Kisah Mubahalah dan Pemberontakan Keturunan Ali bin Abi Thalib di Era Khalifah Harun Al-Rasyid

Minggu, 12 Juni 2022 - 19:38 WIB
Di tempat itulah dia mulai memerintahkan pada juru tulisnya untuk menulis surat kepada Yahya bin Abdullah. Menurut Thabari, beberapa balasan surat antara kedua orang tersebut.

Pada intinya, Fadl bin Yahya meminta agar Yahya bin Abdullah menyerah dan mengakui legitimasi Harun Al-Rasyid. Dia juga berjanji, bila Yahya bersedia mematuhi keinginannya, maka Fadl akan memberikannya harta yang banyak dan juga pemukian yang layak.

Yahya bin Abdullah pun bersedia memenuhi pemintaan tersebut, tapi dengan sejumlah syarat. Salah satunya, dia ingin agar Harun Al-Rasyid mengeluarkan surat yang langsung ditulis oleh tangannya sendiri, berisi tentang perintah kepada Fadl bin Yahya untuk menjamin keselamatan hidup Yahya bin Abdullah.

Yahya juga meminta agar penandatanganan perjanjian damai yang diminta Fadl tersebut langsung dengan Harun Al-Rasyid. Dan yang terpenting, perjanjian tersebut harus dilakukan di hadapan para saksi, hakim, dan para pemuka Bani Hasyim.

Setelah mendapatkan semua persyaratan dari Yahya bin Abdullah, Fadl pun langsung mengirimkan surat kepada Harun Al-Rasyid tentang semua syarat yang diminta Yahya tersebut.

Mendapat persyarat damai dari Yahya, Harun Al-Rasyid sangat gembira. Seketika dia langsung menyanggupi untuk memenuhi semua persyaratan tersebut. Dia pun langsung menulis sendiri surat perintah kepada Fadl bin Yahya, yang isinya memerintahkan agar Fadl menjamin keselamatan Yahya.



Mendapat perintah langsung dari khalifah, Fadl langsung menyampaikan berita ini pada Yahya. Mereka pun menandatangani perjanjian yang isinya, bahwa Fadl akan menjamin keselamatan Yahya dengan cara apa pun, dan menyerahkan uang sebesar 1.000.000 Dirham sebagaimana yang dijanjikannya.

Setelah menandatangani perjanjian tersebut, kedua orang ini pun berangkat bersama ke Baghdad, untuk menandatangani perjanjian damai yang sesungguhnya dengan Harun Al-Rasyid.

Di Baghdad, Yahya bin Abdullah ternyata sudah ditunggu oleh khalifah. Dia disambut dengan tangan terbuka dan suka ria oleh Harun Al-Rasyid. Setelah semua persiapan saksi, hakim dan para pemuka Bani Hasyim berkumpul, maka penandatanganan perjanjian pun dimulai. Perjanjian ini juga ditandatangani oleh para saksi yang hadir.

Setelah perjanjian tersebut, Fadl diberikan promosi jabatan dan Yahya diberikan permukiman yang layak di Kota Baghdad. Sejak hari ini, Yahya bin Abdullah hidup di kota tersebut di bawah perlindungan khusus dari Fadl bin Yahya.

(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ‏ (١٩) اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا (٢٠) وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا (٢١) اِلَّا الۡمُصَلِّيۡنَۙ (٢٢) الَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَاتِهِمۡ دَآٮِٕمُوۡنَ (٢٣) وَالَّذِيۡنَ فِىۡۤ اَمۡوَالِهِمۡ حَقٌّ مَّعۡلُوۡمٌ (٢٤) لِّلسَّآٮِٕلِ وَالۡمَحۡرُوۡمِ (٢٥)
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta

(QS. Al-Ma'arij Ayat 19-25)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More