Ketentuan Allah Ta'ala Tentang Musibah, Hikmah atau Akibat Dosa?

Minggu, 10 Januari 2021 - 09:02 WIB
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali karena sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat derajatnya (kepada suatu derajat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya).

(Baca juga: Cari Sriwijaya Air SJ 182, TNI AU Kerahkan CN-295 dan Dua Helikopter )

Terkadang musibah menimpa orang-orang yang saleh dan paling mulia di antara manusia. Akan tetapi, di balik musibah tersebut terdapat pengaruh dan hikmah yang berbeda bagi yang tertimpa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٍ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

“Sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa oleh musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’.” (QS al-Baqarah: 155—156)

(Baca juga: PSBB Ketat Jakarta Mulai Besok, Netizen: Warga Udah Bodo Amat Sama Covid )

Abd bin Humaid dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Atha yang berkata, “(Orang yang dimaksud dalam ayat ini) adalah para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Ayat ini mengandung peringatan dan pengajaran bagi kaum muslimin bahwa kesempurnaan nikmat dan kemuliaan derajat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala tidak menjadi penghalang antara mereka dan musibah dunia yang akan menimpa. Adakalanya seseorang terkena musibah, sedangkan orang lain yang lebih besar dosanya selamat.

Adakalanya seseorang terkena musibah juga, tetapi lebih ringan. Semua ini berdasarkan hikmah Allah subhanahu wa ta’ala yang bertingkat-tingkat dan tidak sama.

(Baca juga: Produktif, 3.000 Artikel Dosen PTKI Terpublikasi di Jurnal Internasional )

Balasan minimal bagi seorang Muslim yang tertimpa musibah, sekecil apapun musibah tersebut, maka Allah akan menghapuskan kesalahannya. Namun, apabila ia mampu bersabar dan mengharapkan pahala dari musibah tersebut, maka sesungguhnya ia akan mendapatkan tambahan kebaikan.

Wallahu 'Alam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More