Nabi Syuaib: Pengikut Hanya 3 Orang, Dakwah di Kalangan Pedagang Nakal

Senin, 25 Oktober 2021 - 15:35 WIB
Maka sebagaimana kebiasaan orang-orang terpojok, pemuka-pemuka yang amat sombong itu berkata, “Sungguh kami pasti mengusirmu hai Syuaib.” Demikian mereka memanggil nabi mereka dengan namanya tanpa panggilan penghormatan.

Bukan hanya hendak mengusir Syuaib, mereka juga hendak mengusir orang-orang yang beriman, kecuali jika mereka mau kembali ke agama lama. Menurut Quraish Shihab, makna “kembali kepada agama kami” bukan berarti menjadi penganut agama lama, tapi lebih kepada permintaan agar Syuaib diam dan membiarkan mereka menjalankan apa yang mereka mau.

Argumentasi dari Quraish Shihab tentang hal ini adalah, bahwa, sebagaimana keadaan para nabi sebelum dan sesudahnya, mereka tidak pernah ada yang dalam keadaan kufur/menyembah berhala.

Maka jawaban Syuaib, jika diperjelas menggunakan keterangan tambahan akan menjadi seperti ini, “Apakah kamu akan mengusir atau mengembalikan kami ke keadaan semula, walau kami tidak menyukai keadaan itu dan tidak menyukai dan merestui apa yang kamu kerjakan?

“Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah jika kami kembali, walau sesaat kepada agama yang kamu anut atau diam merestui apa yang kamu kerjakan, apalagi sesudah Allah menyelamatkan kami darinya dengan memberi kami hidayah menuju kebenaran.

“Dan karena itu tidaklah patut kami kembali terpuruk masuk ke dalamnya kecuali jika Allah Tuhan kami menghendaki, tetapi mustahil Dia merestui kekufuran atau kedurhakaan, Allah begitu mulia, sehingga tidak akan menarik nikmat yang telah dianugerahkan-Nya tanpa sebab yang wajar.”

Lebih lanjut Nabi Syuaib berkata, “Kami mengaitkan pernyataan kami itu dengan kehendak Allah, karena pengetahuan kami terbatas, kami tidak tahu masa depan sedang pengetahuan Tuhan kami meliputi sejak dahulu hingga kini segala sesuatu.

“Kepada Allah saja kami bertawakal, yakni berserah diri setelah berupaya semaksimal mungkin. Dia akan memilih yang terbaik buat kami setelah berserah diri kepada Allah.”

Selanjutnya Nabi Syuaib bersama pengikutnya memohon, tanpa menggunakan kata “wahai” untuk mengisyaratkan kedekatan mereka kepada Allah. Mereka berkata, “Tuhan kami putuskanlah antara kami dan antara kaum kami dengan haq, yakni adil, dan Engkaulah Pemberi putusan yang sebaik-baiknya.”

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يُدۡرِكْكُّمُ الۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنۡتُمۡ فِىۡ بُرُوۡجٍ مُّشَيَّدَةٍ‌ ؕ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ۚ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِكَ‌ ؕ قُلۡ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ؕ فَمَالِ ھٰٓؤُلَۤاءِ الۡقَوۡمِ لَا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ حَدِيۡثًا
Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, Ini dari sisi Allah, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, Ini dari engkau (Muhammad). Katakanlah, Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?

(QS. An-Nisa Ayat 78)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More