Pesantren Nur Inka Nusantara Madani dan Komunitas Virtual Generasi Baru

Selasa, 31 Agustus 2021 - 15:07 WIB
Pesantren Nur Inka Nusantara Madani menginisiasi kegiatan khusus Pesantren Musim di tahun 2021 yang menarik perhatian muslim di Amerika dan negara lain. Foto/dok Shamsi Ali
Imam Shamsi Ali

Presiden Nusantara Foundation,

Imam/Direktur Jamaica Muslim Center

Seperti yang pernah saya sampaikan bahwa Komunitas Muslim yang ada di Amerika dan dunia Barat umumnya bagaikan orang yang tinggal di sebuah rumah yang indah nan mewah. Sayang, rumah itu terbangun di samping sungai yang dalam dan deras.

Setiap saat penghuni rumah itu, khususnya anak-anak, keluar dari rumah dan terjatuh ke dalam sungai, tenggelam atau hanyut dan mati. Lalu, bagaimana seharusnya menyikapi situasi seperti ini? Langkah-langkah apa yang harus diambil demi menyelamatkan penghuni rumah itu, khususnya anak-anak?



Ada kemungkinan tiga pilihan penyelamatan (salvation):

Pertama, melarang anak-anak keluar dari rumah. Tapi nampaknya hal ini tidak realistis. Keterbatasan kita dalam mengatur pergerakan dan langkah anak-anak sangat terbatas.

Kedua, pagari sekitar sungai itu. Tapi ini juga tidak realistis karena sungai itu sangat panjang. Sementara kita memiliki keterbatasan untuk memagarinya.

Ketiga, pilihan terakhir memang hanya satu. Yaitu ajarkan anak-anak kita berenang. Sehingga di saat keluar rumah dan terjatuh ke dalam sungai itu anak-anak kita mampu berenang untuk menyelamatkan diri dari ancaman maut tenggelam atau hanyut.



Ilustrasi di atas menjadi salah satu dorongan utama kenapa Pesantren Nur Inka Nusantara Madani menginisiasi kegiatan khusus Pesantren Musim di tahun ini 2021 ini. Sebuah kegiatan yang mendapat sambutan yang penuh antusias dari masyarakat Muslim, tidak saja di Amerika tapi juga dari negara-negara lainnya.

Program yang berlangsung selama dua bulan itu, Juli-Agustus, diikuti oleh 45 peserta putra dan putrì. Selama mengikuti kegiatan pesantren Musim panas mereka diharuskan untuk secara sungguh-sungguh mengikuti semua kegiatan dari subuh hingga isya Allah.

Ragam kegiatan yang dilakukan untuk membekali santri-santriyah itu. Dari akidah, ibadah/fiqh, akhlak, sirah, dan tentuny pendalaman Al-Qur'an baik bacaan maupun tafsir. Selain itu juga dilakukan berbagai kegiatan non kurikulum seperti latihan ceramah, imam sholat, adzan hingga latihan silat dan kegiatan olah raga lainnya.

Alhamdulillah kegiatan ini berlangsung lancar dan berhasil. Salah satu indikasi itu adalah betahnya santri-santriyah untuk tinggal di pesantren, mengikuti semua aturan. Termasuk di antaranya adalah berpisah dengan HP dan sosial media. Mereka hanya dimungkinkan untuk akses HP dan media sosial setengah hari di akhir pekan.

Untuk itu dapat dikatakan bahwa kegiatan ini telah berusaha dan pada tataran tertentu berhasil untuk menanamkan kepada santri/santriyah urgensi lingkungan yang baik. Bahkan tidak sekadar memahami urgensi lingkungan yang baik. Mereka bahkan telah diarahkan untuk bisa menjadi agen perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik.

Pastinya selama kegiatan Pesantren Musim Panas ini telah dimaksimalkan transfer keilmuan. Ilmu akidah, ilmu fiqh, akhlak, sirah, dan lain-lain untuk menjadi bekal bagi mereka. Tidak saja untuk menjadi Muslim yang baik. Tapi juga dengan bekal ilmu-ilmu tersebut mereka akan merasakan tanggung jawab dakwah di bagian bumi Allah ini.

Selain lingkungan dan ilmu-ilmu Islam, hal yang tidak kalah pentingnya dari program ini adalah terbangunnya networking di antara santri-santriyah itu. Networking ini yang mungkin bahasa Al-Qur'an -nya Shoff (shoffan kal bunyaan al-marshuush) akan menjadi cikal bakal terbentuknya “Komunitas” generasi Muslim masa depan.

Hal ini adalah salah satunya yang saya tegaskan pada acara penutupan. Bahkan secara khusus saya memotivasi mereka untuk membentuk Komunitas virtual (virtual community) di mana mereka akan melanjutkan komunikasi, silaturrahmi, dan tentunya saling sharing dalam kebaikan (tawashow bil haq).

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah Busr radhiyallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata,  Wahai rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan!  Rasulullah bersabda, Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.

(HR. Tirmidzi No. 3297)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More