Agar Optimal Mendapat Pahala, Adab-adab Puasa Jangan Diabaikan
Rabu, 16 Desember 2020 - 06:00 WIB
Puasa dalam agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183.
Berpuasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam . Terdapat puasa wajib dan puasa sunnah, namun tata caranya tetap sama. Selain itu, untuk menyempurnakan ibadah puasa ini, maka ada adab-adab berpuasa yang juga harus diperhatikan kaum muslim yang melakukannya.
(Baca juga : Hadis-hadis Tentang Doa Mustajab )
Menurut Ustadz Dr Irfan Yuhadi MSI, dai dari Konsultasi Islam Jakarta, ada beberapa adab dalam melaksanakan puasa, baik puasa wajib atau puasa sunnah. Antara lain:
1. Makan sahur dan mengakhirkannya
Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian, karena didalam sahur itu ada keberkahan.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1823 dan Muslim Juz 2 : 1095)
Adapun dalil tentang mengakhirkan sahur di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه, ia berkata;
تَسَحَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ قَدْرَ خَمْسِيْنَ آيَةً
“Kami sahur bersama Nabi Shallallalahu alaihi wa sallam, kemudian beliau bangkit untuk mengerjakan shalat.” Anas رضي الله عنه bertanya, “Berapa jarak antara adzan dan sahur?” Zaid رضي الله عنه menjawab, “Kira-kira bacaan lima puluh ayat.” (HR. Bukhari Juz 2 : 1821)
(Baca juga : Ummu Ma'bad dan Domba yang Diperah Rasulullah )
Ustadz Irfan menjelaskan, apabila seorang sedang melakukan sahur, lalu terdengar adzan Subuh sedangkan makanan dan minuman masih berada di tangannya, maka ia boleh menyelesaikan makan dan minumnya. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, Rasulullah bersabda;
إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ
”Apabila salah seorang diantara kalian mendengar adzan sementara tempat makan(nya) masih berada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajat (makan)nya.” (HR. Abu Dawud : 2350. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahihul Jami’ : 607)
2. Menahan diri dari segala hal yang bertentangan dengan puasa, seperti; perbuatan sia-sia, perkataan keji, berdusta, dan yang semisalnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
إِذاَ كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنَّ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ : إِنِّيْ امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Jika seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan jangan pula bertengkar. Jika orang yang menghina atau memukulnya hendaklah ia mengatakan, “Aku orang yang sedang berpuasa.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1805, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 : 1151)
(Baca juga: Istri dan Pekerjaan 'Domestik' Rumah Tangga Menurut Syariat )
Berpuasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam . Terdapat puasa wajib dan puasa sunnah, namun tata caranya tetap sama. Selain itu, untuk menyempurnakan ibadah puasa ini, maka ada adab-adab berpuasa yang juga harus diperhatikan kaum muslim yang melakukannya.
(Baca juga : Hadis-hadis Tentang Doa Mustajab )
Menurut Ustadz Dr Irfan Yuhadi MSI, dai dari Konsultasi Islam Jakarta, ada beberapa adab dalam melaksanakan puasa, baik puasa wajib atau puasa sunnah. Antara lain:
1. Makan sahur dan mengakhirkannya
Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian, karena didalam sahur itu ada keberkahan.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1823 dan Muslim Juz 2 : 1095)
Adapun dalil tentang mengakhirkan sahur di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنه, ia berkata;
تَسَحَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ قَدْرَ خَمْسِيْنَ آيَةً
“Kami sahur bersama Nabi Shallallalahu alaihi wa sallam, kemudian beliau bangkit untuk mengerjakan shalat.” Anas رضي الله عنه bertanya, “Berapa jarak antara adzan dan sahur?” Zaid رضي الله عنه menjawab, “Kira-kira bacaan lima puluh ayat.” (HR. Bukhari Juz 2 : 1821)
(Baca juga : Ummu Ma'bad dan Domba yang Diperah Rasulullah )
Ustadz Irfan menjelaskan, apabila seorang sedang melakukan sahur, lalu terdengar adzan Subuh sedangkan makanan dan minuman masih berada di tangannya, maka ia boleh menyelesaikan makan dan minumnya. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, Rasulullah bersabda;
إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ
”Apabila salah seorang diantara kalian mendengar adzan sementara tempat makan(nya) masih berada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajat (makan)nya.” (HR. Abu Dawud : 2350. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahihul Jami’ : 607)
2. Menahan diri dari segala hal yang bertentangan dengan puasa, seperti; perbuatan sia-sia, perkataan keji, berdusta, dan yang semisalnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
إِذاَ كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنَّ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ : إِنِّيْ امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Jika seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan jangan pula bertengkar. Jika orang yang menghina atau memukulnya hendaklah ia mengatakan, “Aku orang yang sedang berpuasa.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1805, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 : 1151)
(Baca juga: Istri dan Pekerjaan 'Domestik' Rumah Tangga Menurut Syariat )