Kisah Dihyah bin Khalfah al-Kalbi ketika Malaikat Jibril Menjelma Dirinya
Rabu, 09 November 2022 - 14:44 WIB
Dihyah bin Khalfah al-Kalbi ra adalah salah satu di antara para sahabat Nabi SAW . Dia dikenal amat tampan, bahkan malaikat Jibril seringkali menyamar dalam bentuk dirinya ketika menjumpai Rasulullah SAW .
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadis dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW menceritakan telah diperlihatkan kepada beliau para nabi. Beliau antara lain menyebut dirinya mirip Nabi Ibrahim . "Dan aku pun melihat Jibril as, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat adalah Dihyah,” tutur Rasulullah SAW.
Lalu siapa Dihyah yang mirip Malaikat Jibril itu? Ibni Sa’ad dalam Thabaqat menyebut Dihyah masuk Islam sebelum perang Badar. Akan tetapi, dalam peperangan itu, beliau belum sempat mengikutinya. Baru, setelah peperangan itu, beliau tidak pernah absen dalam jihad di medan peperangan.
Dihyah Al-Kalbi menguasai berbagai bahasa dengan baik, khususnya bahasa Romawi. Oleh karenanya, Rasulullah mengutusnya untuk menemui Kaisar Romawi. Dihyah Al-Kalbi diutus Rasulullah SAW menyampaikan surat ajakan kepada Kaisar Romawi masuk Islam.
Dihyah Al-Kalbi pun bertemu Kaisar Hiraklius yang merupakan seorang Nasrani. Pada saat itu, Kaisar Hiraklius akan melakukan ibadah di tanah Al-Quds, setelah ia memenangkan pertempuran melawan pasukan Persia. Bersamaan dengan Raja Hiraklius, Dihyah Al-Kalbi juga sampai di Al-Quds.
Tidak berselang lama dari pertemuan keduanya, Dihyah Al-Kalbi pun segera memberikan surat dari Rasulullah SAW. Setelah menerima surat tersebut, Hiraklius bertanya kepada Dihyah Al-Kalbi tentang sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Katsir dalam "Al-Bidayah wan-Nihayah" menyebutkan sepulang dari menemui kaisar – dan Dihyah mendapatkan hadiah yang banyak dari kaisar – ketika ia telah sampai di daerah Hisma, ia dihadang oleh sekelompok orang dan mereka pun mengambil semua yang ada padanya. Maka Rasulullah SAW mengutus Zaid bin Haritsah ra untuk memerangi mereka.
Karunia Allah
Dihyah dikaruniai Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril seringkali datang menemui Rasulullah SAW dalam wujud menyerupai dirinya.
Imam an-Nasaa`i meriwayatkan dengan sanad yang shahîh dari Yahya bin Ya’mur dari Ibnu ‘Umar ra:
كَانَ جِبْرَائِيْلُ يَأْتِيْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ صُوْرَةِ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ.
Malaikat Jibril as mendatangi Nabi SAW dalam rupa Dihyah al-Kalbi.
Hadis lainnya, dari Abu Utsman, ia berkata: “Telah diberitakan kepadaku bahwa Malaikat Jibril as datang kepada Nabi SAW dan Ummu Salamah sedang bersama beliau. Maka, dia pun berbicara lantas berdiri, sehingga Nabi SAW pun berkata kepada Ummu Salamah: ‘Siapakah ini?’ – atau seperti ucapan beliau – lantas Ummu Salamah pun berkata: ‘Ini adalah Dihyah’.
Ummu Salamah berkata: ‘Demi Allah, sungguh aku mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku mendengar khutbah Nabi SAW yang mengabarkan bahwa dia adalah Malaikat Jibril as." (HR Bukhari)
Diceritakan bahwa ketika orang-orang kafir sudah kembali dari tragedi perang Khandaq dalam keadaan kalah, Nabi juga kembali menuju Madinah. Di tengah perjalanan, Nabi didatangi oleh Malaikat Jibril yang menunggang keledai putih dan mengenakan sorban yang terbuat dari sutra.
Pada saat itu, Malaikat Jibril menjelma wajah Dihyah Al-Kalbi. Malaikat Jibril berpesan kepada Nabi SAW, “Berjalanlah menuju arah Bani Quraidhah.” Nabi Muhammad kemudian memberikan seruan kepada para sahabat, “Barang siapa yang mendengar dan taat, maka jangan melakukan sholat Asar sebelum sampai di wilayah Bani Quraidhah.”
Sebelum Nabi dan para sahabat melaksanakan sholat di Bani Quraidhah, salah satu sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Ia bertanya tentang alasan Dihyah Al-Kalbi menemui Nabi dengan menunggang keledai putih dan mengenakan sorban yang terbuat dari sutra.
Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya ia adalah Malaikat Jibril–yang menjelma Dihyah Al-Kalbi. Ia lebih dulu sampai Bani Quraidhah untuk menakut-nakuti penduduk di sana.”
Setelah Nabi wafat, Dihyah Al-Kalbi turut serta melanjutkan misi Nabi di bawah kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Bahkan ia juga ikut membela Islam dalam pertempuran Yarmuk, melawan pasukan Romawi yang terjadi pada tahun 15 H.
