3 Akhlak yang Harus Dimiliki Juru Dakwah Menurut Ibnu Taimiyah

Kamis, 14 Juli 2022 - 16:08 WIB
Menurut Ibnu Taimiyah, dalam tugas kewajiban amar makruf nahi mungkar harus ada 3 hal: ilmu, halus dan sabar Foto/Ilustrasi: SINDOnews
Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul "Al Amru bil Ma'ruf wan Nahyu anil Munkar" mengatakan amar makruf nahi munkar harus dengan cara halus, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :

"Tiadalah sikap halus dalam suatu hal melainkan memperbagus sesuatu itu, dan tiadalah sikap kasar dalam suatu hal melainkan hanya memperburuknya." [HR Muslim]

Sabda Rasulullah SAW yang lain: "Allah bersifat sangat halus, menyukai sikap halus dalam semua urusan; dan Dia memberi karena sikap halus itu, sesuatu yang tidak akan Dia berikan karena sikap kasar" [HR Muslim]

Juru dakwah (yang melakukan amar ma'ruf nahi mungkar ) harus bersifat hilm dan tabah (sabar) terhadap setiap gangguan - sebab ia mesti menemui gangguan. "Jika tidak hilm dan sabar, akan lebih banyak membawa mafsadat daripada maslahat," tutur Ibnu Taimiyah.





Dalam kisah Al-Qur'an, Luqman berkata kepada puteranya:

"Hai anakku, dirikan sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yg makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." [ QS 31 :17]

Karena itu Allah menyuruh bersabar kepada para Rasul-Nya (pemimpin amar ma'ruf nahi mungkar) seperti firman-Nya kepada Rasul-Nya terakhir - bahkan disertai dengan penyampaian risalah. Firman Allah yang merupakan pengangkatan terhadap Muhammad sebagai Rasul-Nya adalah surat Al Mudatsir yang diturunkan sesudah Al 'Alaq. Sedang dengan Surat Al 'Alaq, beliau diangkat sebagai Nabi. Dalam surat Al Mudatstsir itu Allah berfirman:

"Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berikan peringatan dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah." [ QS 74 :1-7]

Allah memulai ayat-ayat risalah (kerasulan)-Nya kepada makhluk dengan menyuruh memberi peringatan, dan mengakhirinya dengan menyuruh sabar. Allah berfirman: "Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami..." [ QS 52 :48]

"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhi mereka dengan cara baik." [ QS 73 :10]

"Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari para Rasul.." [ QS 46 :35]

"Maka bersabarlah kamu (wahai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan jangan kamu seperti orang yang berada dalam" (perut) ikan (Nabi Yunus)..." [ QS 68 :48]

"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan" [ QS 16 : 127]

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan." [ QS 11 :115]



Ilmu, Halus, dan Sabar

Menurut Ibnu Taimiyah, dalam tugas kewajiban amar makruf nahi mungkar harus ada 3 hal: ilmu, halus dan sabar.

Ilmu harus sudah dimiliki sebelum melakukan tugas kewajiban amar makruf nahi mungkar, sikap halus harus bersamaan dengan pelaksanaan tugas, dan sifat sabar sesudah pelaksanaan tugas, meski sebenarnya ketiganya harus ada dalam semua keadaan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More