Permintaan Pertama: Mencabut Rasa Cinta kepada Wanita

Minggu, 21 Juni 2020 - 14:17 WIB
“Aku pernah mengikuti safar bersama rombongan yang di dalamnya terdapat Amir bin Abdillah. Tatkala menjelang malam kami singgah di hutan. Aku melihat Amir mengemasi barang-barangnya, mengikat kendaraannya di pohon dan memanjangkan tali pengikatnya, mengumpulkan rerumputan yang dapat mengenyangkan kendaraannya dan meletakkan di hadapannya...

Kemudian beliau masuk ke hutan dan menghilang di dalamnya. Aku berkata kepada diriku sendiri: ‘Demi Allah aku akan mengikutinya dan aku ingin melihat apa yang sedang ia kerjakan di tengah hutan malam ini.”



Aku melihat Amir berjalan hingga berhenti di suatu tempat yang lebat pepohonannya dan tersembunyi dan pandangan manusia. Lalu dia menghadap ke kiblat, berdiri untuk salat. Aku tidak melihat salat yang lebih bagus, lebih sempurna dan lebih khusyuk dan salatnya.



Setelah berlalu beberapa rekaat yang dikehendaki Allah, dia berdo’a kepada Allah dan bermunajah kepada-Nya. Di antara yang dia ucapkan adalah: “Wahai Ilahi, sungguh Engkau telah menciptakan aku dengan penintah-Mu, lalu Engkau tempatkan aku ke dunia ini sesuai kehendak-Mu, lalu Engkau perintahkan “berpegang teguhlah!”, bagaimana aku akan berpegang teguh jika Engkau tidak meneguhkan aku dengan kelembutan-Mu yaa Qawiyyu yaa Matiin!



Wahai Ilahi sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa seandainya aku memiliki dunia dan seluruh isinya, kemudian diminta demi meraih ridha-Mu niscaya aku akan memberikan kepada orang yang memintanya, maka berikanlah jiwaku kepadaku ya Arhamar Rahimin!



Wahai Ilahi, kecintaanku kepada-Mu yang sangat, membuatku terasa ringan menghadapi musibah, ridha atas segala qadha’, maka aku tidak peduli apapun yang menimpa diriku pagi dan sore harinya selagi masih bisa mencintaiMu.”

Putra Bashrah itu melanjutkan: “Kemudian rasa kantuk mendatangiku hingga aku tertidur. Berkali-kali aku tidur dan bangun sedangkan Amir masih tegak di tempatnya, tetap dalam salat dan munajahnya sampai datanglah waktu subuh.

ahi Munkar

Usai salat subuh beliau berdo’a: “Ya Allah, waktu subuh telah datang, manusia segera bangun dan pergi mencari karunia-Mu. Sesunguhnya masing-masing mereka memiliki keperluan, dan sesungguhnya keperluan Amir di sisiMu adalah agar Engkau mengampuninya. Ya Allah, kabulkanlah keperluanku dan juga keperluan mereka ya Akramal Akramin.



Ya Allah, sesungguhnya aku telah memohon kepada-Mu tiga perkara, lalu Engkau mengabulkan dua di antaranya dan tinggal satu saja yang belum. Ya Allah, perkenankanlah permohonan tersebut sehingga aku bisa beribadah kepadaMu sesuka hatiku dan sekehendakku!”

Beliau beranjak dan tempat duduknya dan tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepadaku.



Beliau terperanjat dan berkata: “Apakah Anda membuntutiku sejak kemarin malam wahai saudaraku dari Bashrah?”

Aku menjawab: ‘Benar.”

Beliau berkata: “Rahasiakanlah apa yang Anda lihat, semoga Allah merahasiakan aib Anda!”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ‌ۚ وَاِنۡ تُخۡفُوۡهَا وَ تُؤۡتُوۡهَا الۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡ‌ؕ وَيُكَفِّرُ عَنۡكُمۡ مِّنۡ سَيِّاٰتِكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah Ayat 271)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More