KIsah Al-Masih Gadungan yang Membagi Dunia Menjadi 38 Bagian

Jum'at, 21 Mei 2021 - 19:29 WIB
Pemikiran tentang kemunculan Al-Masih Al-Muntazhar itu demikian merebak di tengah-tengah orang-orang Yahudi. Masyarakat Yahudi sejak lama demikian yakin dengan semakin dekatnya kemunculan Al-Masih ini. Maka apa yang dilakukan oleh Syabtay Zivi ini mendapatkan momentumnya dan mendapatkan dukungan yang demikian kuat di kalangan Yahudi Palestina, Mesir dan kawasan Eropa Timur. Bahkan gerakan ini mendapatkan dukungan yang demikian kuat dari kalangan Yahudi di mana pun, yang terdiri dari para pemilik modal dengan tujuan politik dan ekonomi.



Raja Diraja

Gerakan ini merebak ke hampir seluruh benua Eropa seperti Polandia, Jerman, Belanda, Inggris, Italia, Afrika Utara dan kawasan-kawasan lainnya.

Di Izmir, dia berusaha bertemu dengan delegasi Yahudi yang datang dari Adrianapel, Shopia, Yunani dan Jerman. Utusan-utusan ini memberinya gelar sebagai "Malik Al-Muluk" (Raja Diraja).

Setelah itu Syabtay membagi dunia menjadi 38 bagian. Kemudian dia menentukan seorang raja pada setiap bagian itu. Sebab dia berkeyakinan, bahwa dirinya akan memimpin dunia secara keseluruhan dengan Palestina sebagai pusat. Hal ini bisa terbaca saat dla mengatakan, “Saya adalah keturunan Sulaiman bin Daud penguasa manusia, dan saya akan jadikan Al-Quds sebagai istana saya.”

Syabtay juga menghapuskan nama Sultan Muhammad IV dari khutbah-khutbah yang berada di tempat ibadah Yahudi dan menggantinya dengan nama dirinya. Dia menyebut dirinya dengan “Sultan Salathin" juga dengan sebutan “Sulaiman bin Daud" yang kemudian membuat pemerintahan Utsmani menaruh perhatian atas gerakan ini.

Karena semakin meningkatnya gejolak yang ditimbulkan oleh Syabtay ini, maka Ahmad Koburolo, seorang menteri Utsmani, mengeluarkan perintah untuk menangkap Syabtay dan memasukkannya ke dalam penjara.

Syabtay diadili di Adrianopel, dimana Sultan membentuk dewan ilmiah administratif yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dibantu oleh beberapa anggotanya seperti Syaikhul Islam Yahya Afandi Manqari Zadah, ditambah seorang ulama besar dan Imam istana yang bernama Muhammmad Afandi Wanali.



Hakim dalam pengadilan menanyakan pada Syabtay yang dihadiri oleh Sultan di ruang yang bersebelahan dengan ruang pengadilan. Melalui penerjemahnya dikatakan pada Syabtay, “Kau menyatakan bahwa dirimu adalah Al-Masih. Maka perlihatkan pada kami mukjizatmu. Kami akan melepas pakaianmu dan kami arahkan anak panah yang dilakukan oleh para pemanah yang hebat ke tubuhmu. Jika anak-anak panah itu tidak menyentuh tubuhmu, Sultan akan menerima pengakuanmu."

Syabtay menolak apa yang dikatakan padanya dan mengatakan bahwa itu adalah fitnah orang yang dinisbatkan kepada dirinya. Maka ditawarkanlah agama Islam padanya dan dia masuk ke dalamnya dengan mengganti nama dengan Muhammad Aziz Afandi.

Dia meminta pada Sultan untuk mengajak orang-orang Yahudi ke dalam Islam dan Sultan pun mengizinkannya. lzin itu dia pergunakan sebaik-baiknya dengan terus menerus mengajak orang-orang Yahudi mengimani, bahwa dirinya adalah Al-Masih serta menyerukan kepada mereka akan pentingnya kesatuan di kalangan mereka. Mereka menampakkan dalam aksi di luar bahwa mereka itu beragama Islam, namun pada hakekatnya tetap memendam keimanan terhadap agama Yahudi yang telah menyimpang tersebut.

Syabtay dan para pengikutnya terus mengikuti agama Musa dengan cara sembunyi-sembunyi dan dengan gigih bekerja untuk kepentingan Zionisme juga secara sembunyi-sembunyi. Mereka menampakkan keikhlasannya terhadap agama Islam, kesalehan dan takwa di luarnya di depan orang-orang Turki. Dia selalu mengatakan pada pengikutnya, bahwa dia laksana Nabi Musa yang terpaksa diam untuk beberapa lama di dalam istana-istana Fir'aun.

Dalam kondisi yang demikian ini, penangkapan dilakukan kepada Syabtay bersama dengan sekelompok pengikutnya di Quri Jasymah yang berada di dalam tempat peribadatan. Penangkapan ini disebabkan karena dia memakai pakaian Yahudi dan dikelilingi oleh perempuan sedang menenggak minuman keras dan menyanyikan lagu-lagu ruhani Yahudi serta dibacakan Mazmur.

