Kisah Sunan Kudus Hentikan Wabah Virus di Arab, Minta Upah Batu

Jum'at, 23 April 2021 - 16:46 WIB
Ilustrasi/Ist
DI dalam legenda dikisahkan bahwa Raden Jakfar Sodiq atau Sunan Kudus gemar mengembara, baik ke Tanah Hindustan maupun ke Tanah Suci Makkah . Buku Kisah dan Ajaran Wali Sanga karya H Lawrens Rasyidi berkisah sewaktu berada di Makkah Sunan Kudus menunaikan ibadah haji.



Pada saat itu, wabah penyakit yang sukar di atasi tengah menjangkiti Negeri Arab. Penguasa di sana mengadakan sayembara, siapa yang berhasil melenyapkan wabah penyakit itu akan diberi hadiah harta benda yang cukup besar jumlahnya.

Sudah banyak orang mencoba tapi tak pernah berhasil. Pada suatu hari Sunan Kudus menghadap penguasa negeri itu tapi kedatangannya disambut dengan sinis. “Dengan apa Tuan akan melenyapkan wabah penyakit itu?” tanya sang Amir.

“Dengan do’a,” jawab Jakfar Sodiq singkat.



“Kalau hanya do’a kami sudah puluhan kali melakukannya. Di Tanah Arab ini banyak para ulama dan Syekh-Syekh ternama. Tapi mereka tak pernah berhasil mengusir wabah penyakit ini.”

“Saya mengerti, memang Tanah Arab ini gudangnya para ulama. Tapi jangan lupa ada saja kekurangannya sehingga do’a mereka tidak terkabulkan,” jawab Jakfar Sodiq.

“Hem, sungguh berani Tuan berkata demilian,” kata Amir itu dengan nada berang. “Apa kekurangan mereka?”

“Anda sendiri yang menyebabkannya,” kata Jakfar Sodiq dengan tenangnya. “Anda telah menjanjikan hadiah yang menggelapkan mata hati mereka sehingga do’a mereka tidak ikhlas. Mereka berdo’a hanya karena mengharap hadiah.”

Sang Amirpun terbungkam atas jawaban itu. Selanjutnya penguasa Arab itu mempersilakan Jakfar Sodiq melaksanakan niatnya.



Kesempatan itu tak disia-siakan. Secara khusuk Jakfar Sodiq berdo’a dan membaca beberapa amalan. Dalam tempo singkat wabah penyakit mengganas di negeri Arab telah menyingkir. Bahkan beberapa orang yang menderita sakit keras mendadak saja sembuh.

Bukan main senangnya hati sang Amir. Rasa kagum mulai menjalari hatinya. Hadiah yang dijanjikannya bermaksud diberikannya kepada Jakfar Sodiq, tapi Jakfar Sodiq menolaknya. Dia hanya minta sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis. Sang Amir mengizinkannya.

Batu itupun dibawa ke Tanah Jawa, di pasang di pengimaman masjid yang didirikannya sekembali dari Tanah Suci.

Lawrens Rasyidi menulis Jakfar Sodiq adalah pengikut jejak Sunan Kalijaga, dalam berdakwah menggunakan cara halus atau Tutwuri Handayani. Adat istiadat rakyat tidak ditentang secara frontal, melainkan diarahkan sedikit demi sedikit menuju ajaran Islami.

Rakyat kota Kudus pada waktu itu masih banyak yang beragama Hindu dan Budha. Para Wali mengadakan sidang untuk menentukan siapakah yang pantas berdakwah di kota itu. Pada akhirnya Jakfar Sodiq yang bertugas di daerah itu. Karena masjid yang dibangunnya dinamakan Kudus maka Raden Jakfar Sodiq pada akhirnya disebut Sunan Kudus.



Senopati Demak

Menurut salah satu sumber, tulis Lawrens Rasyidi, Sunan Kudus adalah putra Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung dari Jipang Panolan. Ada yang mengatakan letak Jipang Panolan ini di sebelah utara kota Blora.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَاِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا كَاَنَّ فِىۡۤ اُذُنَيۡهِ وَقۡرًا‌ۚ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ اَلِيۡمٍ
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.

(QS. Luqman Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More