Alasan Utsman bin Affan Tolak Letakkan Jabatan dan Membiarkan Demonstran
Minggu, 22 November 2020 - 11:00 WIB
Beliau lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: 'Akan datang setelahku nanti berbagai fitnah dan tragedi. Kami lalu bertanya: Lalu bagaimana menyelamatkan diri darinya, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: (Pergilah) kepada seorang yang amin/amanat dan tentaranya, dan beliau menunjuk ke arah Utsman."
Orang-orang itu pun berdiri, seraya berkata: "Mata-mata kami telah menguatkan kami, maka izinkan kami untuk berjihad".
Tapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab: "Tetaplah kalian mentaati perintahku yaitu agar tidak berperang". (HR Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq 374 dari jalan Mush'ab bin Abdillah, dengan sanad hasan).
Hasan bin Ali dan saudaranya Husein, Ibnu Umar, Ibnu Az-Zubeir dan Marwan, mereka semua pergi dengan membawa persenjataan lengkap hingga masuk ke rumah Utsman. Lalu Utsman berkata: "Hendaklah kalian kembali, letakkan senjata dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian". (HR Khalifah bin Khayyath dalam At-Tarikh 174, Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq 396, dengan sanad yang shahih kepada Ibnu Siirin).
Ibnu Siirin Rahimahullahu berkata: Ada 700 sahabat yang bersama Utsman di rumah beliau. Oleh karena itu, tampak jelas tuduhan dusta kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar bahwa mereka tidak mau menolong Utsman Radhiyallahu ‘anhu.
Setiap riwayat yang terdapat tuduhan tersebut, tidak lepas dari cacat, bahkan lebih dari satu cacatnya baik dalam
sanad atau matannya.
Ketika sebagian sahabat melihat bahwa Utsman telah bertekad untuk menolak memerangi para pendemo/pengepung dan bahwasanya para pengepung sudah bertekad untuk membunuh Utsman, maka mereka tidak mendapatkan jalan untuk melindungi beliau melainkan menawarkan kepada beliau bantuan untuk bisa keluar ke Makkah melarikan diri dari para pengepung itu. Akan tetapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu tetap menolak tawaran mereka.
Menurut ‘Abdurrahman at-Tamimi ada lima sebab mengapa Utsman tetap bersikap menolak semua tawaran di atas, padahal beliau sangat membutuhkan bantuan dan pembelaan:
Pertama, demi mengamalkan wasiat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang dibisikkan kepada beliau dan beliau telah menjelaskannya ketika hari pengepungan tersebut yaitu bahwasanya sikap beliau itu adalah untuk menepati janji kepada Rasulullah SAW.
Kedua, apa yang terkandung dalam ucapan beliau: "Aku tidak ingin menjadi orang pertama yang menumpahkan darah kaum muslimin sepeninggal Rasulullah SAW.
Ketiga, beliau tahu bahwa para pemberontak itu tidak menginginkan melainkan beliau saja, maka beliau tidak ingin menjadikan para sahabat sebagai perisai. Bahkan sebaliknya, beliau lebih suka menjadi perisai bagi kaum muslimin.
Keempat, beliau tahu bahwa fitnah ini akan berakhir dengan terbunuhnya beliau. Yang demikian itu, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW kepada beliau ketika Nabi memberi beliau kabar gembira dengan surga karena musibah yang akan menimpanya. Dan telah tampak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa waktunya sudah dekat. Dan yang menguatkan hal tersebut pula apa yang beliau lihat dalam mimpi pada malam sebelum terbunuhnya beliau, yaitu melihat Rasulullah SAW yang berkata kepada beliau: Berbukalah bersama ku esok hari. Beliau memahami bahwa waktu terbunuhnya beliau telah dekat.
Kelima, demi mengamalkan nasehat Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan kepada beliau: "Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu".
