Berkurban Atas Nama Orang Tua atau Orang Lain, Bagaimana Pahalanya?

Senin, 19 Juli 2021 - 10:30 WIB
hewan- hewan kurban. Foto istimewa
Salah satu rukun sah dari berkurban adalah membaca niat dalam berkurban. Lalu, bagaimana hukumya jika niat berkurban atas nama orang tua atau nama keluarga yang lain? Lantas, bagaimana pahalanya untuk yang berkurban?



Syariat memerintahkan bahwa melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari Tasyriq (11,12,13 Dzulhijjah). Perintahnya sangat dianjurkan atau sunnah muakkadah . Anjuran menyembelih hewan kurban ditekankan kepada umat Islam yang mempunyai kemampuan harta untuk berkurban bahkan menjadi suatu kewajiban .

Tentang berkurban, Allah Ta'ala firmankan dalam Al-Quran:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ



“Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.” (QS Al-Kautsar: 2).



Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun selalu berkurban setiap tahun, niat kurban tersebut beliau niatkan untuk dirinya dan keluarganya. Seperti dalam riwayat hadis dari Anas nin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:

ضحَّى رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ بكبشَيْنِ أقرنيْنِ أملحيْنِ أحدِهما عنهُ وعن أهلِ بيتِه والآخرِ عنهُ وعمَّن لم يُضَحِّ من أمَّتِه

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban dengan dua domba gemuk yang bertanduk, salah satunya untuk diri beliau dan keluarganya dan yang lain untuk orang-orang yang tidak berqurban dari umatnya” (HR. Ibnu Majah no.3122)



Selain Rasulullah, amalan ini juga dipraktikan oleh para sahabat Nabi yang melaksanakan kurban untuk dirinya dan keluarganya. Mereka memakan sebagian daging kurban kemudian selebihnya mereka berikan kepada orang lain atau yang lebih membutuhkan.

"Kurban adalah sunnah setiap tahun atas setiap orang. Artinya kalau Anda ingin memberikan kurban kepada orang lain sah-sah saja," kata Buaya Yahya, pengasuh Al Bahjah Cirebon ini saat menjawab pertanyaan jamaahnya dalam tayangan Youtube-nya, baru-baru ini.



"Tapi kalau bisa Anda juga tetap cari kambing lagi (kurban) dong. Mungkin ada rezeki. Kalau memberikan kurban kepada orang agar ia berkurban. Misalnya, kita sembelihkan kambing kita berikan kepada orang lain agar dia berkurban, maka orang itulah yang mendapat kurban," terangnya.

Buya Yahya menjelaskan, yang memberikannya mendapat pahala menolong orang berkurban, berderma, dan bersedekah. "Ada kesenanagan bagi orang tua, kegembiraan, mungkin orang tua rindu karena selama ini tidak sempat berkurban, gak punya uang," ujar Buya Yahya.



Ia menegaskan soal kurban perlu penekanan bahwa kurban merupakan sunnah setiap tahunnya. Bukan seumur hidup sekali. "Seperti sebagaian orang kalau ditanya 'Sudah kurban bu? Sudah. Kapan? 5 tahun yang lalu'," Buya Yahya mencontohkan.

Buya Yahya menekankan, bahwa kurban itu setiap tahun bukan seumur hidup sekali. Bagi yang mampu, silakan setiap tahun berkurban. Sedangkan niatnya untuk siapa berkurban silakan saja, itu sebagai pahala sedekah dan berderma.



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
cover top ayah
اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُوْهُمۡ‌ ۚ وَاِذَا قَامُوۡۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوۡا كُسَالٰى ۙ يُرَآءُوۡنَ النَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria ingin dipuji di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

(QS. An-Nisa Ayat 142)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More