Kisah Umar bin Khattab Mengata-ngatai Hajar Aswad

Selasa, 19 Juli 2022 - 16:08 WIB
Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan dari surga. Foto/Ilusrasi: Ist
Oleh Muhamad Abror

Santri Pesantren Asshiddiqiyah

Hajar Aswad bagi umat muslim bukanlah batu hitam biasa, akan tetapi merupakan salah satu icon sakral yang bisa dijumpai mereka yang sedang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW sudah dijelaskan sejumlah keistimewaannya, di antaranya adalah sebagai berikut,

Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan dari surga. Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Imam At-Tirmizi disebutkan,

عن ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " نزل الحجر الأسود من الجنة " . رواه الترمذي.

Artinya, "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, 'Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Hajar Aswad diturunkan dari surga.'" (HR Tirmidzi)



Hajar Aswad juga diyakini telah banyak menghapus dosa-dosa umat manusia. Umat Islam mempercayai, pada mulanya warna batu ini adalah putih mengilap, lebih putih dari air susu. Warnanya menjadi hitam akibat dosa-dosa manusia. Dalam hadis riwayat Ibnu Khuzaimah disebutkan:

,

روي ابن خزيمة عن ابن عباس رضي الله عنهما أن الحجر الأسود ياقوتة من يواقيت الجنة أشد بياضا من اللبن وإنما سودته خطاي ابن آدم ولولا ذلك ما مسه ذوعمة إلا برئ

Artinya, “Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa sesungguhnya hajar aswad merupakan salah satu batu intan permata dari beberapa intan permata di surga, berwarna sangat putih, lebih putih dari susu, hanya saja dosa-dosa manusia menjadikannya hitam. Andai saja tidak terjadi hal itu, maka tak seorang pun yang sakit ketika menyentuhnya kecuali ia akan sembuh.” (HR Ibnu Khuzaimah)

Kemudian, orang yang bisa mencium Hajar Aswad juga akan diampuni dosa-dosanya, dengan syarat melakukannya penuh keimanan. Anjuran mencium Hajar Aswad ini ditegaskan dalam hadis riwayat Imam Muslim berikut:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ أَتَى الْحَجَرَ فَاسْتَلَمَهُ ثُمَّ مَشَى عَلَى يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلَاثًا وَمَشَى أَرْبَعًا

Artinya, “Dari Jabir bin Abdullah RA, bahwa ketika Rasulullah SAW sampai di Makkah, beliau mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya, kemudian beliau berjalan ke sebelah kanannya. Beliau berlari-lari kecil tiga kali, dan berjalan biasa empat kali.” (HR Muslim)



Kisah Umar dan Hajar Aswad

Terkait keutamaan mencium Hajar Aswad, terdapat cerita menarik pada zaman Rasul. Dikisahkan, sekali waktu Umar bin Khattab mendatangi batu mulia itu dan dengan tegas ia mengatainya, “Sungguh, saya tahu engkau hanya batu, tidak bisa memberikan mudarat dan manfaat. Sungguh, andai aku tidak melihat Nabi SAW menciummu, niscaya aku pun tidak akan menciummu!”

Kisah ini didokumentasikan oleh Imam Bukhari dalam kitab Sahih-nya sebagai berikut:

أنَّهُ جَاءَ إلى الحَجَرِ الأسْوَدِ فَقَبَّلَهُ، فَقالَ: إنِّي أعْلَمُ أنَّكَ حَجَرٌ، لا تَضُرُّ ولَا تَنْفَعُ، ولَوْلَا أنِّي رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُقَبِّلُكَ ما قَبَّلْتُكَ.

Artinya, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya, Umar bin Khattab kemudian berkata (kepada Hajar Aswad), ‘Sungguh saya tahu bahwa engkau hanya batu, tidak bisa memberikan mudarat dan manfaat. Sungguh, andai aku tidak melihat Nabi SAW menciummu, niscaya aku pun tidak akan menciummu!” (HR Bukhari)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More