Dalam Perang Sehari 2.000 Pasukan Muslim Sahid, 10.000 Pasukan Persia Tewas

Selasa, 20 Oktober 2020 - 06:11 WIB
Mereka dibiarkan dalam kebingungan, tak tahu mana yang akan digempur dan mana yang tidak. Oleh karena itu pertempuran sengit berkecamuk lagi, pasang surut di kedua pihak silih berganti. Kadang pasukan Muslimin yang maju dipukul mundur oleh pihak Persia; adakalanya pasukan Persia yang maju dipukul mundur oleh pihak Muslimin.( )

Pasukan Persia merasa mendapat kekuatan dengan datangnya pengawalan Kaisar Yazdigird dari Mada'in sebagai bala bantuan. Tetapi semua itu tidak mengurangi semangat pasukan Muslimin dalam perjuangan ini.

Kiat Menghadapi Gajah

Hanya saja, tak lama ketika keadaan gajah-gajah itu sudah merasa terbiasa dengan situasi setempat dan pertempuran di sekitarnya makin memanas mereka kembali menyerang seperti ketika dalam pertempuran Armas. Sa’ad melihat gajah-gajah itu makin merajalela dan mencerai-beraikan regu-regu pasukan Muslimin.

Ketika ia menanyakan titik kelemahan gajah kepada beberapa orang Persia yang sudah menyerah dalam pertempuran, mereka berkata: Di belalai dan di matanya.

Saad lalu mengirim pesan kepada dua bersaudara Qa'qa' dan Asim dengan mengatakan: Wakililah saya menghadapi gajah putih itu. Gajah ini berada di depan mereka. Kepada Hammal dan Ribbil — keduanya dari Banu Asad — ia berpesan dengan mengatakan: Wakililah saya menghadapi gajah yang berkudis itu. Gajah ini juga di depan mereka — dua gajah yang sangat rakus. Gajah-gajah yang lain semua mengikutinya. ( )

Qa'qa' dan Asim berjalan kaki lalu menancapkan tombaknya di mata gajah putih itu. Binatang itu beranjak mundur kesakitan sambil menggeleng-gelengkan kepala dan melemparkan saisnya, kemudian ia mengayun-ayunkan belalainya. Ketika itu Qa'qa' menebasnya dengan pedangnya.

Hammal dan Ribbil menyerang gajah yang berkudis dengan menusuk salah satu matanya dan menebas belalainya.

Kedua gajah itu melengking-lengking. Gajah yang berkudis kembali ke arah barisan pasukan Persia. Tetapi karena dihalau ia berbalik lagi menghadapi pasukan Muslimin.

Di sini ia ditusuk sehingga sempoyongan kian ke mari antara kedua barisan itu sambil melengking-lengking seperti suara babi. Sesudah itu ia berjalan cepat-cepat lalu terjun ke dalam sungai, yang kemudian diikuti semua gajah yang ada. ( )

Penunggang-penunggangnya pun terlempar dari punggung kawanan- hewan itu. Gajah-gajah itu sudah melewati sungai dan lari ke belakang tanpa menoleh lagi.

Sekarang perimbangan pertempuran itu menjadi kacau. Perbandingan pasukan Persia sudah mulai timpang ketika pasukan gajah mencerai-beraikan regu-regu pasukan Muslimin. Setelah barisan pasukan gajah itu kacau balau, kedua pasukan itu melihatnya dan berusaha menghalaunya dan menghindari bahayanya.

Sesudah dilihat menyeberangi Sungai Atiq dan lari membelakangi mereka, semangat pasukan Muslimin terasa makin kuat. Larinya gajah-gajah itu merupakan tanda kebesaran Allah dalam memberikan kemenangan melawan musuh. Tetapi pihak Persia masih membanggakan besarnya jumlah pasukan mereka dan bala bantuan yang dikirimkan Yazdigird kepada mereka.

Mereka kembali menyusun barisan dan memulai lagi pertempuran dengan semangat yang makin dipacu oleh larinya gajah-gajah itu. Dengan demikian terjadi lagi bentrokan antara kedua angkatan bersenjata yang sekarang sudah saling berhadapan itu. Pertempuran ini berlangsung sampai menjelang malam, dengan debu tebal yang sudah membubung pekat. Baik Sa’ad maupun Rustum sudah sama-sama tidak tahu giliran siapa waktu itu yang menang atau kalah.

Pertempuran hari ketiga ini berlangsung terus seolah dalam pikiran kedua pihak — Persia dan Muslimin — sama-sama tidak akan meletakkan senjata sebelum salah satunya hancur, dan seolah itu datang dari pikiran mereka sendiri di luar pendapat Sa’ad atau Rustum. Bahkan peristiwa itu terjadi tanpa setahu kedua penanggung jawab itu. Ya, itulah, karena takdir juga maka terjadi demikian. Dan jika Allah sudah menghendaki sesuatu tak akan dapat ditolak.

Sebenarnya pertempuran itu sudah mulai reda ketika gelap malam sudah mulai turun. Sa’ad telah memperkirakan bahwa kedua angkatan bersenjata itu sedang mempersiapkan diri untuk hari yang keempat dengan serangan yang lebih dahsyat dari Armas, Agwas dan Amas. Tetapi dia khawatir musuh akan datang dari tempat-tempat penyeberangan sungai yang dangkal di bawah markasnya. Maka ia mengirim Tulaihah dan Amr dalam satu regu dengan pesan: "Kalau mereka sudah mendahului kalian ke sana, turunlah kalian di seberang mereka; kalau ternyata kosong beritahukanlah dan tinggallah di sana sampai nanti datang perintahku."

Tetapi di tempat penyeberangan itu memang tak ada orang. Mereka tergoda ingin menyeberangi bagian sungai yang dangkal itu, dan mendatangi pihak Persia dari belakang. Mereka berselisih pendapat mengenai caranya. Tulaihah mengambil tempat di belakang markas dan bertakbir tiga kali. Pihak Persia sudah ketakutan, mereka mengira pasukan Muslimin bermaksud mengecoh mereka.

Pasukan Muslimin juga heran mendengar takbir itu. Mereka mengira bahwa pasukan Persia sudah menyerang anak buahnya maka ia pun bertakbir meminta pertolongan.

Di bawah tempat penyeberangan itu Amr lalu menyerang sekelompok pasukan Persia. Mereka yakin sekali pasukan Muslimin telah mengecoh mereka. Mereka pun segera mengatur barisan dan mulai bergerak. Qa'qa' melihat apa yang mereka lakukan itu! la pun bergerak ke arah mereka tanpa meminta izin terlebih dulu kepada Sa’ad.

Sa’ad menjenguk dari tempat duduknya di Qudais. Bergeraknya pasukan Persia itu sudah diperhitungkannya seribu kali. Melihat Qa'qa' juga bergerak ke arah mereka, dalam hatinya ia berkata: Allahumma ya Allah, ampunilah dia, berikanlah pertolongan kepadanya. Sudah kuizinkan dia, kendati ia tidak meminta izin kepadaku! Dan katanya kepada stafnya: Kalau mereka bertakbir tiga kali, mulailah kalian menyerang.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.  Ada seorang sahabat bertanya: bagaimana maksud amanat disia-siakan?  Nabi menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

(HR. Bukhari No. 6015)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More