Tiga Amalan untuk Mendatangkan Kecintaan Allah Ta'ala
Jum'at, 12 Juni 2020 - 06:53 WIB
Bahkan disebutkan dalam hadis bahwasanya “Kalau ada orang memuji orang lain” maka kata Rasulullāh shallallāhu ‘ālaihi wasallam: “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan dari Allāh kepada dia.”
Sedangkan huruf ha (ح) dalam al-hafiy (الحفي), disebutkan oleh para ulama maknanya adalah “orang yang sibuk dengan keluarganya” (muhtafiy bi ahlihi).
Dia urus anak-anaknya, istrinya, tidak sibuk dengan urusan orang lain. Orang seperti ini dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla karena mengurus keluarga adalah perkara yang penting; keluarga itu adalah pahala yang primer.
Sedangkan Asma' menerjemahkan al-khafiy sibuk beribadah dan mengurus dirinya sendiri. Menurut Asma', sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mencintai orang yang takwa lagi samar, yang bila tidak ada (gaib) tidak ada yang mencarinya, jika hadir tidak ada yang mengenalnya, tidak menampakkan diri dengan kebaikan, tidak menampakkan amal dan ilmu, tidak mencari kedudukan di hati makhluk, merasa cukup dengan perhatian Yang Maha Pencipta terhadap ibadahnya tanpa perhatian manusia, merasa cukup dengan pujian Allah subhanahu wa ta’ala saja tanpa pujian manusia. Wallahu'alam. ( )
Sedangkan huruf ha (ح) dalam al-hafiy (الحفي), disebutkan oleh para ulama maknanya adalah “orang yang sibuk dengan keluarganya” (muhtafiy bi ahlihi).
Dia urus anak-anaknya, istrinya, tidak sibuk dengan urusan orang lain. Orang seperti ini dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla karena mengurus keluarga adalah perkara yang penting; keluarga itu adalah pahala yang primer.
Sedangkan Asma' menerjemahkan al-khafiy sibuk beribadah dan mengurus dirinya sendiri. Menurut Asma', sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mencintai orang yang takwa lagi samar, yang bila tidak ada (gaib) tidak ada yang mencarinya, jika hadir tidak ada yang mengenalnya, tidak menampakkan diri dengan kebaikan, tidak menampakkan amal dan ilmu, tidak mencari kedudukan di hati makhluk, merasa cukup dengan perhatian Yang Maha Pencipta terhadap ibadahnya tanpa perhatian manusia, merasa cukup dengan pujian Allah subhanahu wa ta’ala saja tanpa pujian manusia. Wallahu'alam. ( )
(mhy)