Tidak diragukan lagi, bahwa beliau Radhiyallahu ‘anhu di atas kebenaran dalam bersikap, karena telah sahih dari Rasulullah SAW bahwa fitnah itu akan terjadi dan beliau bersaksi bahwa Utsman dan para sahabatnya berada di atas kebenaran. ( )
Lihat Juga: Dahsyatnya Sedekah Utsman, Beli Sumur Yahudi Hingga Bantu Pasukan Muslim Rp120 Miliar Lebih
Orang-orang itu pun berdiri, seraya berkata: "Mata-mata kami telah menguatkan kami, maka izinkan kami untuk berjihad".
Tapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab: "Tetaplah kalian mentaati perintahku yaitu agar tidak berperang". (HR Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq 374 dari jalan Mush'ab bin Abdillah, dengan sanad hasan).
Hasan bin Ali dan saudaranya Husein, Ibnu Umar, Ibnu Az-Zubeir dan Marwan, mereka semua pergi dengan membawa persenjataan lengkap hingga masuk ke rumah Utsman. Lalu Utsman berkata: "Hendaklah kalian kembali, letakkan senjata dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian". (HR Khalifah bin Khayyath dalam At-Tarikh 174, Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq 396, dengan sanad yang shahih kepada Ibnu Siirin).
Ibnu Siirin Rahimahullahu berkata: Ada 700 sahabat yang bersama Utsman di rumah beliau. Oleh karena itu, tampak jelas tuduhan dusta kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar bahwa mereka tidak mau menolong Utsman Radhiyallahu ‘anhu.
Setiap riwayat yang terdapat tuduhan tersebut, tidak lepas dari cacat, bahkan lebih dari satu cacatnya baik dalam
sanad atau matannya.
Ketika sebagian sahabat melihat bahwa Utsman telah bertekad untuk menolak memerangi para pendemo/pengepung dan bahwasanya para pengepung sudah bertekad untuk membunuh Utsman, maka mereka tidak mendapatkan jalan untuk melindungi beliau melainkan menawarkan kepada beliau bantuan untuk bisa keluar ke Makkah melarikan diri dari para pengepung itu. Akan tetapi Utsman Radhiyallahu ‘anhu tetap menolak tawaran mereka.
Menurut ‘Abdurrahman at-Tamimi ada lima sebab mengapa Utsman tetap bersikap menolak semua tawaran di atas, padahal beliau sangat membutuhkan bantuan dan pembelaan:
Pertama, demi mengamalkan wasiat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang dibisikkan kepada beliau dan beliau telah menjelaskannya ketika hari pengepungan tersebut yaitu bahwasanya sikap beliau itu adalah untuk menepati janji kepada Rasulullah SAW.
Kedua, apa yang terkandung dalam ucapan beliau: "Aku tidak ingin menjadi orang pertama yang menumpahkan darah kaum muslimin sepeninggal Rasulullah SAW.
Ketiga, beliau tahu bahwa para pemberontak itu tidak menginginkan melainkan beliau saja, maka beliau tidak ingin menjadikan para sahabat sebagai perisai. Bahkan sebaliknya, beliau lebih suka menjadi perisai bagi kaum muslimin.
Keempat, beliau tahu bahwa fitnah ini akan berakhir dengan terbunuhnya beliau. Yang demikian itu, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW kepada beliau ketika Nabi memberi beliau kabar gembira dengan surga karena musibah yang akan menimpanya. Dan telah tampak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa waktunya sudah dekat. Dan yang menguatkan hal tersebut pula apa yang beliau lihat dalam mimpi pada malam sebelum terbunuhnya beliau, yaitu melihat Rasulullah SAW yang berkata kepada beliau: Berbukalah bersama ku esok hari. Beliau memahami bahwa waktu terbunuhnya beliau telah dekat.
Kelima, demi mengamalkan nasehat Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan kepada beliau: "Tahan dan tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu".
Tidak diragukan lagi, bahwa beliau Radhiyallahu ‘anhu di atas kebenaran dalam bersikap, karena telah sahih dari Rasulullah SAW bahwa fitnah itu akan terjadi dan beliau bersaksi bahwa Utsman dan para sahabatnya berada di atas kebenaran. ( )
Lihat Juga: Dahsyatnya Sedekah Utsman, Beli Sumur Yahudi Hingga Bantu Pasukan Muslim Rp120 Miliar Lebih
(mhy)