Kalah Perang dan Disuruh Kembali ke Madinah, Siti Aisyah Menangis Histeris
Minggu, 31 Januari 2021 - 18:33 WIB
"Bagaimana kalian boleh berbuat seperti itu," ujar Ali bin Abu Thalib r.a. menjelaskan. "Mereka itu dalam keadaan tidak berdaya, lagi pula mereka itu berada di dalam daerah hijrah dan daerah Islam. Bukankah mereka itu juga kaum muslimin seperti kalian? Adapun tentang apa saja yang dipergunakan pasukan musuh untuk melawan kalian, boleh kalian rampas sebagai barang ghanimah. Tetapi semua yang berada di dalam rumah penduduk Bahsrah, apalagi yang pintunya tertutup rapat, semua itu adalah milik mereka sendiri. Kalian tidak mempunyai hak apa pun atas kesemuanya itu!"
Anasir-anasir ekstrim tidak puas dengan penjelasan itu. Mereka tetap bersitegang leher dalam mendesakkan tuntutannya. Malahan berani mengucapkan kata-kata yang bernada menggertak.
Tetapi Ali bin Abu Thalib r.a. tidak mau tunduk kepada hukum yang batil. Dengan muka merah padam dan mata membelalak, Ali bin Abu Thalib r.a. menjawab dengan tantangan: "Coba, siapa dari kalian yang berani merampas Sitti Aisyah…? Coba, siapa yang berani merampas dia dan berani menjadikannya hamba sahaya?! Ayoh, jawab… Dia akan kuserahkan!"
Mendengar tantangan Ali bin Abu Thalib r.a. yang sekeras itu mereka mundur sambil minta maaf dan beristighfar kepada Allah Ta'ala. (Bersambung)
Anasir-anasir ekstrim tidak puas dengan penjelasan itu. Mereka tetap bersitegang leher dalam mendesakkan tuntutannya. Malahan berani mengucapkan kata-kata yang bernada menggertak.
Tetapi Ali bin Abu Thalib r.a. tidak mau tunduk kepada hukum yang batil. Dengan muka merah padam dan mata membelalak, Ali bin Abu Thalib r.a. menjawab dengan tantangan: "Coba, siapa dari kalian yang berani merampas Sitti Aisyah…? Coba, siapa yang berani merampas dia dan berani menjadikannya hamba sahaya?! Ayoh, jawab… Dia akan kuserahkan!"
Mendengar tantangan Ali bin Abu Thalib r.a. yang sekeras itu mereka mundur sambil minta maaf dan beristighfar kepada Allah Ta'ala. (Bersambung)
Baca Juga
(mhy)
Lihat Juga :