kepandaian dapat membuat tetap apa yang tak tetap. Ah, jangan letakkan harapan kebahagiaan Tuanku pada istana! Jangan biarkan kuda kebanggaan Tuanku melata bagai siput. Jika tak seorang pun berani mengatakan terus terang pada raja dan memperingatkannya tentang kesalahan-kesalahan ini, maka ini akan merupakan malapetaka yang besar."



Laba-Laba

Pernahkah kau memperhatikan laba-laba dan mengamati betapa mengagumkan ia menggunakan waktunya? Dengan kecepatan dan kewaspadaan ia menganyam jaring-sarangnya yang menakjubkan itu, sebuah rumah yang dihiasinya untuk keperluannya.

Bila lalat jatuh tertungging ke dalam jaring itu, laba-laba itu buru-buru menyergapnya mengisap darah makhluk kecil itu dan membiarkan bangkai itu mengering untuk digunakannya sebagai makanannya.

Kemudian datang penghuni rumah dengan membawa sapu, dan dalam sekejap saja, jaring-sarang, lalat dan laba-laba itu pun lenyap ketiga-tiganya!

Jaring laba-laba itu melambangkan dunia; lalat itu, rizki yang telah diberikan Tuhan di sana bagi makhlukNya.



Andaikan seluruh dunia sekalipun jatuh ke tanganmu, kau dapat kehilangan semua itu dalam sekejap saja. Kau hanya bayi di jalan pengertian; namun kau berdiri sia-sia di luar tabir.

Jangan tuntut tempat dan kedudukan jika kau tidak bodoh. Dan ketahuilah, hai pandir yang tak peduli, bahwa dunia ini diserahkan pada lembu jantan. Ia yang memandang genderang dan bendera sebagai tanda keagungan tak akan pernah menjadi darwis; benda-benda itu hanyalah siul angin lebih kecil nilainya daripada mata uang terkecil.

Tahanlah kuda kebodohanmu yang melata bagai siput itu, dan janganlah terpedaya karena memiliki kekuasaan. Bila macan tutul itu sudah terkuliti, maka hidupmu pun akan terenggut hilang.

Bukalah mata cita-cita yang sejati dan temukan Jalan Kerohanian itu; langkahkan kakimu di Jalan Tuhan dan carilah istanaNya yang luhur. Sekali kau melihatnya, maka kau tak akan terikat lagi pada gemerlap dunia ini.( )

Menjauhi Manusia

Seorang laki-laki, lelah dan kehilangan semangat, letih karena berjalan di gurun, akhirnya tiba di suatu tempat di mana seorang darwis yang hidup seorang diri berdiam, lalu berkata padanya, "O Darwis, bagaimana keadaanmu?"

Darwis itu menjawab, "Tidakkah kau malu menyampaikan pertanyaan demikian bila di sini aku tinggal di suatu tempat yang begitu sempit dan terkurung?"

Orang itu berkata, "Itu tidak betul, bagaimana kau akan terkurung, tinggal di gurun yang luas ini?"

Darwis itu berkata lagi, "Jika dunia tidak sedemikian sempit, kau tak akan pernah menyinggahi aku!" ( )
(mhy)
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More