Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Tegaskan Wali Tak Terjangkau Nalar Manusia Biasa
Minggu, 08 November 2020 - 05:00 WIB
Allah.
Berkatalah Adam AS: “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tak mengampuni kami, dan merahmati kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Al-A’raaf: 23).
Maka turunlah kepadanya cahaya petunjuk dan pengetahuan tentang tobat, akibat dan tentang hikmah di balik peristiwa ini, yang takkan terungkap tanpa ini. Lalu Allah berpaling kepada mereka dengan penuh kasih sayang, sehingga mereka bisa bertobat. ( )
Dan Allah mengembalikannya ke hal semua, dan beradalah ia pada peringkat wilayat yang lebih tinggi, dan ia dikaruniai maqam di dunia dan akhirat. Maka menjadilah dunia ini tempat kehidupannya dan keturunannya, sedang akhirat sebagai tempat kembali dan tempat peristirahatan abadi mereka. "Maka, ikutilah Nabi Muhammad SAW, kekasih dan pilihan Allah, dan nenek moyangnya, Adam, pilihan-Nya – keduanya adalah kekasih Allah – dalam hal mengakui kesalahan dan berlindung kepada-Nya dari dosa-dosa, dan dalam hal bertawadhu’ dalam segala keadaan kehidupan," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.
Berkatalah Adam AS: “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tak mengampuni kami, dan merahmati kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Al-A’raaf: 23).
Maka turunlah kepadanya cahaya petunjuk dan pengetahuan tentang tobat, akibat dan tentang hikmah di balik peristiwa ini, yang takkan terungkap tanpa ini. Lalu Allah berpaling kepada mereka dengan penuh kasih sayang, sehingga mereka bisa bertobat. ( )
Dan Allah mengembalikannya ke hal semua, dan beradalah ia pada peringkat wilayat yang lebih tinggi, dan ia dikaruniai maqam di dunia dan akhirat. Maka menjadilah dunia ini tempat kehidupannya dan keturunannya, sedang akhirat sebagai tempat kembali dan tempat peristirahatan abadi mereka. "Maka, ikutilah Nabi Muhammad SAW, kekasih dan pilihan Allah, dan nenek moyangnya, Adam, pilihan-Nya – keduanya adalah kekasih Allah – dalam hal mengakui kesalahan dan berlindung kepada-Nya dari dosa-dosa, dan dalam hal bertawadhu’ dalam segala keadaan kehidupan," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)