Pada masa hidupnya, Dihyah tinggal di daerah Mizzah di Damaskus, dan beliau hidup hingga sampai masa kekhilafahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadis dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW menceritakan telah diperlihatkan kepada beliau para nabi. Beliau antara lain menyebut dirinya mirip Nabi Ibrahim . "Dan aku pun melihat Jibril as, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat adalah Dihyah,” tutur Rasulullah SAW.
Baca Juga
Lalu siapa Dihyah yang mirip Malaikat Jibril itu? Ibni Sa’ad dalam Thabaqat menyebut Dihyah masuk Islam sebelum perang Badar. Akan tetapi, dalam peperangan itu, beliau belum sempat mengikutinya. Baru, setelah peperangan itu, beliau tidak pernah absen dalam jihad di medan peperangan.
Dihyah Al-Kalbi menguasai berbagai bahasa dengan baik, khususnya bahasa Romawi. Oleh karenanya, Rasulullah mengutusnya untuk menemui Kaisar Romawi. Dihyah Al-Kalbi diutus Rasulullah SAW menyampaikan surat ajakan kepada Kaisar Romawi masuk Islam.
Dihyah Al-Kalbi pun bertemu Kaisar Hiraklius yang merupakan seorang Nasrani. Pada saat itu, Kaisar Hiraklius akan melakukan ibadah di tanah Al-Quds, setelah ia memenangkan pertempuran melawan pasukan Persia. Bersamaan dengan Raja Hiraklius, Dihyah Al-Kalbi juga sampai di Al-Quds.
Tidak berselang lama dari pertemuan keduanya, Dihyah Al-Kalbi pun segera memberikan surat dari Rasulullah SAW. Setelah menerima surat tersebut, Hiraklius bertanya kepada Dihyah Al-Kalbi tentang sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Katsir dalam "Al-Bidayah wan-Nihayah" menyebutkan sepulang dari menemui kaisar – dan Dihyah mendapatkan hadiah yang banyak dari kaisar – ketika ia telah sampai di daerah Hisma, ia dihadang oleh sekelompok orang dan mereka pun mengambil semua yang ada padanya. Maka Rasulullah SAW mengutus Zaid bin Haritsah ra untuk memerangi mereka.
Karunia Allah
Dihyah dikaruniai Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril seringkali datang menemui Rasulullah SAW dalam wujud menyerupai dirinya.
Imam an-Nasaa`i meriwayatkan dengan sanad yang shahîh dari Yahya bin Ya’mur dari Ibnu ‘Umar ra:
كَانَ جِبْرَائِيْلُ يَأْتِيْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ صُوْرَةِ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ.
Malaikat Jibril as mendatangi Nabi SAW dalam rupa Dihyah al-Kalbi.
Hadis lainnya, dari Abu Utsman, ia berkata: “Telah diberitakan kepadaku bahwa Malaikat Jibril as datang kepada Nabi SAW dan Ummu Salamah sedang bersama beliau. Maka, dia pun berbicara lantas berdiri, sehingga Nabi SAW pun berkata kepada Ummu Salamah: ‘Siapakah ini?’ – atau seperti ucapan beliau – lantas Ummu Salamah pun berkata: ‘Ini adalah Dihyah’.
Ummu Salamah berkata: ‘Demi Allah, sungguh aku mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku mendengar khutbah Nabi SAW yang mengabarkan bahwa dia adalah Malaikat Jibril as." (HR Bukhari)
Diceritakan bahwa ketika orang-orang kafir sudah kembali dari tragedi perang Khandaq dalam keadaan kalah, Nabi juga kembali menuju Madinah. Di tengah perjalanan, Nabi didatangi oleh Malaikat Jibril yang menunggang keledai putih dan mengenakan sorban yang terbuat dari sutra.
Pada saat itu, Malaikat Jibril menjelma wajah Dihyah Al-Kalbi. Malaikat Jibril berpesan kepada Nabi SAW, “Berjalanlah menuju arah Bani Quraidhah.” Nabi Muhammad kemudian memberikan seruan kepada para sahabat, “Barang siapa yang mendengar dan taat, maka jangan melakukan sholat Asar sebelum sampai di wilayah Bani Quraidhah.”
Sebelum Nabi dan para sahabat melaksanakan sholat di Bani Quraidhah, salah satu sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Ia bertanya tentang alasan Dihyah Al-Kalbi menemui Nabi dengan menunggang keledai putih dan mengenakan sorban yang terbuat dari sutra.
Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya ia adalah Malaikat Jibril–yang menjelma Dihyah Al-Kalbi. Ia lebih dulu sampai Bani Quraidhah untuk menakut-nakuti penduduk di sana.”
Setelah Nabi wafat, Dihyah Al-Kalbi turut serta melanjutkan misi Nabi di bawah kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Bahkan ia juga ikut membela Islam dalam pertempuran Yarmuk, melawan pasukan Romawi yang terjadi pada tahun 15 H.
Pada masa hidupnya, Dihyah tinggal di daerah Mizzah di Damaskus, dan beliau hidup hingga sampai masa kekhilafahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
(mhy)