Habib Rizieq Usung Revolusi Akhlak, Ini Kata Syaikh Ahmad Al-Misri

Selasa, 24 November 2020 - 12:57 WIB
Syaikh Ahmad Al-Misri, Dai asal Mesir yang saat ini berdakwah di Indonesia. Foto/Ist
Syaikh Ahmad Al-Misri , Dai lulusan Mesir yang kini berdakwah di Indonesia angkat bicara mengenai Revolusi Akhlak yang diusung Imam besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab saat kajian di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat, Senin lalu (16/11/2020).

"Sebenarnya situasi ini tidak enak untuk dibahas. Saya yakin orang buta bisa melihat situasi saat ini sehingga lisan saya susah berbicara," kata Syaikh Ahmad saat membuka kajiannya. (Baca Juga: Hadiri Maulid Nabi, Habib Rizieq Kembali Gaungkan Revolusi Akhlak )

Beliau menukil salah satu kalam ulama besar Mesir, Syaikh Mmutawalli asy-Sya'rawi yang berkata: "Apabila anda tidak bisa berbicara yang haq (benar), jangan sekali-kali bertepuk tangan untuk yang batil."

(Baca juga : Bocah 11 Tahun Ini Jadi Tukang Parkir untuk Lunasi Kredit Motor Almarhum Ayah )

"Ada seorang pejabat yang bilang ke saya, syaikh nasihatin Habib Rizieq . Apa yang harus saya nasihati? Beliau menbuat pengajian membuat kerumunan, tapi masyarakat banyak yang melanggar. Beliau tanggung jawab bayar denda Rp50 juta cash," kata Syaikh Ahmad .



(Baca juga : Ini Konsekuensi Canda Nikita Mirzani Mengolok-olok Hukum Allah )

Dai yang bermukim di Srengseng Jakarta Barat ini mengatakan bahwa ini terjadi karena ketidakadilan dalam peraturan. "Apa yang saya utarakan saya bertanggung jawab di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala. Saya gak mau jadi munafik. Yang punya jabatan cuma 2 sampai 3 tahun, tapi jabatan saya sampai mati karena tidak ada mantan syaikh," kata Syaik Ahmad.

"Saya menyayangkan ulama dihina oleh seorang perempuan dengan kata-kata yang tidak pantas. Harusnya kan gak usah nunggu laporan, kalau perlu kita bilang hormati ulama, jangan membencinya," sambung Syaikh Ahmad.

Dari Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan:

أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ، فَقَالُوا: مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالُوا: وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ، حِبُّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللهِ؟» ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ، وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا»

"Sesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) wanita dari bani Makhzumiyyah yang (kedapatan) mencuri. Mereka berkata, 'Siapa yang bisa melobi Rasulullah صلى الله عليه وسلم ?' Mereka pun menjawab, 'Tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai oleh Rasulullah'. Maka Usamah Bin Zaid pun berkata (melobi) Rasulullah (untuk meringankan atau membebaskan si wanita itu dari hukuman potong tangan). Rasulullah صلى الله عليه وسلم kemudian bersabda: "Apakah engkau memberi syafa'at (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?" Rasulullah pun berdiri dan berkhutbah: "Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya." (HR Al-Bukhari No 6788 dan Muslim No 1688)

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dihormati sahabat sampai sahabat memperhatikan gerak-gerik beliau. Nabi Muhammad berwudhu, air bekas wudhunya diambil oleh sahabat. Inilah sosok yang membahagiakan. Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم wafat, Kota Madinah terasa seperti padam tak bercahaya.

( )

Krisis Akhlak

Kemarin diutarakan adanya Revolusi Akhlak . Pertanyaannya, kita melakukan Revolusi Akhlak seperti apa? Sesungguhnya dunia Islam ingin melakukan perubahan. Beberapa tahun lalu ada gerakan dari masyarakat ingin melakukan perubahan mulai dari revolusi politik untuk menjatuhkan orang-orang yang tidak pantas menjabat puluhan tahun dan keadaan tidak membaik.

Revolusi yang dibutuhkan Islam adalah Revolusi Akhlak untuk melakukan perubahan di negeri dari atas sampai ke paling bawah. Dunia modern saat ini mengalami krisis parah apalagi ditambah dengan pandemi sehingga banyak orang kelaparan, ada yang kesulitan berobat. Sekarang kalau meninggal dinyatakan Covid-19. Na'udzubillahi min dzalik.

Syaikh Ahmad menceritakan, beberapa waktu belakangan terjadi krisis parah khususnya ekonomi. Kalau kita melihat seksama semua krisis ini terjadi karena rusaknya akhlak .

Allah berfirman:

ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More