Syarat Doa yang Dikabulkan Allah Ta'ala, Waktu Juga Menentukan

Rabu, 14 Oktober 2020 - 09:40 WIB
Adnan ath-Tharsyah dalam kitab Anta wal Mal menyatakan perlu juga diperhatikan waktu-waktu utama untuk berdoa, dan keadaan-keadaan yang biasanya akan mendapatkan ijabah. Seperti sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, ketika sujud dalam salat , pada hari Jumat, waktu-waktu terdesak kesusahan, ketika safar, sakit dan lainnya.



Juga agar meminta dengan sangat dalam berdoa. Sebagaimana Rasulullâh SAW suka untuk mengulang doa tiga kali. Dan jangan dilupakan pula, bahwa paling tidak dengan berdoa kita berupaya mendapatkan pahala dari-Nya, karena kita telah menunaikan perintah berdoa yang itu adalah ibadah.

Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, namun tidak dikabulkan, maka hal tersebut karena suatu hikmah yang Allah Ta’ala ketahui dan tidak diketahui oleh hamba yang berdoa. Boleh jadi kita menginginkan sesuatu, padahal sesuatu tersebut tidak baik untuk kita.



Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengatakan ketika syarat-syarat tersebut terpenuhi, namun tidak Allah Ta’ala kabulkan, maka bisa jadi:

Pertama, dia tercegah dari kejelekan (bahaya atau musibah) yang lebih besar.

Kedua, Allah Ta’ala simpan doa tersebut sampai hari kiamat dan Allah Ta’ala penuhi pahalanya yang sangat besar.

Hal ini karena hamba yang berdoa dengan terpenuhi syarat-syaratnya, namun tidak dikabulkan, dan tidak dicegah dari kejelekan yang lebih besar, dia telah melakukan sebab-sebab.



Tidak dikabulkannya doa tersebut adalah karena hikmah tertentu, sehingga dia mendapatkan pahala dua kali: (1) karena sebab doanya; (2) karena sebab musibah yang menimpa dirinya dengan tidak dikabulkannya doanya tersebut dan Allah Ta’ala simpan untuknya (berupa pahala) yang lebih besar dan lebih sempurna.

Perkara penting lainnya adalah hendaknya seseorang tidak merasa bahwa doanya tidak segera (lama atau lambat) terkabul. Karena hal semacam ini adalah sebab tidak dikabulkannya doa.

Berbagai Bentuk

Sementara itu, Adnan ath-Tharsyah menambahkan bahwa dikabulkannya doa bisa terwujud dalam berbagai bentuk. Misalnya, dengan terwujudnya apa yang memang diminta pada waktu yang diinginkan. Atau terwujud namun di waktu yang lain, karena ada suatu hikmah. Atau bisa juga, wujud pengabulannya yaitu dengan ditolaknya suatu keburukan sebagai ganti dari dikabulkannya doa tersebut. Atau juga ia diberikan pemberian lain yang itu lebih baik daripada apa yang ia minta.

Rasulullah SAW bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah Azza wa Jalla sedangkan kalian yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allâh Azza wa Jalla tidak akan mengabulkan doa orang yang berdoa dengan hati lalai dan terlena. (Shahîh Sunan At-Turmudzi, no. 2766)



Ibnu Uyainah berkata, “Janganlah apa yang didapatkan seseorang dalam dirinya (kealpaan dan ketelodorannya) mencegah seseorang dari memanjatkan doa. Sungguh Allah Azza wa Jalla pun telah mengabulkan doa makhluk terjahat yaitu iblis, yaitu tatkala ia berkata, “Wahai Rabb ku, berilah aku tangguh hingga hari manusia dibangkitan.”

Allah pun menerima permintaannya dengan berfirman, “Sesungguhnya engkau termasuk orang yang diberi tangguh.” [Al-A’raf/ 7: 15]
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, yaitu seorang yang sudah tua berzina, orang miskin namun sombong, dan pemimpin yang pendusta.

(HR. Nasa'i No. 2528)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More