Sunnah-sunnah Adzan yang Harus Diketahui Muadzin
Sabtu, 30 Januari 2021 - 20:59 WIB
Adzan adalah pemberitahuan sekaligus panggilan tanda masuknya waktu shalat fardhu yang dikumandangkan dengan suara keras. Mengumandangkan adzan hukumnya sunnah muakkad.
Dari Abdullah bin Zed Al-Anshari ra, ia berkata: "Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan membunyikan lonceng untuk memanggil umat Islam agar melakukan shalat, aku menyaksikan seseorang dalam mimpiku berkeliling dengan lonceng di tangannya. Aku bertanya kepadanya, "Wahai hamba Allah! Apakah kau menjual lonceng ini kepadaku?" Ia bertanya, "Kenapa engkau membutuhkan lonceng ini?" Aku menjawab, "Untuk memanggil orang agar melakukan shalat." Ia bertanya lagi, "Apakah mau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada lonceng ini?" Aku berkata, "Ya." Ia berkata, "Ucapkanlah kalimat ini:
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
لآ إلَهَ إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah)
Kemudian ia berhenti sejenak dan menambahkan, "Ketika engkau berdiri dan hendak melakukan shalat, engkau bisa mengucapkan:
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ (Shalat didirikan)
قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ (Shalat didirikan)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
لآ إلَهَ إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah)
Ketika aku bangun paginya, aku menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan melaporkan mimpiku. Rasulullah berkata, "Mimpi itu merupakan suatu kebenaran atas kehendak Allah, maka pergilah menemui Bilal dan ajarkan dia apa yang kau mimpikan supaya dikumandangkan, sebab ia memiliki suara yang lebih bagus darimu." Aku pergi menemui Bilal dan mengajarkannya adzan dan ia mengumandangkannya.
Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu mendengar adzan ini ketika ia berada di rumahnya. Ia keluar dengan rida'nya (selendangnya) terseret di tanah dan berkata, "Aku bersumpah demi Allah yang telah memngutusmu sebagai Rasul dengan kebenaran bahwa aku juga bermimpi apa yang ia mimpikan." Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata, "Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)." (HR Abu Daud dengan sanad shahih)
Dari Abdullah bin Zed Al-Anshari ra, ia berkata: "Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan membunyikan lonceng untuk memanggil umat Islam agar melakukan shalat, aku menyaksikan seseorang dalam mimpiku berkeliling dengan lonceng di tangannya. Aku bertanya kepadanya, "Wahai hamba Allah! Apakah kau menjual lonceng ini kepadaku?" Ia bertanya, "Kenapa engkau membutuhkan lonceng ini?" Aku menjawab, "Untuk memanggil orang agar melakukan shalat." Ia bertanya lagi, "Apakah mau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada lonceng ini?" Aku berkata, "Ya." Ia berkata, "Ucapkanlah kalimat ini:
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar) اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
لآ إلَهَ إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah)
Kemudian ia berhenti sejenak dan menambahkan, "Ketika engkau berdiri dan hendak melakukan shalat, engkau bisa mengucapkan:
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
أشْهَدُ أنَّ لآ إلَهَ إلا الله (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدَ رَسُولُ الله (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah)
حَيَّ عَلىَ الصَلاَة (Mari kita shalat)
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَح (Mari kita menuju kemenangan)
قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ (Shalat didirikan)
قَد قَامَتِ الصَّلاَةْ (Shalat didirikan)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
اَللهُ اَكْبَر (Allah Mahabesar)
لآ إلَهَ إلا الله (Tiada Tuhan selain Allah)
Ketika aku bangun paginya, aku menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan melaporkan mimpiku. Rasulullah berkata, "Mimpi itu merupakan suatu kebenaran atas kehendak Allah, maka pergilah menemui Bilal dan ajarkan dia apa yang kau mimpikan supaya dikumandangkan, sebab ia memiliki suara yang lebih bagus darimu." Aku pergi menemui Bilal dan mengajarkannya adzan dan ia mengumandangkannya.
Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu mendengar adzan ini ketika ia berada di rumahnya. Ia keluar dengan rida'nya (selendangnya) terseret di tanah dan berkata, "Aku bersumpah demi Allah yang telah memngutusmu sebagai Rasul dengan kebenaran bahwa aku juga bermimpi apa yang ia mimpikan." Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata, "Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)." (HR Abu Daud dengan sanad shahih)