Ini dilakukan bersama-sama dengan Yahudi yang lain. Selain itu, dia dituduh telah mengajak kaum muslimin untuk meninggalkan agama mereka. Andaikan tidak ada campur tangan Syaikhul Islam pasti kepalanya telah dipenggal. Syaikhul Islam beralasan, “Andaikata yang jahat ini dipancung, maka akan menyebabkan munculnya khurafat di Spanyol, sebab para pengikutnya akan manganggap bahwa dia telah diangkat ke langit, sebagaimana yang terjadi pada Isa bin Maryam".

Maka hukuman yang diberikan padanya adalah dengan membuangnya ke kota Dulasajanu di Albania pada musim panas tahun 1673 M. Dia meninggal setelah lima tahun berada di pengasingan. Akidah Syabtayyah (Syabtayisme) ini masih terus hidup di dalam kelompok Salonika. Para pengikutnya sangat lihai dalam melakukan makar, fanatisme dan tindakan keluar dari prinsip-prinsip moral dan akhlak.

Syabtay Zivi telah membentuk akidah Dunamah dalam delapan belas materi. Sedangkan materi keenam belas dan ketujuh belas adalah materi yang meniadi ciri utama.

Materi keenam belas menyebutkan; “Wajib bagi kalian untuk melakukan semua tradisi yang dilakukan oleh orang-orang Turki sebaik-baiknya, agar mereka tidak menyoroti kalian dan wajib pula bagi kalian untuk secara zahir tidak merasa keberatan menunaikan puasa Ramadhan atau berkurban. Dan siapa saja yang melakukan ini, maka hendaknya dia melakukannya di depan umum".

Sedangkan materi ketujuh belas menyebutkan; “Sesungguhnya pernikahan dengan mereka (kaum muslimin) adalah dilarang secara tegas.”

Syabtay adalah orang Yahudi pertama yang memberikan kabar gembira akan kembalinya orang-orang Bani Israel ke Palestina. Pada hakekatnya gerakan yang dilakukan oleh Syabtay Zivi ini adalah lebih tepat jika disebut sebagai gerakan politik yang melawan pemerintahan Utsmani dan bukan semata sebagai gerakan keagamaan.

Kelompok ini telah memberikan andil begitu besar dalam menghancurkan nilai-nilai Islam di dalam masyarakat Utsmani. Mereka bekerja keras untuk menebarkan kekufuran dan pemikiran-pemikiran yang aneh, dengan gencar menyebarkan gerakan Freemasonry dan dengan penuh semangat menyerukan penghapusan jilbab wanita-wanita muslimah. Merekalah yang senantiasa menyerukan free-sex antara laki-laki dan wanita khususnya di sekolah-sekolah.

Orang-orang Yahudi Dunamah memainkan peran yang sangat besar dalam mendukung kekuatan yang memusuhi Sultan Abdul Hamid ll dan berusaha melengserkan dari kursi kekuasaannya yang bergerak dari Salonika. Merekalah yang meracuni pemikiran para perwira militer muda. Mereka memiliki Koran-koran dan jurnal. Mereka masuk menyusup mencengkeram perekonomian pemerintahan Utsmani dan sektor-sektor lainnya yang ada pada pemerintahan Utsmani.

Sultan Abdul Hamid sendiri menyadari hakekat orang-orang Dunamah ini, sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Jenderal Jawad Rif’at Arlakhan, saat dia mengomentari masalah ini; “Sesungguhnya satu-satunya orang dalam seluruh sejarah Turki yang mengetahui hakikat gerakan Zionis-Syabtaysme dan bahaya-bahayanya terhadap orang-orang Turki dan Islam, dan orang yang sangat gencar memeranginya dalam jangka waktu lama dengan model baru untuk membendung kejahatan mereka, tak lain adalah Sultan Abdul Hamid II. Seorang Sultan yang dengan gencar memerangi gerakan berbahaya ini dengan segala kecerdikan, tekad yang kuat dan dengan kemauan yang gigih selama 33 tahun. Dia memeranginya laksana seorang pahlawan perang.”

Pada hakekatnya Sultan Abdul Hamid telah berusaha untuk membiarkan Yahudi Dunamah ini hanya berada di Salonika dan jangan sampai ke Astana, karena ada kekhawatiran tidak mampu mengendalikan dan agar mereka tidak bebas melakukan gerakan. Sebagai hasil dari sikap serius dan tegas Sultan terhadap kalangan Yahudi Dunamah ini, maka mereka melakukan sikap memusuhi Sultan dengan bergerak membentuk publik opini dan menyusup ke dalam kalangan militer.

Selain itu, orang-orang Yahudi Dunamah melakukan kerja sama dengan anggota-anggota senior Freemasonry untuk menyingkirkannya. Mereka menggunakan slogan-slogan tertentu, seperti kebebasan dan kemerdekaan, demokrasi dan penyingkiran sang diktator Sultan Abdul Hamid II. Atas dasar inilah, mereka berusaha untuk melakukan perpecahan di kalangan tentara.

Sedangkan tujuan dari dilakukannya gerakan ini adalah agar orang-orang Yahudi bisa bertempat tinggal di Palestina. Orang-orang Yahudi Dunamah ini diianggap sebagai pintu pertama dan menjadi pondasi gerakan Yahudi internasional.
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dunia ibarat penjara orang-orang mukmin dan surganya orang-orang kafir.

(HR. Ibnu Majah No. 4103)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More